Pusat Bahasa ITB Menyiapkan Tes "English Proficiency" Mandiri

Oleh Krisna Murti

Editor -

Bandung, itb.ac.id - Sebagai reaksi atas tidak adanya lagi layanan tes TOEFL-Like, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bahasa ITB sedang menyiapkan tes kemampuan bahasa Inggris (English Proficiency) mandiri. Tes mandiri ini akan menjadi tes kemampuan bahasa inggris untuk mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) serta calon mahasiswa program pascasarjana. Hal ini diungkapkan oleh Drs. Gumawang Jati, M.A., Kepala UPT Pusat Bahasa siang ini (10/5). Ditemui di kantornya, Jati juga mengungkapkan bahwa keputusan bahwa UPT Pusat Bahasa ITB tidak lagi menyelenggarakan tes TOEFL-like ini telah disetujui oleh Eksekutif ITB yang lain. Keputusan tersebut diambil semenjak publikasi "Trademark Cautionary Notice" dari ETS (English Test Service), yang memegang lisensi tunggal tes TOEFL, di harian Kompas, 13 April 2007. Dalam peringatan tersebut, dinyatakan bahwa ETS adalah satu-satunya pemegang lisensi tes TOEFL di Indonesia. Karenanya, pernyataan bahwa suatu lembaga menyelenggarakan tes "TOEFL-like" atau "TOEFL Prediction" adalah bentuk pelanggaran hak cipta. Peringatan itu juga mencantumkan ETS akan menempuh jalur hukum jika menemui bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta TOEFL tersebut. Buntu publikasi peringatan tersebut ITB memutuskan untuk tidak lagi memberikan tes TOEFL-like. "Setahu saja bukan hanya ITB," kata Jati, " Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Hasanudin, mengeluarkan keputusan yang sama dengan keputusan ITB" UPT Pusat Bahasa tetap menyelenggarakan tes TOEFL tapi merupakan tes TOEFL yang resmi dikeluarkan oleh ETS melalui IIEF, Indonesian-International English Foundation. Tes ini memang tidak seharga Rp 55.000,- seperti tes TOEFL-like yang ditawarkan UPT Pusat Bahasa sebelum-sebelumnya. Tes TOEFL yang satu ini biaya tesnya mencapai Rp 275.000,-. TOEFL ini merupakan TOEFL Institutional yang resmi; dicap sebagai TOEFL.ITP (TOEFL Institutional Test Program). Tes TOEFL hanya akan diselenggarakan jika minimum kuota pengambilan tes tercapai. "Kalau terkumpul 12 orang, baru TOEFL kita selenggarakan," tutur Jati, "Kami terpaksa harus begitu karena kami menyamakan kuota minimum IIEF." Penerimaan mahasiswa baru yang semakin dekat membuat UPT Pusat Bahasa bertekad membuat standar tes kemampuan berbahasa Inggris (English Proficiency Test) yang mandiri. "Standarnya pasti akan mendekati TOEFL. Mirip," janji Jati, "Ini hanya untuk mengakali biaya yang terlalu mahal jika kita menggunakan TOEFL yang asli." Tes mandiri ini pastinya hanya akan diakui dalam lingkungan ITB. Pilihan ini diambil demi mengurangi beban biaya tanpa mengurangi standar kualitas. "Kita gak mau membebani mahasiswa baru tapi juga jelas tidak akan mengorbankan kualitas," tambah Jati. Dirinya berjanji dalam waktu dekat ini, minimal satu set tes kemampuan bahasa Inggris mandiri ITB akan dirilis.

scan for download