Profil Alumni

Djuanda Kartawidjaja


Djuanda Kartawidjaja adalah tokoh pemerintahan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-10 dan Menteri Keuangan. Djuanda terkenal akan Deklarasi Djuanda di tahun 1957. Djuanda lahir di Tasikmalaya, 14 Januari 1911. Ia menerima pendidikan menengah atas di Hoogere Burgerschool te Bandoeng sebelum menempuh pendidikan sarjana teknik sipil Technische Hoogeschool te Bandoeng (ITB). Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dengan corak tersendiri, sebagai satu kesatuan. Deklarasi Djuanda adalah landasan hukum bagi undang-undang untuk menggantikan Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie di tahun 1939. Djuanda wafat di Jakarta pada umur 52 tahun di tahun 1963. Namanya diabadikan sebagai Bandar Udara Internisonal Juanda di Surabaya untuk mengapresiasi perannya dalam perjuangan pembangunan lapangan terbang tersebut. Selain bandar udara tersebut, namanya digunakan untuk Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dan Museum dan Monumen Ir. H. Djuanda di Bandung, Jl. Ir. H. Juanda di Jakarta, dan Stasiun Juanda di Jakarta. Sosoknya juga diabadikan di uang kertas Rupiah pecahan Rp50.000.


Samaun Samadikun


Samaun Samadikun adalah insinyur ternama di Indonesia yang terkenal akan ketekunannya dalam mengembangkan mikroelektronika di Indonesia. Lahir di Magetan di tahun 1931, Samaun kemudian memilih untuk mempelajari elektro di ITB. Akan tetapi, pendidikannya di ITB tidak tuntas; hubungan Indonesia dan Belanda memburuk sehingga dosen ITB berkebangsaan banyak yang berpulang ke negaranya. Untungnya, Samaun menerima tawaran untuk melanjutkan studinya di Amerika. Berdasarkan evaluasi di Universitas Stanford, ia dapat langsung mengikuti program Master tanpa mengambil dahulu program Bachelor. Samaun sempat bekerja sebagai dosen di ITB sebelum kembali ke Stanford dan berhasil memperoleh gelar Ph.D. Samaun sesungguhnya mempunyai kesempatan untuk menggali harta di Silicon Valley, namun ia lebih memilih untuk pulang ke ITB. Samaun berhasil mematenkan metode membentuk area ketebalan silicon wafer yang dikabulkan oleh pemerintahan Amerika. Samaun berimpian untuk membuat suatu kota seperti Silicon Valley di Indonesia dan memajukan mikroelektronika, dengan sebutan Bandung High Tech Valley. Namun, impiannya belum sempat telaksana sebelum wafatnya di tahun 2006. Meskipun demikian, cita-cita pembangunan Samaun telah menjadi fondasi yang kokoh bagi perkembangan mikroelektronika di Indonesia.


Wiratman Wangsadinata


Wiratman Wangsadinata ialah seorang founder dan Direktur Utama PT. Wiratman & Associates, Konsultan Multidisiplin, yang telah berdiri sejak tahun 1976. Sampai saat ini, PT. Wiratman & Associates telah terlibat dalam perencanaan dan pengawasan ratusan atau bahkan ribuan proyek konstruksi mulai dari jembatan, bendungan, jalan, dan banyak gedung tinggi. Prof. Wiratman merupakan orang yang memprakarsai pengadaan peraturan gempa di Indonesia. Meskipun beliau sukses di bidang praktisi, dan keberadaannya diakui di komunitas teknik sipil, tetapi karena cintanya pada dunia teknik sipil beliau terus melakukan penelitian disertasi. Setelah berhasil menyelesaikan program doktor dan lulus cum-laude, beberapa tahun kemudian beliau menjadi profesor di Institut Teknologi Bandung. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata lahir di Jakarta, 25 Februari 1935, dan menghembuskan napas terakhir pada 5 April 2017. Prof. Wiratman selamanya akan dikenang sebagai master infrastruktur di Indonesia. Pengabdian dan pengaruhnya selama beberapa dekade di bidang pembangunan infrastruktur selalu menjadi dasar dalam pengembangan ilmu Teknik Sipil.


Prof. Tjia May On


Prof. Tjia May On ialah seorang profesor di kelompok keahlian Fisika Magnetik dan Fotonik FMIPA ITB. Beliau lulus dari Program Sarjana Fisika ITB pada tahun 1962, kemudian mengejar program pascasarjana di Northwestern University USA dan menerima gelar Ph.D pada tahun 1969 pada bidang Fisika Partikel. Tjia May On berkontribusi dalam mendirikan Program Pascasarjana dalam Optoelektronika dan Aplikasi Laser di Universitas Indonesia pada tahun 1976 dan telah menerbitkan 158 publikasi di jurnal internasional, dengan 722 kutipan, dan bekerja sama dengan 157 penulis yang menghasilkan indeks-h 19. Beliau dilahirkan di Probolinggo, 25 Desember 1934 dan meninggal pada 5 November 2019. Selama hidupnya di ITB, beliau pernah dianugerahi Bakrie Award 2012 dari Freedom Institute. Selain itu, beliau juga menerima Anugerah Sewaka Winayaraha 2007 dari pemerintah Indonesia atas kontribusinya di pendidikan tinggi Indonesia, Ganesa Cendikia Widya Adiutama 2009 dari ITB untuk publikasi internasionalnya di bidang fisika material, dan Penghargaan Sarwono 2016 dari LIPI untuk penelitian ilmiah dan dedikasinya dalam mengembangkan budaya penelitian ilmiah di Indonesia. Ia juga seorang anggota dewan editorial di Journal of Nonlinear Optical Physics and Materials sejak 2004.


Pantur Silaban


Prof. Pantur Silaban adalah seorang ahli fisika Indonesia. Ia menjadi profesor fisika teoretis di Institut Teknologi Bandung pada Januari 1995 dan dikenal sebagai fisikawan Indonesia pertama (bahkan Asia Tenggara) dalam teori relativitas, terutama Relativitas Umum, yang digolongkan langka di bidangnya. Ia dinyatakan sebagai orang Indonesia pertama yang mengeksplorasi teori peninggalan Einstein karena temuannya tentang Teori Gravitasi Quantum dengan menggabungkan teori Bidang Quantum dan Relativitas Umum. Teori yang sebelumnya disebutkan oleh para ahli adalah teori yang ingin dijelajahi Einstein lebih dalam. Ia dikenal sebagai seseorang yang tertarik dengan segala hal tentang alam, ia bahkan sering memberikan materi tentang perkembangan alam dari tingkat mikro ke alam semesta di berbagai acara seperti seminar dan simposium baik nasional maupun internasional. Ia dianugerahi Penghargaan Bakrie pada tahun 2009.


Yogi Ahmad Erlangga


Yogi Ahmad Erlangga sering dipanggil sebagai Habibie Muda karena penemuan pertamanya dalam matematika. Dia mengambil jurusan Teknik Dirgantara di Institut Teknologi Bandung dan lulus pada tahun 1993. Kemudian, dia mengejar gelar master dan doktoral dalam matematika terapan di Universitas Delft, Belanda. Untuk tesisnya, ia berhasil menyelesaikan persamaan Helmholtz dengan matematika numerik dengan cara yang kuat. Persamaan ini terkenal mustahil untuk dipecahkan dan telah menghalangi perkembangan teknologi. Penemuannya mengejutkan banyak perusahaan minyak dan gas multinasional, dan akademisi lainnya. Dengan penemuan ini, perusahaan minyak dan gas dapat menemukan sumber minyak di pusat bumi yang dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dengan penemuan ini, Yogi dapat memiliki paten dan mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar, tetapi ia memutuskan untuk tidak mematenkannya. Dia ingin semua orang dapat menggunakan penemuannya untuk pengembangan lebih lanjut dari teknologi dan sains, karena itu adalah hak asasi manusia.


Hokky Situngkir


Hokky Situngkir is an Indonesian scientist for complexity theory in Surya University and the founder of the research institute for social complexity research, Bandung Fe Insitute. He was born in Pematangsiantar North Sumatera on February, 7th 1978. He finished his undergraduate degree in Electrical Engineering ITB and actively involved in various research areas such as artificial societies and social simulations, memetics and cultural studies, dynamic system analysis, neural network and statistical modeling, and financial analysis. From his interest in this research, Hokky was awarded Bakrie Award in the category of “Hadiah Khusus untuk Ilmuwan Muda Berprestasi” along with the other 5 figures who contribute to their field.


Prof. Dr. Khoirul Anwar


Prof. Dr. Khoirul Anwar adalah seorang pendiri dan pemilik paten dari orthogonal frequency division multiplexing yang didasarkan pada teknologi 4G. Perjuangannya sebagai anak seorang petani berhasil dengan mendapatkan beasiswa penuh untuk pendidikannya selama empat tahun kuliah. Dia meneruskan Pendidikan sarjananya di Teknik Elektro ITB di tahun 2000 dan lulus dengan predikat cumlaude. Dia kemudian melanjutkan studinya di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan lulus Pendidikan master di tahun 2005 dan doktor pada 2008. Penemuan terkait teknologi 4G dianugerahi Best Paper Award for Young Scientist di Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010. Penemuannya tersebut diinspirasi oleh film anime Dragon Ball Z. Dalam film anime tersebut, tokoh karakternya Goku dapat menyerap semua energi dalam alam semesta dan memproduksi energi yang besar. Khoirul Anwar terinspirasi untuk membuat sebuah turbo decoder yang dapat mengumpulkan dan menyerap semua energi dari blok transmisi yang tertunda untuk mengeliminasi distorsi data yang disebabkan oleh interfensi gelombang.