Campus Channel Diresmikan

Oleh Krisna Murti

Editor -

Bandung, itb.ac.id - Bersamaan dengan pembukaan Konferensi Internasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Rural (Rural-ICT) Senin (6/8) lalu, diresmikan pula Campus Channel. Campus Channel merupakan kolaborasi organisasi-organisasi kemahasiswaan ITB yang hendak membangun TV dan Radio komunitas ITB yang berbasiskan teknologi digital melalui protokol internet (IP, internet protocol). Organisasi yang masuk dalam kolaborasi ini adalah Kantor Berita ITB, Departemen Komunikasi dan Informasi Kabinet KM, Ganesha TV, Radio Kampus, Amateur Radio Club, dan Liga Film Mahasiswa. Campus Channel merupakan salah satu wujud dari "Inisiatif Integrasi Media ITB" yang digagas oleh Kantor Berita ITB dan Departemen Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabinet KM ITB. Inisiatif ini merupakan inisiatif yang bercita-cita hendak membangun komunitas ITB yang berbudaya produktif dan berbudaya positif, yang secara sinergis membangun 'excellence' ITB secara kontinu. "Kami akan terus secara konsisten menyosialisasikan ini ke organisasi-organisasi yang ada di ITB," kata Shana, Menteri Kominfo KM ITB, "Harapannya semua organisasi di ITB turut mendukung inisiatif ini dan komunitas ITB secara keseluruhan maju bersama dengan lebih sinergis." Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) ITB memang secara sepenuhnya mendukung pembentukan Campus Channel ini. Utamanya karena Campus Channel ini akan menggunakan teknologi digital melalui IP. Pembangunan dan pengembangan Campus Channel di ITB akan menjadi model untuk kemudian diterapkan di wilayah dan komunitas rural. "Melalui Campus Channel ini, ITB akan menjadi 'test bed' sebelum teknologi yang murah dan mudah ini akan diaplikasikan sebenarnya di rural," tutur Armein Z.R. Langi, Kepala PPTIK. Dalam kesempatan Konferensi Rural-ICT ini, Campus Channel menggelar kekuatannya yang memukau banyak pengunjung pameran. Dengan tiga kamera, mixer audio serta mixer video -kualitas standar stasiun televisi sebenarnya- Ganesha TV merekam momen-momen dalam konferensi. Selanjutnya anggota Amateur Radio Club segera memasukkan konten audio-visual tersebut ke dalam server jaringan ITB dan ke dalam jaringan INHERENT (Indonesia Higher Education Network). Dengan ini semua, maka semua momen dalam konferensi Rural-ICT secara langsung dapat dinikmati melalui jaringan internet dan jaringan INHERENT. Sementara itu, Radio Kampus ITB secara lokal mengadakan siaran, memberitakan liputan pameran dan konferensi Rural-ICT. Siaran radio ini pun dapat diakses melalui internet. Sementara itu, selama pameran, dokumentasi dari Liga Film Mahasiswa mewarnai layar besar Aula Barat, di mana pameran diselenggarakan. "Kemarin datang seorang reporter televisi lokal Bandung yang terpukau dengan kemampuan kami," tutur Novi dari Kominfo KM, "Katanya di stasiun TV tempat dia bekerja pun tidak punya mixer digital seperti yang kami punya". Memang, tampak para pengunjung pameran yang singgah ke stand Campus Channel terkagum oleh kemampuan mahasiswa yang dapat menghasilkan pekerjaan yang setara dengan pekerjaan profesional. Bagi Armein Campus Channel adalah "panggung" baru dalam komunitas ITB. "Kita mau membangun suatu "panggung" di mana orang -siapapun itu- bisa tampil dan mengekspresikan kemampuannya," katanya, "Dengan panggung ini terbentuk budaya suka berkontribusi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas komunitas ITB." Dalam waktu dekat, Campus Channel bersama dengan PPTIK akan memasang instalasi unit TV dan speaker di beberapa titik pusat massa kampus ITB. Siaran percobaan direncanakan dilakukan pada 27 Agustus 2007. Ditanya apakah akan bersifat komersial, Krisna, Kepala Kantor Berita ITB menjawab, "Bisa jadi. Tapi yang jelas, itu kami pikirkan nanti. Sekarang kami semua sedang fokus pada sosialisasi ke organisasi-organisasi yang ada di ITB serta penyediaan konten yang kontinu." Konferensi internasional dua hari ini menghadirkan 66 makalah ilmiah dalam 18 sesi pararel yang mencakup sub-tema studi kebijakan, e-health, VoIP, teknologi nirkabel, teknologi frekuensi-radio, aplikasi rural, hingga e-learning. Selain itu pada hari kedua terdapat tiga pidato kunci oleh Ir. Luchy H. Korah, MSi, Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur, Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal; Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informasi; Dr. Ir. Budi Darmadi, MSc, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telekomunikasi, Departemen Perindustrian; serta Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Di sela-sela pembicara kunci, terdapat diskusi bersama yang mengangkat tiga tema utama, ekosistem untuk pengentasan kesenjangan digital, studi kebijakan fasilitas industri perangkat lunak dan konten, serta visi indonesia 2030 dalam bidang TIK.

scan for download