Ganesha Film Festival 2014: Wadah Apresiasi Karya Sineas Muda Indonesia

Oleh Neli Syahida

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Ganesha Film Festival, atau yang biasa disingkat Ganffest, merupakan sebuah festival film pendek independen yang diselenggarakan oleh Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB. Acara ini diadakan setiap dua tahun sekali dan mulai diinisiasi pada tahun 2008 lalu. Ganffest diadakan dalam rangka mempertemukan semangat para sineas muda dan juga penikmat film. LFM melihat banyak film pendek indie bermutu yang tidak dapat disaksikan secara luas oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, diusunglah tema "Make it Seen" untuk Ganffest 2014 yang diadakan pada Sabtu-Minggu (22-23/02/2014) ini sebagai bentuk apresiasi karya-karya sineas muda Indonesia. Acara yang diadakan di lapangan CC Timur, ruang 9009, dan Jalan Ganeca ini dibuka dengan dua buah praacara yang telah diadakan sebelumnya,  yaitu Ganesha Exhibition Program (GEP): "The Drive In" dan Bismegaplex. Pada GEP: "The Drive In", penonton disajikan pemutaran film di layar besar yang dapat dinikmati dari mobil masing-masing. Sedangkan pada Bismegaplex disajikan pemutaran yang tidak kalah unik, yaitu menonton film di dalam bis yang bertempat di Braga Culinary Night.

Sebanyak 165 buah film pendek terdaftar dari seluruh Indonesia untuk dilombakan dalam festival film ini. Setelah melalui proses kurasi oleh tim kurator LFM, tiga belas film terbaik lolos dan menjadi film official selection. Film-film tersebut adalah berjudul Cerita Ivy, Sore Hari, Liburan Keluarga, Sunset, Pail, Si Manggale, Whispering Box, Cita, Sang Pembawa Pesan, Loper, Pingitan, Pencuri Sejarah, dan Haryo. Film-film tersebut akan dinilai kembali oleh dewan juri untuk memperebutkan dua buah gelar juara, yaitu Best Cinematography dan Best Film. Juri dalam festival film ini adalah Alex Sihar, Adrian Jonathan, dan Edwin. Ketigabelas film official selection tersebut juga ditayangkan di hari pelaksanaan Ganffest, yaitu di ruang 9009 dan juga di Bismegaplex yang ditempatkan di Jalan Ganeca. Selain dapat menyaksikan pemutaran film, pengunjung juga dapat mengikuti workshop pembuatan film yang diadakan di lapangan CC Timur.

Ganffest diadakan tidak hanya sebagai ajang adu kreativitas. Acara ini juga dilaksanakan untuk membangun tali silaturahmi sekaligus menjadi wadah berbagi ilmu antar komunitas-komunitas pecinta film di Indonesia. Terhitung sekitar 180 orang dari 25 komunitas hadir dan datang untuk menyaksikan karya-karya terpilih di Ganffest. Komunitas yang hadir juga difasilitasi sebuah forum silaturahmi guna membangun dan mempererat hubungan antar komunitas.

Di akhir acara, diadakan sebuah awarding ceremony dan diumumkan pemenang untuk kedua kategori penilaian. Tunggul Banjaransari dengan film pendeknya yang berjudul "Liburan Keluarga" menyapu bersih seluruh gelar juara, yaitu Best Cinematography dan Best Film. Ia memenangkan uang tunai sebesar Rp 12.000.000,00 dan juga dua buah plakat penghargaan. "Festival film seperti Ganffest ini merupakan sebuah langkah kecil dari kami yang diharapkan dapat membantu memajukan perfilman Indonesia," ujar Ibadurrahman Sidik (Teknik Industri 2010), ketua LFM ITB. Selain harapan tersebut, Ganffest juga diharapkan dapat membuka mata khalayak umum tentang karya-karya film pendek yang kini masih redup pelitanya. "It is not just about making a movie, but also making it seen," ujar M. Ishilutfidianto P. (Perencanaan Wilayah dan Kota 2011), ketua Ganffest 2014.


Oleh: Alinda N. Fitriana
Sumber dokumentasi: Dokumentasi Sosial LFM


scan for download