Seminar Perkembangan Industri Komunikasi di Indonesia; Strategi Bisnis dari Konsep Kepemimpinan

Oleh habiburmuhaimin

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Industri komunikasi berkembang dengan sangat pesat, sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi. Pelaku bisnis tak ketinggalan bersaing mengimplementasikan layanan dan ide bisnis yang berkualitas. Menanggapi hal tersebut, Sabtu (06/03/10), Master of Business Administration Sekolah Bisnis dan Manajemen (MBA-SBM) ITB mengadakan seminar dengan topik "Perkembangan Industri Komunikasi di Indonesia". Berlokasi di Auditorium SBM, seminar ini  menghadirkan Presiden Direktur PT XL-Axiata Tbk., Ir. Hasnul Suhaimi, M.M, sebagai pembicara.

Dalam mempelajari bisnis, Hasnul memaparkan sebuah konsep kepemimpinan yang menurutnya adalah pembelajaran yang diperoleh dari alam. Artinya, tidak hanya elemen science yang diperlukan, tapi juga art (visi) dan craft (pengalaman). Science memang diperlukan sebagai metode analisis, tapi untuk menangkap perubahan dalam konsep bisnis, diperlukan art dan craft.

Dalam dunia komunikasi, CEO terbaik tahun 2009 versi majalah SWA ini juga menekankan tentang teori yang dijalankannya di perusahaan komunikasinya. Menurutnya, setiap perusahaan perlu membuat strategi yang dinamakan grand strategy dan kemudian functional strategy. Kedua strategi ini diimplementasikan sedemikian hingga mengeluarkan sebuah hasil (value).

Strategi yang dikembangkan harus berdasarkan pada jaringan (network), tarif, kualitas layanan, dan layanan tambahan (value added services). "Strateginya sebenarnya adalah untuk mencari produk yang benar-benar relevan dan menguntungkan masyarakat," ungkap Lulusan Teknik Elektro ITB tahun 1981 ini. Di masa yang akan datang, pemain utama dan pemain baru di industri komunikasi akan berpindah menuju shared destination. Caranya adalah dengan menurunkan tarif, tidak tersaingi kompetitor, dan meningkatkan keuntungan dan kapasitas.

Selain itu, cara pendistribusian produk menjadi strategi yang penting. "Gunakan dealer untuk area distribusi yang luas," tegas Hasnul. "Memberikan solusi dan pilihan pada pelanggan juga merupakan salah satu bentuk pelayanan yang baik pada pelanggan," tambahnya.

Seluruh strategi ini kemudian diimplementasikan dengan kriteria produk, tarif dan promosi, tempat, dan proses. Produk yang dihasilkan harus merupakan produk bersaing dengan kapasitas tinggi, sedangkan tarif dan promosi juga harus bersifat sederhana dan langsung. Implementasi tempat dan proses juga harus didukung secara benar.

Siklus Hidup Produk

Sebuah perusahaan pada dasarnya selalu memasuki empat fase, yaitu fase awal, pertumbuhan, dewasa, dan fase penurunan. Di fase awal, perusahaan mengadakan riset untuk produknya, sedangkan memasuki fase pertumbuhan, perusahaan menanamkan modalnya untuk semakin memajukan produknya hingga masa dewasa. Di fase ini, perusahaan siap untuk menyiapkan produk dengan kapasitas yang besar. Agar tidak segera memasuki fase penurunan, sebuah perusahaan yang telah memasuki fase dewasa harus mempersiapkan perusahaannya dengan matang.
 
Industri komunikasi yang tengah berada di fase pertumbuhan juga harus selalu berinovasi menciptakan sesuatu yang menarik. "Kuncinya adalah di fase awal seharusnya perusahaan mengeluarkan produk secara ekslusif sehingga menciptakan citra yang baik, walaupun dengan tarif tinggi," ujarnya. "Selanjutnya, setelah memasuki fase dewasa, tarif dapat diturunkan," tambahnya.

Hasnul memperkirakan bahwa industri komunikasi di Indonesia akan segera memasuki fase pendewasaan beberapa tahun mendatang. "Perang tarif pada tahun 2008 lalu juga telah beralih menjadi promo gratis SMS," ungkapnya. "Jika memang promo-promo yang selama ini digencarkan operator komunikasi membawa keuntungan dan manfaat pada masyarakat, industri komunikasi akan semakin matang," tambahnya.

[Christanto]


scan for download