Triple-E 2004: Pengabdian kepada Komunitas Sendiri, Siswa SMU, dan Masyarakat

Oleh Krisna Murti

Editor -

Electrical Engineering Events oleh Himpunan Mahasiswa Elektro Triple-E 2004: Pengabdian kepada Komunitas Sendiri, Siswa SMU, dan Masyarakat Selama 9-11 Desember 2004 lalu, Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) menggelar puncak dari tiga rangkaian acara besar sekaligus, yaitu Electrical Engineering Awards (EEA), Light of Electrical Dreams (LED), dan seminar Network Security and Criptography (NSC). Ketiganya merupakan kesatuan dari 3-E (baca: triple e); yang merupakan singkatan dari Electrical Enginering Events. “Kami mau buat triple e ini jadi icon-nya elektro (HME –red.),” kata Wiwit Setiadi (20), Koordinator umum 3-E. Sebenarnya, 3-E tahun lalu diadakan dengan jauh lebih banyak event. Namun, kebijakan 3-E tahun ini menghasilkan keputusan bahwa tujuan utama 3-E tahun ini adalah pengabdian, dan akan difokuskan pada tiga event besar, yaitu EEA, LED, dan NSC. EEA adalah event yang sasarannya adalah mahasiswa elektro S-1 ITB, diharapkan menjadi wujud pengabdian HME pada komunitas mahasiswa teknik elektro S-1 ITB. LED menjadi wujud pengabdian HME dengan sasaran siswa SMU se-Indonesia. Sementara itu, NSC adalah pengabdian untuk masyarakat umum. Maksud diadakannya EEA adalah untuk memicu budaya berkarya di kalangan mahasiswa elektro ITB. “Tahun ini, EEA hanya mampu merangkul mahasiswa S-1 elektro ITB. Tapi, ke depannya kami harap, EEA ini bisa mengikutsertakan seluruh mahasiswa elektro se-Indonesia,” ujar Al Novam Basuki Wijaya (20), Ketua EEA. “Ini (EEA –red.) semacam Pimnas-nya anak elektro,” tambah Wiwit. Setiap tim yang ikut serta dalam EEA akan didanai hingga lima juta dan diberi waktu tiga bulan. Kriteria penilaiannya adalah orisinalitas, inovasi, tingkat kesulitan alat, dan disiplin tim. Dari 27 tim pendaftar yang masuk, 20 tim lulus dalam seleksi proposal dan diberi dana. Dua tim mengundurkan diri. Akhirnya dari keduapuluh tim, tersaring menjadi 10 finalis. Kesepuluh finalis tersebut berasal dari lima kategori spesialisasi jurusan teknik elektro ITB, yaitu power, telecommunication, control and instrumentation, electronic system and devices, serta computer and programming. Masing-masing kategori dipilih juara unggulan per kategori dan dari lima unggulan per kategori, dipilih satu pemenang utama EEA. Mirip dengan EEA, LED juga dimaksudkan untuk hal yang sama, memicu budaya berkarya, namun di kalangan siswa SMU. Perbedaannya lagi, LED hanya berupa proposal ide, tidak secara fisik. “Kami hendak memfasilitasi mimpi-mimpi anak SMU ke depan tentang elektro (teknik elektro –red.),” ujar Kiki Barkiah (19), Ketua LED. Dari 60 pendaftar, tersaring menjadi 20 tim finalis yang masing-masing tim terdiri dari tiga siswa serta satu guru. Dari keduapuluh finalis, dipilih tiga juara terbaik dengan kriteria penilaian orisinalitas, perencanaan, inisiatif, fleksibilitas, keleluasaan wawasan, presentasi, serta nilai aplikasi. Juara pertama berasal dari SMU Unggulan Al-Fathah, Lamongan dengan proposal berjudul Musik Klasik sebagai Sarana Penangkap Ikan. Pameran hasil karya EEA dan presentasi finalis LED diadakan tanggal 9-10 Desember di Aula Sipil ITB. Seminar NSC diadakan di Aula Barat hari Sabtu lalu,11 Desember 2004. Panitia 3-E memilih topik pengamanan jaringan serta kriptografi karena memang topik itu amat berhubungan dengan dunia teknik elektro. Pembicara hari pada seminar yang dimoderatori oleh Dr. Agung Harsoyo itu adalah Dr. Budi Rahardjo, Dr. Sarwono Sutikno, Affan Basalamah, dan Ir. Yusuf Kurniawan, MT. Seminar ini banyak mengundang perhatian para mahasiswa, utamanya dari Fakultas Teknik Industri. “Kami berharap triple-e tahun ini bisa menjadi project pilot untuk triple-e di masa mendatang yang bisa merangkul seluruh Indonesia,” kata Wiwit, “Tahun ini hanya semacam embrio.” Krisna Murti (153 03 021) Update: 13/12/04 23.30 pm

scan for download