Orasi Ilmiah Guru Besar ITB, Prof. Hardianto Iridiastadi: Aspek Kelelahan dan Perilaku Penyebab Kecelakaan di Indonesia

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Orasi Ilmiah Guru Besar ITB, di Aula Barat, Sabtu (17/2/2024). Salah seorang guru besar yang menyampaikan orasinya adalah Prof. Ir. Hardianto Iridiastadi, M.SIE., Ph.D. CPE. dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) dengan judul orasi “Keselamatan Transportasi Jalan: Kajian Aspek Kelelahan dan Perilaku”.

Prof. Hardianto bernaung di Kelompok Keahlian Ergonomi, Rekayasa Kerja, dan Keselamatan Kerja (ERK3) sebagai Kepala Kelompok Keahlian. Selain sebagai dosen, Prof. Hardianto juga menjabat sebagai Lab Director: Work System Design and Ergonomics, dan Kepala ITB Research Ethics Committee.

Topik Industrial Ergonomics dan Transport Human Factor menjadi fokus penelitian Prof. Hardianto. Beliau mengatakan, kecelakaan yang terjadi di lalu lintas darat dan kereta api umumnya disebabkan karena dua faktor utama, yakni kelelahan dan perilaku. Penelitian beliau secara khusus menyoroti penggunaan sepeda motor.

   

Berdasarkan statistik, 84,5% dari semua kendaraan bermotor adalah sepeda motor, dan 75-81% dari orang yang meninggal akibat kecelakaan adalah pengendara sepeda motor. Penelitian Prof. Hardianto mengkaji faktor manusia: kelelahan dan perilaku dengan banyak metode studi, salah satunya naturalistic study, yakni dengan memasang kamera di dalam kendaraan untuk mengamati perilaku sopir ketika berkendara. Di Indonesia, begitu banyak pengendara ojek daring dan sopir kendaraan seperti truk meninggal di tempat kerja dan sebagian besar penyebabnya adalah faktor kelelahan yang terakumulasi. Kelelahan dan kantuk sendiri adalah faktor dominan yang menyebabkan kecelakaan meski definisi operasionalnya belum disetujui secara bulat.

Aspek utama kelelahan terdiri atas waktu bekerja, waktu istirahat, dan pekerjaan yang dilakukan. Kelelahan dapat disebabkan karena pekerjaan yang monoton, durasi tidur, dan shift kerja. Sementara itu, untuk mengevaluasi kelelahan, ada banyak pendekatan yang dilakukan, yakni pendekatan subjektif, performa, neurophysiology, dan behavior atau perilaku. Dengan demikian, yang dapat dilakukan adalah intervensi dan mitigasi untuk meminimalkan kecelakaan yang terjadi.

   

Di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian yang mengkaji aspek perilaku yang menyebabkan kecelakaan khususnya di jalan raya, baik karena ada error (tidak disengaja) maupun karena violation. Dengan demikian isu yang harus dipahami adalah perilaku itu seperti apa khususnya di jalan raya.

“Seseorang akan berperilaku karena didorong motivasi. Tetapi begitu dia turun ke jalan raya, motivasinya jadi bukan motivasi pribadi, tetapi di dorong oleh kawan-kawannya,” ujarnya.

Kajian tidak cukup untuk memahami perilaku seperti apa yang terjadi di jalan raya, khususnya konteks Indonesia. Di luar negeri, penelitian yang banyak dilakukan seolah menyederhanakan perilaku yang terjadi di jalan raya, dan itu tidak dapat diterapkan di Indonesia karena sangat unik dan kompleks serta memiliki spektrum yang luas. Dengan demikian, untuk melakukan mitigasi pengurangan kecelakan, pendekatan yang dilakukan harus terintegrasi, sistematik, dan dapat diterima oleh khalayak umum.

Reporter: Putri Nur Azizah (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021)


scan for download