Main Gedhe Loedroek ITB: Sampaikan Aspirasi Lewat Drama Komedi

Oleh Yasmin Aruni

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Loedroek ITB kembali menggelar pertunjukan Main Gedhe pada Minggu (24/04/16) di Aula Barat ITB dengan judul "Peta Ku Peta Ka". Mulai dari kabar kampus yang masih hangat di telinga mahasiswa hingga berita nasional yang menyita perhatian banyak pemirsa disajikan melalui drama pertunjukan yang dibungkus secara ringan melalui cerita sejarah PETA (Pembela Tanah Air), kesatuan militer Indonesia pada masa penjajahan Jepang.

Acara yang diadakan setiap satu semester sekali ini bertujuan untuk memberi hiburan bagi mahasiswa ITB sebelum memasuki minggu ujian. Pimpinan produksi, Alfin (Teknik Mesin 2014) menyatakan, "Yang membuat Main Gedhe berbeda dengan hiburan lainnya adalah adanya pesan tersirat yang disampaikan kepada penonton secara komedi."

Main Gedhe memiliki serangkaian mata acara, mulai dari Tari Remo, Kidungan, Dharma Wanita dan drama inti Main Gedhe. Tari Remo sebagai tarian khas Jawa Timur menjadi pembuka pertunjukan disusul dengan Kidungan yang berisi lagu-lagu modern dengan lirik yang diubah menjadi cerita menarik mengenai perbedaan antara kehidupan mahasiswa dahulu dan mahasiswa sekarang. Seusai penampilan Kidungan, pertunjukan dilanjutkan dengan penampilan Dharma Wanita. Dharma Wanita diperankan oleh para lelaki yang berdandan layaknya wanita. Mereka berperan sebagai tokoh-tokoh perempuan Indonesia mulai dari golongan konglomerat hingga rakyat biasa. Pertunjukan ini menyampaikan pesan tentang pengaruh para tokoh perempuan tersebut dalam realita kehidupan masyarakat.

Puncak acara Main Gedhe adalah penampilan drama yang membahas isi dari "Peta Ku Peta Ka", sebuah drama yang menyampaikan banyak pesan melalui dialog dan interaksi yang menghibur. Drama yang berisi perumpamaan antara upaya penjajah dan dampak yang dirasakan oleh pribumi mengandung pesan tersirat tentang perbedaan sudut pandang pemerintah dan masyarakat dalam hal pembangunan. Riuh tepuk tangan penonton semakin keras ketika kritik dan pesan disampaikan melalui lagu dan dialog yang mengundang gelak tawa. Pada penghujung acara, salah seorang pemain menyampaikan pesan kepada penonton bahwa penjajahan itu tidak ada habisnya karena kita yang terlalu bodoh dan sudah saatnya kita bangkit untuk memerdekakan diri.

ITB Journalist Apprentice
Anin Ayu Mahmudah (Teknik Kelautan 2013)


scan for download