LFM ITB: Abadikan Momen Wisuda Melalui Kamera

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Wisuda dan arak-arakan merupakan salah satu budaya unik yang terdapat di kampus Ganesha ini. Kegiatan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar dan juga merupakan momen yang selalu dinanti-nantikan oleh wisudawan serta massa kampus ITB. Melihat pentingnya momen tersebut, Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB memainkan peran aktifnya dalam kegiatan dokumentasi seluruh rangkaian wisuda.

Unit Dokumentasi Resmi Wisuda

Kegiatan wisuda merupakan hal yang dinilai sakral. Oleh karena itu, tidak sembarang orang dapat mengikuti prosesi wisuda yang biasa dilaksanakan di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). LFM merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang diizinkan oleh pihak ITB untuk dapat masuk ke dalam Sabuga dan mengikuti seluruh prosesi wisuda. Di sini LFM menjadi satu-satunya unit kegiatan mahasiswa yang diberi kepercayaan oleh ITB untuk melakukan seluruh kegiatan dokumentasi mulai dari praprosesi, prosesi, hingga pascapropesi wisuda. Kepercayaan pihak ITB kepada LFM ini terus dijaga dari waktu ke waktu dengan cara terus meningkatkan kualitas dan profesionalitas kerja kru LFM pada setiap wisuda.

Bentuk dokumentasi yang dilakukan LFM adalah berupa pengambilan foto dan juga perekaman video. LFM melakukan dokumentasi mulai dari kegiatan prawisuda, yaitu dari pengambilan toga di Gedung Annex ITB, gladi bersih wisuda, dan saat-saat sebelum prosesi wisuda berlangsung. Pada saat prosesi wisuda, seluruh kegiatan di dalam Sabuga didokumentasikan, termasuk prosesi salaman, yaitu saat wisudawan bersalaman dengan rektor dan ketua progam studi (kaprodi) masing-masing. LFM juga memfasilitasi wisudawan tiap program studi untuk berfoto bersama dengan rektor dan kaprodi di akhir prosesi. Selain itu, di luar dokumentasi resmi, LFM juga menyediakan fasilitas foto studio untuk wisudawan yang disediakan di dalam Sabuga.

Dokumentasi Puncak Acara

Walaupun prosesi resmi di Sabuga telah berakhir, kegiatan wisuda belum sepenuhnya selesai. Masih ada arak-arakan yang menyusul setelah seluruh kegiatan resmi dari ITB ditutup. Arak-arakan menjadi puncak acara wisuda yang paling dinantikan oleh massa kampus dan juga wisudawan. Kegiatan ini merupakan budaya yang sangat kental di ITB dan juga merupakan momen yang spesial bagi wisudawan. Melihat hal tersebut, LFM kembali berperan aktif untuk mendokumentasikan seluruh rangkaian arak-arakan ini.

Mulai dari penyambutan wisudawan di Sasana Olah Raga (Saraga) ITB oleh massa himpunan, mengarak wisudawan keliling kampus ITB, sampai akhir prosesi arak-arakan, yaitu pertunjukan dari tiap himpunan. Pada arak-arakan ini banyak momen-momen penting yang dapat diabadikan dalam kamera, seperti momen-momen terakhir wisudawan di ITB, kebudayaan unik dari masing-masing himpunan, serta persembahan-persembahan dari massa himpunan untuk wisudawan. Semua momen tersebut tidak luput dari bidikan kamera LFM.

Setelah itu, hasil dokumentasi dari seluruh kegiatan wisuda tersebut disajikan oleh LFM dalam bentuk paket yang dapat dipesan langsung oleh wisudawan sebelum wisuda dilaksanakan. LFM menawarkan dua macam paket, yaitu paket foto dan juga paket DVD. Untuk paket foto, wisudawan yang memesan akan mendapatkan hardcopy dan softcopy foto saat bersalaman dengan rektor dan kaprodi serta saat foto bersama. Sedangkan paket DVD menawarkan dokumentasi yang lebih lengkap, yaitu paket sebelumnya ditambah dengan video dokumentasi dari seluruh prosesi wisuda yang sudah dikemas oleh LFM dalam sebuah DVD. Proses produksi paket-paket wisuda ini tentunya memakan waktu yang tidak sebentar, mengingat kru LFM juga mahasiswa yang masih memiliki tanggung jawab akademik. Untuk itu, LFM tidak bekerja sendirian dengan menggandeng Jonas Photo sebagai partner kerja di bidang editing dan juga percetakan foto.

Dilibatkannya mahasiswa secara langsung dalam prosesi-prosesi resmi di ITB tentunya dapat memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa yang terlibat di dalamnya. Selain dapat merasakan pengalaman bekerja secara professional di lapangan, mahasiswa juga dapat sekaligus mengasah softskill-nya. Ada sekitar delapan puluh kru LFM yang terlibat langsung dalam kepanitiaan dokumentasi di tiap wisuda. Untuk menjaga kualitas hasil dokumentasi, kru-kru LFM tersebut diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum terjun langsung ke lapangan. "Selain dapat melatih kreativitas, kepanitiaan ini juga diharapkan dapat melatih tanggung jawab serta keprofesionalitasan kru LFM," ujar Ibadurrahman Sidik (Teknik Industri 2010), ketua LFM ITB.

 

Oleh: Alinda (ITB Journalist Apprentice 2013)


scan for download