Ganesa Harmonic 2009: Pameran Lomba Fotografi Musisi Jalanan
BANDUNG, itb.ac.id - Departemen Seni dan Budaya KM ITB dalam rangka memperingati Dies Emas ITB ke-50, mengadakan Ganesa Harmonic untuk menggugah para mahasiswa agar lebih mengapresiasi para musisi jalanan dengan mengadakan Lomba Foto Musisi Jalanan yang bermoto ''Appreciate their sweat and tears for their music life''. Bertempat di ruang 29 Campus Center (CC) Barat, pada tanggal 23-27 Maret 2009.
Musik berkembang cepat di dunia hiburan Indonesia. Musisi baru lahir tiap harinya untuk mengejar ketenaran, walaupun terkadang tidak memperhatikan kualitas musik mereka. Tanpa kita sadari banyak strategi pemasaran yang dilakukan oleh label-label rekaman yang memopulerkan artis-artisnya melalui acara musik di televisi, tur keliling kota, hingga menjadi duta sebuah produk. Semua berlomba-lomba untuk menjaring keuntungan. Namun, bagaimana dengan musisi yang tidak memiliki label? Bahkan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pun sulit.
Melalui pameran fotografi ini, dapat dilihat berbagai ekspresi musisi jalanan dalam menampilkan musik mereka. Ada yang berkelompok ada yang individu. Dari segi pengamat, mereka mengabadikan tiap kegiatan para musisi jalanan ketika sedang mencari uang. Color tone yang dihadirkan oleh para fotografer, yang merupakan mahasiswa ITB, beragam sehingga mendapatkan kesan suram hingga ceria.
Tidak hanya fotografi, pengunjung juga disuguhi Koleksi Lokal, berupa opini dan apresiasi seorang musisi terkenal terhadap seorang musisi legendaris. ''Signifikan menurut saya, karena lagu-lagu Koes Plus dapat dicerna oleh semua kalangan. Tua, muda, miskin, kaya, laki-laki, perempuan, sebuah fenomena multikalangan'', kata Erwin Gutawa mengenai Koes Plus. Demikian pula, dengan apresiasi Pongki Barata terhadap Harry Roesli,''Kang Harry sesungguhnya telah banyak menanam pondasi yang berarti. Bukan hanya musik, tapi juga tentang prinsip berkesenian serta bagaimana sesungguhnya menghargai kesenian yang kita miliki'', ujarnya.
Pameran fotografi ini merupakan salah satu dari empat rangkaian acara Ganesa Harmonic 2009 yang berlangsung dari tanggal 24-28 Maret 2009 di kampus ITB.
Melalui pameran fotografi ini, dapat dilihat berbagai ekspresi musisi jalanan dalam menampilkan musik mereka. Ada yang berkelompok ada yang individu. Dari segi pengamat, mereka mengabadikan tiap kegiatan para musisi jalanan ketika sedang mencari uang. Color tone yang dihadirkan oleh para fotografer, yang merupakan mahasiswa ITB, beragam sehingga mendapatkan kesan suram hingga ceria.
Tidak hanya fotografi, pengunjung juga disuguhi Koleksi Lokal, berupa opini dan apresiasi seorang musisi terkenal terhadap seorang musisi legendaris. ''Signifikan menurut saya, karena lagu-lagu Koes Plus dapat dicerna oleh semua kalangan. Tua, muda, miskin, kaya, laki-laki, perempuan, sebuah fenomena multikalangan'', kata Erwin Gutawa mengenai Koes Plus. Demikian pula, dengan apresiasi Pongki Barata terhadap Harry Roesli,''Kang Harry sesungguhnya telah banyak menanam pondasi yang berarti. Bukan hanya musik, tapi juga tentang prinsip berkesenian serta bagaimana sesungguhnya menghargai kesenian yang kita miliki'', ujarnya.Pameran fotografi ini merupakan salah satu dari empat rangkaian acara Ganesa Harmonic 2009 yang berlangsung dari tanggal 24-28 Maret 2009 di kampus ITB.
scan for download
