Ekspedisi Pelita Muda: Tingkatkan Rasa Cinta Tanah Air Melalui Eksplorasi Daerah Tertinggal

Oleh Ahmad Furqan Hala

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang tidak hanya mampu mengembangkan keterampilan akademiknya saja, melainkan juga mampu meningkatkan kepekaan sosial budayanya terhadap masyarakat. Oleh karena itu, selain menekuni akademik di universitas, mahasiswa juga memiliki misi untuk meningkatkan kepekaan sosial serta soft skillnya. Salah satu kegiatan yang dijembatani oleh Keluarga Mahasiswa ITB (KM-ITB) guna melaksanakan misi tersebut adalah program Ekspedisi Pelita Muda. Ekspedisi ini ditujukan untuk melakukan pembangunan berasaskan teknologi tepat guna di daerah-daerah tertinggal di Indonesia.

Ekspedisi Pelita Muda akan dilaksanakan pada tiga daerah berbeda di Indonesia pada Desember hingga Januari (24/12/13-19/01/14). Daerah-daerah yang akan dikunjungi antara lain Pulau Siberut (Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat), Daerah Sumba Timur, serta Kepulauan Tanimbar (Maluku). Daerah-daerah ini terpilih dari sekian banyak daerah tertinggal di Indonesia. Data-data awal mengenai daerah ini diperoleh dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Beberapa aspek yang dijadikan landasan pemilihan daerah ini antara lain mencakup ketersediaan air bersih, sanitasi, energi (listrik), pendidikan, serta budayanya. Selain itu faktor perhatian dari pemerintah pusat juga menjadi alasan pemilihan daerah-daerah ini. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang sudah terjamah, namun kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Padahal terdapat banyak keunikan tersendiri di daerah-daerah tersebut.

Ekspedisi Pelita Muda tahun ini merupakan ekspedisi pertama yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, misi yang dibawa adalah untuk memetakan sumber daya alam, sosial dan budaya daerah-daerah tujuan tersebut. Dari pemetaan ini akan dilakukan validasi data ke instansi-instansi terkait serta diharapkan dapat diwujudkan sebuah teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sumberdaya yang terdapat di daerah tersebut. Selain itu, pada ekspedisi pertama kali ini sudah dibawa beberapa perangkat penerapan teknologi sederhana yang dapat langsung diterapkan, seperti misalnya sel surya (solar cell). Tidak hanya diaplikasikan dan diberitahu manfaat teknologi ini, masyarakat akan diajarkan tata cara untuk perawatan peralatan yang telah dipasang, sehingga diharapkan teknologi yang diterapkan akan bertahan lama.

Untuk menjadi peserta ekspedisi, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Tahapan pertama adalah tahapan seleksi melalui seleksi dokumentasi dilanjutkan dengan seleksi minat dan bakat, wawancara, tes kesehatan, dan tes ketahanan fisik. Selanjutnya peserta diwajibkan mengikuti diklat berisi pelatihan materi oleh ahli-ahlinya. Diklat ini berisi materi keterampilan fisik, sosial budaya, metodologi pendataan dan penelitian, keterampilan operasional, kepemimpinan, health and safety, dokumentasi serta pelatihan fisik. Pada diklat ini diundang pula beberapa narasumber seperti Wanadri untuk pelatihan keterampilan operasional, serta Resimen Mahasiswa untuk materi kepemimpinan. Setelah itu peserta baru bisa melakukan ekspedisi didampingi dengan staf-staf operasional yang dapat membantu. setelah melakukan ekspedisi, hasil ekspedisi ini akan dipamerkan pada ekshibisi di bulan Februari-Maret 2014 yang akan datang.

Terdapat 201 mahasiswa yang mendaftar pada program Ekspedisi Pelita Muda ini. Dari 201 orang ini kemudian disaring menjadi 33 orang ditambah dengan tiga komandan yang akan memimpin pada lokasi. Sebanyak total 36 peserta ekspedisi ini akan didistribusikan pada tiga daerah tersebut di atas. Peserta-peserta ekspedisi ini akan membawa beberapa misi guna melaksanakan tugas pemetaan sumberdaya yang diberikan. Tiap harinya peserta diminta untuk memberikan dokumentasi berupa foto, video, maupun suara yang dapat menggambarkan komunikasi antara peserta ekspedisi dengan warga serta kondisi alam di daerah tersebut. Selain itu peserta juga diminta membuat laporan ekspedisi serta catatan harian yang dapat membantu peserta membuat laporan.

"Harapannya ke depan, Ekspedisi Pelita Muda ini mampu menjadi trademark buat ITB. Juga bisa dijadikan sebagai daerah-daerah tujuan KKN. Dari ekspedisi ini, mahasiswa peserta dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta rasa cinta tanah airnya. Sedangkan untuk masyarakat sendiri, diharapkan dapat membantu pembangunan dan memecahkan permasalahan melalui pengaplikasian teknologi tepat guna", kata Andhika, selaku Menteri Pengabdian Masyarakat KM-ITB.

"Agenda terdekat saat ini adalah program crowdfunding yang diadakan untuk menggalang dana Ekspedisi Pelita Muda ini. Sasaran utamanya tentu saja adalah massa kampus, namun tidak menutup peluang bagi masyarakat umum jika ingin ikut berpartisipasi. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di website ekspedisipelitamuda.com dan menghubungi kontak yang tertera", kata Andhika.

Profil Daerah Tujuan
Pulau Siberut, daerah tujuan pertama Ekspedisi Pelita Muda, terletak pada Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Pulau ini memiliki kebudayaan tattoo tertua di dunia. Pulau ini juga telah dinobatkan sebagai salah satu tempat surfing terbaik di dunia. Luasnya kurang dari 10.000 km-square dan penduduknya memiliki populasi kurang lebih 200.000 jiwa. Daerah tujuan kedua adalah Kabupaten Sumba Timur. Kebudayaan Megalitikum merupakan salah satu peninggalan budaya terbesar sejak ribuan tahun lalu yang masih terawat baik di daerah ini. Sedangkan daerah tujuan selanjutnya adalah Kepulauan Tanimbar. Kepulauan Tanimbar ini terdiri dari tiga pulau besar dan beberapa pulau-pulau kecil. Dulunya, kepulauan ini dijadikan sebagai tempat singgah dan pusat perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Ketiga daerah tujuan ini memiliki permasalahan yang kurang lebih hampir sama. Walaupun sudah terjamah, namun ketiga daerah tujuan ekspedisi ini masih kurang mendapatkan perhatian oleh pemerintah pusat.

 

Sumber gambar: national.geographic.com, media.mlive.com, ekspedisipelitamuda.com


scan for download