Yudi Lesmana, Inisiator Kompetisi Memory Sport Pertama di Indonesia

Oleh Neli Syahida

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Selama ini menghafal masih dianggap sebagai suatu proses yang tidak mudah. Namun, anggapan tersebut disangkal dengan munculnya memory sport yang semakin berkembang di dunia. Walau begitu, di Indonesia sendiri memory sport masih terasa asing. Termotivasi untuk membumikan olahraga ini di Indonesia, Yudi Lesmana, International Grand Master of Memory, menginisiasi kompetisi memory sport pertama di Indonesia, Indonesia Memory Championship (IMC) 2014. Kompetisi yang berlangsung pada Sabtu (1/11/14) di Ballroom Kompas Gramedia, Jakarta ini telah dilegitimasi oleh World Memory Sports Council, badan resmi memory sport dunia.

Sebanyak empat puluh dua orang peserta berpartisipasi dalam kompetisi ini. Peserta dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kids (12 tahun ke bawah), junior (13-17 tahun), dan adult (18-59 tahun). Bidang yang diujikan ada 10 materi, yaitu mengingat wajah dan nama, angka biner dan digit acak, kata acak, urutan kartu remi, tanggal dan tahun peristiwa fiktif, dll.

Yudi mengatakan kompetisi ini juga bertujuan untuk menjaring bibit-bibit yang berpotensi untuk mewakili Indonesia dalam ajang kompetisi memori internasional. Pada IMC 2014, diperoleh juara umum yang berasal dari kategori junior, yaitu Fakhri Shafly Erlangga. Empat orang pemenang, bersama Yudi akan mendapat kesempatan untuk bertanding pada ajang kompetisi memori paling bergengsi di dunia, yaitu World Memory Championship ke-23 pada Desember 2014 yang berlangsung di China. Pada kesempatan tersebut selain diperoleh pemenang, juga diperoleh 30 arbiter yang tersertifikasi pada level 1. Arbiter merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki kewenangan dalam memeriksa dan mempersiapkan soal serta menjaga kode etik dalam kompetisi memory sport.

Ambisi Yudi Kembangkan Memory Sport Indonesia

Yudi Lesmana, alumni Teknik Pertambangan ITB ini,  bukanlah orang yang awam di bidang memory sport. Ia telah menekuni bidang ini sejak umur 14 tahun. Pada tahun 2003, ia dinobatkan sebagai International Grand Master of Memory. Beberapa tahun terakhir ini, ia terus berupaya untuk mensosialisasikan memory sport di Indonesia, salah satunya dengan mengadakan kompetisi ini. "Saya ingin mengenalkan oh ada lho ternyata metode-metode untuk menguji daya ingat yang terstandarisasi", kata Yudi.

Selain itu, pada Agustus 2014 lalu, ia juga menerbitkan buku "Memorizing Like an Elephant". Buku ini membahas mengenai metode-metode untuk mengingat secara mudah. "Strategi untuk masuk ke sekolah-sekolah harus dengan menulis buku," tuturnya. Bukan hanya usaha horizontal ke masyarakat saja yang ia lakukan, usaha vertikal pun juga ia lakukan. Saat ini ia sedang mengusahakan asosiasi memory sport Indonesia yang semula hanya sekadar Lembaga Swadaya Masyarakat, menjadi ada juga dalam bentuk badan usaha resminya. "Pengumumannya baru akan keluar Desember nanti," imbuh Yudi. Setelah Indonesia memiliki badan usaha resmi memory sports, Yudi berharap tahun depan Indonesia dapat menyelenggarakan kompetisi memory sports tingkat dunia, yaitu Indonesia International Open Memory Championship.


scan for download