Muhammad Ikrar Pradana; Berkontribusi dan Memberikan Solusi dalam Harvard National Model United Nations 2010

Oleh Vernida Mufidah

Editor -



BANDUNG, itb.ac.id- "Karena ingin melengkapi perjalanan organisasi, sebelumnya tidak pernah berorganisasi dalam skala internasional." jawab Mochamad Ikrar Pradana (Teknik Informatika '07) ketika ditanya alasan mengikuti Harvard National Model United Nations (HNMUN) 2010 di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 11-14 Februari 2010. Harvard National Model United Nations (HNMUN) merupakan suatu program yang didedikasikan untuk pendidikan melalui debat, berdiplomasi dan berkompromi mendiskusikan isu-isu yang sedang berkembang di dunia. Setiap tahunnya 3.000 universitas di Amerika Serikat dan 35 negara di seluruh dunia mengikuti perhelatan akbar ini.

Mahasiswa yang akrab dipanggil Ikrar ini berkesempatan menjadi perwakilan dari Institut Teknologi Bandung untuk mengikuti HNMUN 2010 bersama sembilan mahasiswa lainnya, yaitu Bonang Firmansyah Jusri, Oktavina Qurrota Ayun, Chandra Amelia, Vanny Erliana Kusumawardhani, Dhimas Satria Pinilih, Annisa Nur Ratna Ningrum, Priskha Talitha Dameria, Mila Fira Pratiwi dan Mitsalina Shafwah. Dalam HNMUN 2010, mereka membuat simulasi sidang Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama perwakilan dari universitas lain di seluruh dunia. Tim ITB mendapat peran sebagai tim diplomat dari Bolivia.

 

Seleksi yang Ketat

Untuk menjadi perwakilan dari ITB di dunia internasional bukanlah hal yang mudah, seleksi yang harus dilalui oleh Ikrar cukup berat. Seleksi ini terbagi atas tiga bagian dan diselenggarakan oleh para alumni HNMUN tahun sebelumnya. Tahap pertama adalah membuat essay mengenai isu di dunia berikut solusinya. Lalu tahap kedua adalah mempresentasikan solusi yang diajukan, dan tahap terakhir adalah interview. Ketiga tahapan ini menyaring 200 pendaftar hingga terpilih 17 mahasiswa yang akan mewakili ITB di HNMUN 2010, termasuk Ikrar.

"Saya mungkin orang yang beruntung" itulah ucapan Ikrar ketika bercerita tentang seleksi HNMUN 2010. Ia bersama dengan 9 orang yang lain harus mengikuti tes tambahan, karena nilai dari kesepuluh orang tadi hampir sama dan hanya ada 4 tempat lagi yang bisa didapat.Tes tambahan itu adalah Focus Group Discussion (FGD) yang membicarakan tentang suntik mati. Setiap orang berusaha untuk aktif dalam tes terakhir ini, sehingga persaingan yang ketat terjadi. Namun, Ikrar terbukti mampu lolos seleksi tersebut.


Berkontribusi dan Memberikan Solusi


"Menjadi seorang yang bisa melobi perwakilan negara lain itu susah, beda budaya, beda kebiasaan, tapi ya itu tantangannya." ungkap Ikrar mengenai hambatan yang dialami saat HNMUN 2010, "Tapi saya juga senang bisa memberikan kontribusi ke tim, apalagi saat itu masalah yang diperbincangkan adalah Bolivia sebagai negara pengekspor bahan kokain internasional ke dua, dan saat itu pula saya memberikan solusi." tambahnya.

Ketika ditanya mengenai apa saja yang didapat di ajang HNMUN 2010 ini, Ikrar menjawab bahwa teman yang asyik, berwawasan luas, pengalaman berorganisasi internasional yang ia dapat. Menurut Ikrar, teman yang Ia temui di HNMUN begitu berbeda dengan teman yang Ia temui sebelumnya, mungkin karena orang yang mengikuti HNMUN adalah orang yang dipilih dan memiliki wawasan yang luas, sehingga asyik untuk saling berbagi ide dan solusi.

Terakhir Ikrar berpesan bahwa akan ada seleksi yang akan diadakan untuk HNMUN 2011. Seleksi itu akan diadakan pada tengah tahun 2010. Untuk keterangan lebih lanjut dapat mengunjungi blog HNMUN ITB.


scan for download