Seminar Bioinformatika

Oleh Muhammad Arif

Editor -

Kelompok Keahlian Matematika Industri dan Keuangan Program Studi Matematika di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengadakan ‘Seminar Bioinformatika’ pada hari Senin, 20 November 2006 di ruang seminar I.1 dan I.2 Matematika. Seminar ini menghadirkan pembicara tunggal, Dr. Arief B. Witarto, M.Eng. Pembicara merupakan Ketua Kelompok Penelitian Rekayasa Protein, Puslit Bioteknologi LIPI, Cibinong. Seminar ini bertujuan untuk memberikan wacana baru bagi ahli-ahli komputasi dari Matematika mengenai bioinformatika.

Bioinformatika sendiri merupakan penerapan teknologi informasi pada bidang biologi terutama menyangkut arus informasi genetis (DNA, RNA dan protein). Bioinformatika lahir karena kemajuan ilmu dan teknologi di bidang biologi molekuler, terutama dengan adanya revolusi ‘ome.’ Revolusi ‘ome’ mengakibatkan infomasi genetis kini tidak hanya dilihat dari gen (satu) tapi genome (bentuk jamak dari gen) atau keseluruhan gen. Informasi penting menyangkut metabolisme mahluk hidup kini tidak dipandang satu gen saja tapi keseluruhan gen (genome). Bioinformatika juga hadir berkat kemajuan teknologi informasi, dimana semua orang kini dapat dengan mudah mengakses deretan DNA atau informasi gen yang dibutuhkannya.

Bioinformatika banyak digunakan dalam penelitian biologi untuk kepentingan kesehatan atau industri. Pemakaian bioinformatika juga telah masuk ke perusahaan-perusahaan farmasi, kosmetika atau makanan. Para peneliti kimia dan biologi pun menggunakan bioinformatika untuk merekayasa gen atau protein. Bioinformatika pun sebenarnya menjadi wadah bagi sinergi antara pakar kimia, biologi, IT dan ahli komputasi (terutama dari bidang keilmuan matematika) untuk menyimpan dan mengolah data informasi genetis mahluk hidup.

Permasalahannya, negara kita sudah tertinggal dalam bioinformatika ini. Selama ini para peneliti kita hanya sebatas pengguna software-software buatan AS atau Eropa. “Vietnam saja sekarang sudah punya software bioninformatik sendiri, yang seluruhnya berbahasa Vietnam. Kita seharusnya bisa punya,” ujar Dr. Arief. Ketertinggalan ini bisa mengakibatkan tersendatnya penelitian-penelitian kebiologian, terutama yang menyangkut penyakit dan kesehatan.

scan for download