Poster Session "Open Arms (Lengan Terkembang)" Mengusung Inklusivitas dalam Seni

Oleh Anggun Nindita

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) berkolaborasi dengan Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) menggelar "Road to International Disability Day 2023: Disability, Social Inclusion, and Climate Crisis", dengan salah satu rangkaian acaranya “Poster Session: Open Arms (Lengan Terkembang)”, di Gedung Center for Arts, Design, and Language (CADL), ITB Kampus Ganesha, Selasa (14/11/2023). Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Dr. Agung Hujatnika, S.Sn., M.Sn., selaku Program Manager Open Arms Selasar Sunaryo.

Open Arms merupakan proyek terkini beliau yang baru selesai dan merupakan bagian dari program inisiatif Yayasan Selasar Sunaryo (YSS) di Indonesia. Tujuannya untuk memperkuat inklusivitas dalam seni rupa, khususnya di Selasar Sunaryo Art Space. Oleh karena itu, program ini berfokus pada seni visual dan melibatkan seniman difabel dalam pameran dan kegiatan edukatif.

Open Arms berawal dari kesadaran akan kebutuhan inklusivitas di dunia seni. Beliau berbagi pengalaman dari kunjungannya ke Jogja dan bertemu rekan-rekan dari Jogja Disability Arts yang telah menginspirasinya. Mereka mampu menyelenggarakan Jogja International Disability Arts Biennale, pameran karya seniman-seniman difabel internasional di Indonesia.

Adapun Pameran Open Arms bukan hanya pameran seni rupa biasa. Dr. Agung dan timnya berusaha menciptakan ruang yang tidak hanya aksesibel secara fisik, tetapi juga inklusif dalam pengalaman seni. Mereka mengadakan lokakarya untuk seniman difabel, pendamping, dan educator untuk memastikan bahwa semua aspek pameran dapat dinikmati dan diakses oleh semua pengunjung.

Salah satu pencapaian signifikan dari proyek ini adalah upaya kolaboratif dalam menciptakan sebuah lukisan bersama. Seniman difabel dan nondifabel bekerja sama menciptakan karya seni yang mewakili semangat inklusivitas dan kerja sama.

Beliau menilai pentingnya peran pendamping atau fasilitator dalam mendukung seniman difabel seperti Nawa Tunggal, seorang pendamping seniman difabel di Jogja, yang berhasil mendampingi dan mendorong seniman difabel menjadi profesional.

Beliau berharap Open Arms dapat menjadi tonggak bagi kesadaran inklusivitas di dunia seni sehingga bisa dinikmati semua pihak.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)

Dokumentasi: Dok. Pribadi

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download