Penutupan Gerbang Depan ITB

Oleh

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Senin (21/8), gerbang depan ITB ditutup mulai pagi hari. Baik dosen, pegawai, maupun mahasiswa tidak diperbolehkan masuk menggunakan kendaraan bermotor beroda dua maupun empat. Pejalan kaki pun kerap ditanyai oleh petugas keamanan akan alasannya memasuki kampus. Penutupan gerbang ini mengecewakan warga kampus yang hendak beraktivitas di dalam kampus. Komandan Satpam ITB, Heri Dalyari mengatakan bahwa perintah penutupan gerbang ini datang langsung dari pimpinan ITB, Bapak Rektor Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. "Sekarang sedang ada penataan-penataan di kampus. Sehingga kegiatan di luar jam kerja harus mengantongi izin. Pintu ditutup karena sekarang adalah hari libur. Seperti yang kita ketahui, kegiatan yang tidak jelas di dalam kampus menghabiskan sumber daya seperti listrik dan air sehingga membebani tagihan ITB." Tentang keterkaitan perintah penutupan gerbang depan ini dengan dilaksanakannya Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB, Heri pun membenarkan hal tersebut. "Seperti yang dikatakan oleh pimpinan ITB, ITB tidak akan memfasilitasi OS (Orientasi Studi, red) yang jelas-jelas dilarang. Maka dari itu kegiatan OS tidak boleh diselenggarakan di dalam kampus." Mengenai pembubaran acara OSKM oleh satuan pengamanan (Satpam) kampus ITB pada hari Minggu kemarin (20/8) yang diselenggarakan di dalam kampus, Heri pun membantahnya. "Mereka membubarkan diri pada pukul 10 kurang karena memang demikian kesepakatan antara Presdien Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Dwi Arianto, dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Widyo Nugroho." Heri pun menyesalkan sikap mahasiswa yang menyelenggarakan kegiatan OSKM yang dinilainya mengganggu ketertiban umum. "Saat mereka melakukan apel, jalan antara Program Studi Kimia menuju Program Studi Mesin ditutup tanpa meminta izin. Tentu saja ini mengganggu warga kampus yang hendak menggunakan jalan itu." Tentang kehadiran sejumlah aparat polisi di kampus pada hari ini (21/8), Heri berkomentar bahwa mereka ada aparat polisi sektor Coblong yang memang sedang melakukan patroli rutin. Sementara itu, seorang satpam ITB yang melaksanakan perintah penutupan gerbang itu mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi yang ada sekarang. "Perintah-perintah yang dikeluarkan oleh atasan sekarang seringkali datang tiba-tiba. Perintah penutupan gerbang ini sendiri bagi satpam seperti buah simalakama. Jika dilaksanakan tentu saja hubungan satpam dengan mahasiswa menjadi kurang harmonis, sementara jika tidak dilaksanakan, atasan siap memberi sanksi. Perubahan ITB menjadi BHMN menyebabkan sanksi dan pemutusan hubungan kerja menjadi lebih mudah dilakukan oleh atasan."

scan for download