Mengulas Disrupsi Rantai Pasok Akibat Pandemi hingga Bertukar Solusi untuk Memitigasi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id--Keluarga Mahasiswa (KM) ITB menyelenggarakan “Re-Talk 0.3: Bagaimana Mitigasi Disrupsi Rantai Pasok di Indonesia pada Era Pandemi COVID-19?” pada Sabtu (6/2/2021). Menurut Project Manager Re-Talk 0.3 Diandra Zahra, acara ini dilatarbelakangi oleh segelintir mahasiswa atau masyarakat yang pada umumnya masih belum menyadari adanya permasalahan rantai pasok, padahal ini merupakan hal yang sangat dekat dengan kita.

“Segala bentuk transaksi yang kita lakukan sudah pasti mempengaruhi rantai pasok. Di lingkup kenegaraan pun rantai pasok memiliki andil yang sangat besar, dan karena pandemi COVID-19 pasti ada penekanan ekonomi yang berpengaruh pada keberlangsungan berbagai sektor industri,” tambahnya.

Alya Kinanti (Teknik Industri, 2017) mengatakan, rantai pasok adalah kegiatan yang meliputi input berupa koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian material, dilanjutkan proses produksi dari bahan mentah ke barang setengah jadi atau barang jadi, dan output berupa produk yang siap dikirimkan kepada konsumen. Rantai pasok yang baik akan meminimalkan biaya dan dapat menjadi perantara pasar melalui distributor. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari sebuah perusahaan.

Adanya COVID-19 di Indonesia membuat produktivitas mayoritas industri melemah. Selain itu, lockdown yang sempat diberlakukan di beberapa negara serta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia membuat kita kesulitan dalam mendapatkan pasokan bahan baku, sehingga utilitas menurun dan produksi terganggu yang membuat rantai pasok terhambat.

Namun, hal tersebut dapat menjadi momentum untuk belajar menghadapi sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Setelah pandemi berakhir, perusahaan dapat memperbaiki rantai pasoknya dengan memprioritaskan ketahanan dibanding efisiensi, membuat back-up plan dari rantai pasok utamanya, serta selalu berinovasi dalam teknologi dan strategi.

Alya mengungkapkan bahwa mendukung dan membeli produk UMKM di sekitar kita menjadi salah satu hal yang paling mudah untuk dilakukan oleh mahasiswa dalam memitigasi disrupsi rantai pasok di Indonesia. Hal ini akan membantu dalam membuat demand, sehingga produksi bisa dilakukan dan siklus logistik bisa terjadi dengan lebih baik.

Re-Talk diharapkan dapat mendorong minat diskusi massa kampus ITB, menciptakan peluang kolaborasi antar lembaga di ITB, membangun motivasi mahasiswa untuk terus berkarya, serta memberikan sarana agar massa kampus ITB tetap produktif dan teredukasi dengan hal-hal baru selama masa pandemi ini. Selain itu, melalui tema yang diangkat kali ini, para partisipan diharapkan dapat mengetahui dan sadar akan seluk beluk rantai pasok serta bentuk kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengoptimalkan rantai pasok mulai dari hal-hal kecil.

Reporter: Ristania Putri Wahyudi (Matematika, 2019)


scan for download