Mengenal Komunitas Masyarakat Urban Kota Jakarta
JAKARTA, itb.ac.id- Bidang Keprofesian dan Kekeluargaan Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB (IMA-G) mengadakan tur ke Jakarta dalam acara "Architectour 2009" pada tanggal 13 Agustus 2009 dengan tujuan mengenal komunitas-komunitas di daerah urban yang ada di balik tingginya gedung-gedung di Kota Jakarta. Bertemakan "Community in Urban Development", acara ini diikuti oleh 60 orang mahasiswa Arsitektur.
Komunitas Urban yang dikunjungi salah satunya adalah Komunitas Salihara di Pejaten. Komunitas Salihara adalah perluasan dari Komunitas Utan Kayu yang dirasakan sudah tidak cukup untuk menampung penonton dan seniman yang menampilkan karyanya di sana. Demi menampung perluasan aktivitas itu, para pendiri dan pengelolanya lantas mengambil prakarsa membangun kompleks Komunitas Salihara, yang terdiri dari tiga unit bangunan utama: Teater Salihara, Galeri Salihara, serta ruang perkantoran dan wisma.
Teater Salihara merupakan gedung teater model black box yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias serta segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Sedangkan Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya, mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas.
Dari segi rancang bangun, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah objek arsitektural yang menarik. Karya tiga arsitek besar Indonesia dengan ciri khas masing-masing; gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya mampu memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Selain itu, peserta Architectour 2009 juga mengunjungi Galeri 28 di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Galeri 28 adalah galeri yang menyuguhkan informasi tentang kebudayaan Indonesia bagian Timur yang patut dikunjungi karena arsitekturnya yang menawan dan futuristik tetapi masih menyatu dengan alam. Peserta juga berkesempatan pula mengunjungi superblok Rasuna Epicentrum di Kuningan.
Menurut Rofianisa Nurdin (AR'07), salah satu peserta Architectour 2009 dalam wawancaranya dengan Kantor Berita, ia merasa senang dapat mengenal komunitas-komunitas urban di kota metropolitan Jakarta, "Acara ini membuat saya mengetahui bahwa masih ada komunitas-komunitas urban yang berkembang di balik gedung-gedung pencakar langit Jakarta".
Sebagai keberlanjutan acara, akan diadakan pameran Architectour 2009 berupa foto, sketsa, notulensi dan berbagai macam cerita pengalaman peserta yang akan diadakan segera di Galeri Arsitektur Labtek IXB ITB.
Teater Salihara merupakan gedung teater model black box yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias serta segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Sedangkan Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya, mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas.
Dari segi rancang bangun, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah objek arsitektural yang menarik. Karya tiga arsitek besar Indonesia dengan ciri khas masing-masing; gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya mampu memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Selain itu, peserta Architectour 2009 juga mengunjungi Galeri 28 di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Galeri 28 adalah galeri yang menyuguhkan informasi tentang kebudayaan Indonesia bagian Timur yang patut dikunjungi karena arsitekturnya yang menawan dan futuristik tetapi masih menyatu dengan alam. Peserta juga berkesempatan pula mengunjungi superblok Rasuna Epicentrum di Kuningan.
Menurut Rofianisa Nurdin (AR'07), salah satu peserta Architectour 2009 dalam wawancaranya dengan Kantor Berita, ia merasa senang dapat mengenal komunitas-komunitas urban di kota metropolitan Jakarta, "Acara ini membuat saya mengetahui bahwa masih ada komunitas-komunitas urban yang berkembang di balik gedung-gedung pencakar langit Jakarta".
Sebagai keberlanjutan acara, akan diadakan pameran Architectour 2009 berupa foto, sketsa, notulensi dan berbagai macam cerita pengalaman peserta yang akan diadakan segera di Galeri Arsitektur Labtek IXB ITB.
scan for download