Mahasiswa ITB Kembali Juarai Kompetisi Teknik Industri Tingkat Nasional

Oleh Shabrina Salsabila

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Tiga mahasiswa program studi Teknik Industri ITB yang tergabung dalam Tim Articuno kembali mengharumkan nama ITB dalam Industrial on Small and Medium Enterprises Competition (ISMEC) 2013. Tim Articuno yang terdiri dari Anggoro Bintang, Aprima Dheo, dan Rafika Pratiwi (Teknik Industri 2010) berhasil menjadi juara pertama dalam dua tahun berturut-turut yaitu pada ISMEC 2012 dan 2013. Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Malang ini berlangsung selama empat hari pada Rabu-Sabtu (02-05/10/13).

ISMEC merupakan kompetisi tahunan pada bidang keilmuan teknik industri berskala nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Brawijaya. Yang membuat ISMEC berbeda dengan kompetisi keilmuan lainnya adalah pada kompetisi ini peserta diminta mengaplikasikan keilmuan teknik industrinya untuk kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Malang yang sebagian besar masyarakatnya bergantung pada UMKM sebagai mata pencaharian utama.

Ketertarikan pada dunia UMKM juga lah yang mendorong Tim Articuno untuk mengikuti ISMEC 2013 ini. Sebelum berangkat ke Malang untuk mengikuti kompetisi ini, peserta diseleksi melalui tahap seleksi online. Pada tahap tersebut para peserta diuji akan keilmuan Teknik Industri yang dimiliki. Setelah lolos seleksi online tersebut maka terpilihlah 10 besar untuk mengikuti tahapan selanjutnya di Kota Malang, termasuk diantaranya Tim Articuno dari ITB dan tim-tim dari universitas bergengsi lainnya seperti ITS, UB, UGM, dan USU.

Setelah melalui tahap Industrial Challenge di Malang maka terpilihlah lima besar untuk mengikuti tahap grand final. Pada tahap ini peserta diajak untuk mengunjungi UMKM di Kota Malang, namun tak hanya sekedar berkunjung saja peserta juga diminta untuk mengaplikasikan keilmuan Teknik Industri untuk meningkatkan daya saing UMKM yang dikunjungi. Pada ISMEC 2013 ini yang menjadi objek studi kasus adalah sebuah UMKM berbentuk koperasi yang memproduksi susu pasteurisasi bermerek DAU. "Susu pasteurisasi memiliki tingkat keawetan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan susu UHT. Hal tersebut yang membuat daya saing susu DAU rendah," papar Bintang saat diwawancarai tim Kantor Berita ITB.

Dalam waktu satu malam Tim Articuno berhasil merumuskan strategi pemasaran yang dibutuhkan oleh susu pasteurisasi DAU dan mempresentasikannya kepada para juri di pagi hari. "Kami lebih berfokus pada peningkatan branding susu DAU dari segi kemasan, meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat mengonsumsi susu, serta menonjolkan kelebihan DAU sebagai susu yang lebih sehat karena diawetkan menggunakan pasteurisasi bukan UHT," ujar Bintang. Dianggap sebagai solusi yang paling tepat sasaran dan memungkinkan untuk dilakukan, Tim Articuno berhasil menjadi juara pertama dalam ISMEC 2013.

"Diharapkan unuk kedepannya sebagai mahasiswa teknik industri yang memiliki ilmu di bidang industri, kita dapat menggunakan ilmu yang dimiliki untuk membantu permasalahan yang dialami oleh UMKM di Indonesia," ujar Bintang.

 

Foto : Koleksi pribadi, koperasiunitdesadau.blogspot.com


scan for download