Keluarga Mahasiswa ITB, Berkarya untuk Indonesia

Oleh prita

Editor -

BANDUNG,itb.ac.id - Babak masa jabatan kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB 2009/2010 telah memasuki bulan kesembilan. Berikut adalah evaluasi keberjalanan beberapa program kerja yang telah dilakukan kabinet.

Sejak mulai berjalan pada Februari 2009, Kabinet KM ITB 2009/2010 sudah berhasil menunjukkan kepada masyarakat luas pada umumnya dan massa ITB pada khususnya, bahwa mereka tidak berdiam diri selama ini. Sudah banyak program kerja yang dilaksanakan silih berganti dan membawa dampak yang bisa dirasakan berbagai pjhak secara langsung maupun tidak langsung.

Kaderisasi

Pengenalan Ruang dan Orientasi Keluarga Mahasiswa (PROKM) ITB adalah program kerja dari bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Kabinet KM ITB untuk mahasiswa baru . Menawarkan tema "kolaborasi satu ITB", PROKM 2009 diikuti oleh lebih dari 3000 mahasiswa baru (maba) ITB. Melalui kegiatan ini, mahasiswa senior berusaha menekankan pada para maba untuk menghilangkan segala batas yang ada, dan memperjelas sebuah batasan baru yaitu ITB. PROKM 2009 dapat dikatakan berhasil, karena dalam kegiatan ini, seluruh elemen kemahasiswaan bisa bersinergisasi dan berkolaborasi menuju ITB yang SATU.

PROKM dilaksanakan pada  tanggal 7-11 Agustus 2009. "PROKM terbilang cukup sukses terutama dalam konteks kolaborasi institusi dengan mahasiswa. Sehingga kaderisasi untuk mahasiswa baru berjalan seperti yang diharapkan," demikian tutur Ridwansyah Yusuf Achmad, Presiden Kabinet KM ITB saat ini.

Pengabdian masyarakat

Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB telah berhasil mengaplikasikan salah satu Tri Dharma perguruan tiggi yaitu pengabdian masyarakat. Revitalisasi Gelap Nyawang adalah salah satu program kerja kabinet yang bertujuan untuk membuat Gelap Nyawang menjadi lingkungan yang lebih tertib dan bersih. Program ini juga merupakan bentuk penataan ulang kawasan Gelap Nyawang agar para pedagang disana menjadi komunitas yang mandiri dan kreatif. Revitalisasi Gelap Nyawang dilakukan secara berkala. Salah satu rangkaian program tersebut adalah Festival Kuliner Taman Ganesha yang dilaksanakan pada Minggu (08/08/09). Dalam festival ini, para pedagang diberi berbagai macam pelatihan seperti pelatihan sanitasi, tata boga, dan kewirausahaan.

Selain itu, gempa yang melanda Jawa Barat pada Rabu (02/09/09) telah menggerakkan hati Kabinet KM ITB untuk membantu para korban gempa tersebut. Di bawah bendera KM ITB, kabinet telah menghimpun dan mengirimkan bantuan logistik serta mengadakan Program Sekolah Bangkit di Desa Margamulya, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung Barat. Sekolah Bangkit adalah salah satu sarana trauma healing bagi anak-anak korban bencana disana. Tujuannya adalah berusaha menimbulkan kembali senyuman-senyuman yang sempat hilang di wajah anak-anak tersebut melalui metode belajar yang menyenangkan. Sekolah bangkit dilaksanakan setiap hari Sabtu sejak 26 Desember 2009 hingga Februari 2010.

Keperdulian juga timbul ketika terjadi gempa sebesar 7,6 skala richter di Sumatera Barat pada rabu (30/09/09). Hal ini dibuktikan dengan pembentukan Satkorlak (Satuan Koordinasi Pelaksana) Gempa atas nama KM ITB. Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah program One Man One Dollar, yaitu pengumpulan uang sumbangan secara sukarela yang nantinya akan diberikan kepada para korban bencana alam. Tim Satkorlak juga berusaha mengumpulkan dan merumuskan secara matang ide-ide bantuan dari mahasiswa-mahasiswa ITB memanfaatkan ilmu dan teknologi yang ITB miliki. Program lain yang dihasilkan adalah pembuatan rumah tahan gempa yang desainnya dibuat oleh Mahasiswa ITB, serta sosialisasi mengenai rumah tahan gempa tersebut.

Kabinet KM ITB tak berhenti sampai disitu. Gerakan mereka juga menyentuh bidang pendidikan, dalam hal ini diwujudkan dengan adanya Rumah Belajar. Mengambil tempat di Jalan Sangkuriang, Bandung, Rumah Belajar KM ITB menjadi fasilitas nyata bagi anak-anak sekitar ITB yang ingin selalu belajar. Tempat tersebut layaknya sekolah biasa, namun guru-guru disana adalah Mahasiswa ITB sendiri. Mahasiswa ITB pula yang merancang dan membuat kurikulum pembelajarannya. Kegiatan Rumah Belajar berlangsung tiap akhir pekan dan bekerja sama dengan himpunan-himpunan mahasiswa di ITB.

ITB Fair, Pekan Seni Budaya, ITB Entrepreneurship Challenge (IEC) 2010

Dalam waktu dekat ini akan ada tiga program kerja yang akan dilaksanakan KM ITB, yaitu ITB FAIR, Pekan Seni Budaya, dan IEC (ITB Entrepreneurship Challenge 2010). ITB Fair berisi berbagai macam kegiatan yang memberikan esensi bahwa pergerakan mahasiswa bisa ditunjukkan dengan hal-hal positif dan mendidik. Eskalasi ITB Fair berlangsung pada bulan Februari 2010. Sementara kolaborasi antar suku bangsa dan budaya yang ada di seluruh belahan bumi Indonesia akan ada dalam Pagelaran Seni Budaya (PSB). Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2010 ini didukung dengan lengkapnya unit kesenian mahasiswa di ITB.  Sedangkan IEC 2010 adalah event mengenai perancangan suatu bisnis perusahaan yang mentrigger mahasiswa-mahasiswa ITB agar mulai belajar berpikir sebagai entrepreneur. IEC akan dilaksanakan sejak Januari-Mei 2010. Ketiga event diatas tentunya menimbulkan semangat baru bagi seluruh mahasiswa ITB untuk berkontribusi bagi bangsa melalui tindakan yang berbeda.

Melalui program-program kerjanya, Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB berusaha menunjukkan kepada Indonesia bahwa mahasiswa bisa bergerak dan membawa suatu perubahan. Tanpa perlu "turun ke jalan", pergerakan mahasiswa ITB bisa dilakukan dengan cara berkarya; membuat suatu karya nyata untuk mengubah apa yang ada kearah yang lebih baik. Kabinet keluarga Mahasiswa ITB berusaha menjadi pioneer dalam hal ini; yaitu mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk melakukan pergerakan dengan jalan berkarya sehingga bisa membuat Indonesia tersenyum.

 

[Hastri Royyani]


scan for download