Katalis Merah Putih (2): 1982-2017, Pengembangan untuk Kilang Pertamina hingga Bensin Sawit

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Duduk dari kiri ke kanan: Prof. Dr. Ir. I.G.B. Ngurah Makertihartha; Prof. Dr. Ir. Subagjo; Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. Berdiri dari kiri ke kanan: Fadhli, S.Si, M.T.; Dr. Haryo Pandu Winoto, S.T., M.Sc. ; Dr. Carolus Borromeus Rasrendra, S.T., M.T.; Dr. Ir. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si.; Jenny Rizkiana, S.T., M.T, Ph.D.

BANDUNG, itb.ac.id – Perjalanan Katalis Merah Putih sangatlah panjang dan memiliki tantangannya tersediri. Setelah proses awal sejak tahun 1982, perjuangan tersebut kembali dilakukan para peneliti dari sebuah laboratorium di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2003.

Lab tersebut bernama Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis. Di sana, Prof. Dr. Ir. Subagjo, DEA, Prof. Dr. Ir. I.G.B. Ngurah Makertihartha, dan Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S., dari Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB, berkomitmen bersama-sama melakukan penelitian dengan topik katalis.

Selain itu, kegiatan penelitian melibatkan mahasiswa strata 1, strata 2, maupun strata 3 yang juga tertarik dan ingin berkontribusi dalam pengembangan katalis. Hal tersebut karena para peneliti memiliki cita-cita agar karya mahasiswa tidak selesai sebatas tugas akhir.

"Kita inginnya lebih dari itu, yaitu harus betul-betul bisa dimanfaatkan khususnya oleh bangsa dan negara sendiri secara nasional, salah satunya digunakan di industri,” ujar Dr. Melia, Senin (4/12/2023).

Hal tersebut sejalan dengan latar belakang penamaan Katalis Merah Putih yang resep, prosedur, hingga proses pembuatannya merupakan karya anak bangsa.

Beliau mengatakan, penelitian yang dilakukan tidak sebentar karena seluruh aspek dilihat dari berbagai sisi dan diuji coba di berbagai skala. Di samping itu, pihaknya terus mencoba menjalin kolaborasi dengan industri agar katalis buatan Indonesia dapat digunakan oleh bangsa sendiri. Terlebih, 90 persen industri kimia menggunakan katalis.

Katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan. Dengan menggunakan katalis produksi karya anak bangsa, hal tersebut dapat mengurangi kebutuhan katalis dalam negeri. Ketergantungan impor katalis selama ini pun dapat terkikis.

Dr. Melia, dari Kelompok Keahlian Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis yang juga Wakil Kepala Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB) atau Pusat Rekayasa Katalisis (PRK ITB), berbagi perjalanan Katalis Merah Putih yang terus berkembang hingga kini. Seiring waktu, CaRE ITB bekerja sama dengan berbagai pihak, baik institusi pemerintah, BUMN, maupun industri swasta untuk mengembangkan katalis merah putih.

2005

Pada 2005, Prof. Subagjo mendapatkan kesempatan mengembangkan katalis Naphtha Hydrotreating (NHT) bersama tim peneliti katalis RnD Pertamina untuk kilang Pertamina. Pada tahun 2007, formula katalis berhasil diperoleh. Pada tahun 2011, uji coba dilakukan dalam skala cukup besar di reaktor Pertamina dengan kapasitas 6 m3 (Dapat diisikan 3-4 ton katalis). Setelah didapat hasil yang memuaskan, katalis tersebut akhirnya digunakan dalam skala yang lebih besar di sejumlah kilang Pertamina.

2008

CaRE ITB mulai mengembangkan katalis yang mengonversi minyak sawit menjadi diesel.

2011

Setelah keberhasilan uji aktifitas katalis Naphtha Hydrotreating di reaktor komersial pada tahun 2011, lahirlah nama “KATALIS MERAH PUTIH”. Sejak tahun 2011, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB bekerja sama dengan Research Technology Center (RTC) Pertamina dan telah menghasilkan berbagai katalis hydrotreating. Dari tahun 2011 hingga sekarang, lebih dari 200 ton katalis hydrotreating telah diproduksi dan digunakan di 8 reaktor di 5 kilang Pertamina.

2012

Setelah itu, pada tahun 2012, Research and Technology Innovation (RTI) Pertamina dan CaRE ITB mulai lebih serius membuat katalis yang mengonversi minyak inti sawit menjadi diesel biohidrokarbon dan bioavtur.

2014

Pada akhir tahun 2014, dilakukan uji kinerja katalis generasi pertama hasil kerja sama penelitian RTI Pertamina–CaRE ITB yang mengonversi minyak sawit bersih (RBDPO) menjadi diesel biohidrokarbon secara co-processing di kilang Pertamina. Katalis Merah Putih pun semakin populer.

2017

Berkat kegigihan dan ide cemerlang anggota muda Lab TRKK, Dr. Ir. Carolus Boromeus Rasrendra, S.T., M.T., pada tahun 2017, Lab TRKK mendapat pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk membangun Pabrik Katalis Pendidikan dengan kapasitas 1-5 kg/batch.

Kerja sama antara Pertamina dan ITB pun berlanjut terkait pengembangan katalis dengan penempatan alat multipurpose microreactor di laboratorium teknik reaksi kimia dan katalisis di ITB Kampus Ganesha, 22 September 2017 untuk mempercepat pengujian katalis-katalis hasil penelitian. Hal tersebut menjadi salah satu wujud kepercayaan Pertamina yang telah bekerja sama dengan Lab TRKK, Prodi Teknik Kimia, FTI, ITB, sejak akhir tahun 1999, yang terlibat dalam evaluasi dan seleksi katalis di Pertamina.

Di tahun yang sama, terjalin kerja sama dengan BPDP Kelapa Sawit untuk mengubah minyak sawit menjadi bensin. Penelitian ini meneruskan penelitian yang sudah dilakukan pada tahun 1982 oleh Prof. Subagio.

Baca Juga: Katalis Merah Putih (3): 2018-2023, Mengubah Sawit Menjadi Bioavtur hingga Lahirnya Pabrik Katalis untuk Kedaulatan Bangsa

Reporter: M. Naufal Hafizh

Editor: M. Naufal Hafizh


scan for download