Japan Study Fair 2013: Alternatif Studi Lanjutan Selain Eropa

Oleh Ahmad Furqan Hala

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id -- Japan Study Fair 2013 untuk pertama kalinya diadakan di ITB pada Jumat (19/04/13) lalu. Japan Study Fair ini digelar sejak pukul 13.00 hingga 19.00 di Aula Timur ITB. Sebanyak tiga belas sekolah bahasa Jepang, kejuruan, dan universitas menjadi pengisi dalam Japan Study Fair ini. Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Nihon Bunka Center (NBC), Japan-Indonesia Network (JIN), dan majalah asal Jepang, Qto-Japon. Selain itu, acara yang dihadiri oleh pelajar SMA, mahasiswa maupun orangtua ini juga adalah kerjasama Unit Kebudayaan Jepang (UKJ-ITB). Acara ini juga dimeriahkan dengan kehadiran grup duo yang berasal dari Jepang, Verge.

Japan Study Fair 2013 merupakan rangkaian bazaar pendidikan yang diadakan di dua kota di Indonesia, yaitu Bandung (ITB) dan Jakarta. Tidak seperti education fair lainnya, Japan Study Fair 2013 (JSF 13) tidak hanya menghadirkan universitas maupun sekolah kejuruan saja, tetapi juga turut hadir sekolah-sekolah kursus bahasa Jepang yang umum didapati sebelum masuk kuliah.

"Japan Study Fair ini kami harapkan bisa memberi informasi yang cukup mengenai sistem pendidikan di Jepang. Seperti pentingnya penguasaan bahasa Jepang, baik dalam kehidupan akademis maupun sehari-hari. Walaupun ada beberapa universitas yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, tentu saja penguasaan bahasa Jepang akan melancarkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari lainnya", kata Lydia Yuliana, organizer NBC.

Selain dari sekolah tamu yang dihadirkan, terdapat beberapa hal yang membedakan JSF 13 ini dengan kegiatan serupa lainnya. Sebelum memasuki ruang pameran, pengunjung diwajibkan untuk mengisi data diri dan kemudian diberikan nomor pengunjung. Nomor inilah yang akan diberikan ke stand yang dikunjungi. Dengan sistem seperti ini, baik pengunjung maupun stand sekolah yang dikunjungi tidak perlu lagi repot-repot menyiapkan data diri. Stand dekolah hanya perlu menyerahkan nomor pengunjung ke panitia dan panitia yang akan memberikan data pengunjung tersebut sehingga pengunjung bisa berkonsultasi dan tanya jawab dengan lebih leluasa. Selain itu, pemilihan waktu pelaksanaan yang siang memberi kesempatan bagi pengunjung untuk hadir ditemani oleh orangtua, sehingga pengunjung bisa berkonsultasi langsung dengan orangtua.

"Harapan kami dengan adanya JSF 13, Jepang dapat dijadikan sebagai alternatif studi lanjutan, selain Amerika dan Eropa. Kami juga ingin memberi kesan bahwa studi di Jepang, tidak melulu melalui beasiswa saja, ada banyak cara lainnya yang juga tidak terlalu rumit", kata Lydia.


scan for download