Dies Emas ITB: Evita Legowo, Strategi Pencapaian Bauran Energi 2025

Oleh asni jatiningasih

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang pada kesempatan itu diwakili oleh Dr.Ing Evita Legowo, menyampaikan Strategi Pencapaian Bauran Energi 2025 dihadapan peserta Seminar Nasional "Pengembangan Kebijakan, Manajemen, dan Teknologi di Bidang Energi dan Lingkungan", Kamis(05/03/09) Aula Barat ITB.

Kondisi pemanfaatan energi saat ini, disampaikan Evita, masih sangat tergantung kepada minyak bumi(51.66%), konsumsi terus meningkat dengan pertumbuhan 7% per tahun, masih ada bahan bakar yang disubsidi, rasio elektrifikasi 65%, dan pengembangan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan(EBT) belum optimal.Untuk itu, kebijakan energi akan diarahkan kepada diversifikasi energi dimana penyediaan EBT wajib ditingkatkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya (UU Energi No.30 tahun 2007). Merujuk pada UU yang sama, konservasi energi juga perlu dilakukan, merupakan tanggung jawab semua pihak.Konservasi energi mencakup seluruh tahap pengelolaan energi, bagi pengguna dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan konservasi energi akan diberi kemudahan dan/atau insentif, sebaliknya bagi pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak melaksanakan konservasi energi akan diberi disinsentif.

Dalam pengembangan sektor energi sendiri terdapat beberapa tantangan diantaranya struktur harga energi sampai saat ini kurang mendukung diversivikasi dan konservasi energi, ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dan konsumen sehingga membutuhkan infrastruktur energi, masih adanya perbedaan harga energi fosil di pasar internasional dengan di dalam negeri yang disebabkan daya beli masyarakat yang rendah, ketidakstabilan oasar dan harga energi fosil, juga masih adanya beberapa isu internal yang menghambat percepatan investasi.

Strategi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan percepatan EBT, meningkatkan status cadangan energi terbukti dan cadangan energi strategis, menerapkan mekanisme open access pada infrastruktur energi, deregulasi di tingkat makro dan mikro, mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pengembangan energi yang berkelanjutan, menerapkan mekanisme insentif ekonomi dan pajak, meningkatkan efisiensi energi, khususnya BBM, dan tentunya menerapkan Good Governance dan prinsip transparansi.

Foto: Slide Presentasi Menteri Energi dan Sumber daya Mineral

 


scan for download