Addie M.S Ajak Mahasiswa ITB Pertajam Rasa Nasionalisme Melalui Lagu Perjuangan dan Daerah

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - ITB kembali mengadakan kuliah umum dengan tokoh komposer dan arranger orkestra Indonesia terkenal, Addie M.S, sebagai pembicara utamanya. Studium generale yang diadakan pada Rabu (30/09/13) kali ini bekerja sama pula dengan salah satu mata kuliah program studi Teknik Fisika, Kapita Selekta. Dengan tajuk "Membangun Nasionalisme Melalui Lagu-lagu Perjuangan dan Daerah", kuliah umum ini berhasil mengundang antusiasme massa kampus yang tampak dari dipadatinya Aula Timur dengan mahasiswa dari berbagai program studi maupun unit kegiatan mahasiswa.

Acara dibuka dengan sambutan dari dosen pembimbing kuliah Kapita Selekta, Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, Ph.D. Dalam sambutannya, Joko menyampaikan terima kasih kepada Addie M.S yang telah bersedia menjadi pembicara untuk berbagi ilmu dan pengalamannya. Menurut Joko, tema membangun nasionalisme melalui lagu-lagu perjuangan dan daerah sangat tepat untuk diangkat pada era sekarang ini. "Tema ini dapat membuat kita tetap mengingat dan menjaga rasa nasionalisme kita terhadap bangsa Indonesia," ujar Joko.

Sambutan dilanjutkan dengan penampilan dari ITB Student Orchestra (ISO) yang membawakan sebuah lagu tradisional dari Jawa Barat dalam format kuartet strings, Manuk Dadali. ISO sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa ITB binaan dosen program studi Arsitektur, Ir. Baskoro Tedjo, berhasil membuat Addie M.S terkesan.  Menurut Addie, dibutuhkan ketekunan untuk mampu menguasai instrumen dan meluangkan waktu untuk berlatih bersama dalam 1 ensembel untuk melahirkan sebuah sinergi. "Apalagi kalian merupakan mahasiswa-mahasiswa dari sebuah kampus teknik," tambah Addie.

Addie kemudian memulai penjelasannya akan musik, terlebih lagu-lagu perjuangan dan daerah sebagai salah satu media ekspresi untuk membangun rasa nasionalisme. Ia mulai berkisah mengenai awal ketertarikannya dengan msuik orkestra, sejarah orkestra, serta kontribusi musik, khususnya orkestra, terhadap sejarah peradaban dunia. Dalam penuturannya, Addie mengatakan bahwa para komponis dunia menggambarkan rasa nasionalsime mereka melalui musik. Presentasi yang dibawakan Addie dikemas secara menarik dengan diselipkannya beberapa fragmen lagu-lagu orkestra untuk memperdengarkan contoh-contoh komposisi lagu yang menggambarkan rasa nasionalisme.

Tumbuhkan Nasionalisme dari dalam Diri

Menyangkut isu nasionalisme yang dirasa semakin luntur, Addie juga berkisah akan pengalamannya mengaransemen komposisi musik simfoni orkestra untuk lagu kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya. "Dulu belum ada lagu Indonesia Raya yang terorkestrasi dengan baik dan indah, juga layak untuk diperdengarkan dimana-mana," cerita Addie. Berangkat dari keprihatinan akan belum adanya orkestrasi yang baik untuk lagu Indonesia Raya, Addie kemudian mengaransemen komposisi untuk lagu kebangsaan Indonesia ini bersama dengan Twilite Orchestra. Selain Indonesia Raya, Addie beserta tim juga membuat aransemen orkestra untuk lagu-lagu daerah Indonesia lainnya, yang kemudian dikemas dalam album The Sounds of Indonesia.

Rasa nasionalisme ditunjukkan oleh Addie dengan orkestrasi lagu Indonesia Raya yang murni didekasikannya untuk Indonesia. Addie tidak menerima royalti sepeser pun untuk lagu Indonesia Raya versi orkestra ini. "Saya sudah merasa puas dengan rasa bangga akan berhasilnya The Sounds of Indonesia menduduki topchart pada iTunes. Hal ini benar-benar pengalaman yang luar biasa mengharukan dan tak terlupakan," kenang Addie.

Addie kembali berpesan untuk tidak membiarkan rasa nasionalisme semakin luntur. "Banyak sekali pemimpin bangsa lahir dari ITB. Karenanya, kita harus tetap membangun rasa nasionalisme dan tidak membiarkannya luntur," tegas Addie.


scan for download