Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Angkatan II: Tanpa Latihan Menembak

Oleh

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Penuh dengan pengalaman, setidaknya begitulah kesan ratusan peserta pelatihan kepemimpinan mahasiswa (Latpim) angkatan II yang acaranya sendiri telah selesai digelar pada 3-9 Juni kemarin di Cikole, Lembang. Seperti Latpim angkatan I, pelatihan kepemimpinan kali ini juga melibatkan 10 orang personel dari satuan pengamanan ITB yang dilatih bersama-sama 150 mahasiswa ITB dari berbagai angkatan. Dibandingkan dengan Latpim tahun lalu, jumlah mahasiswi yang mengikuti pelatihan ini meningkat, dari 30 orang menjadi 40 orang dari 150 orang mahasiswa. Namun sayangnya, angkatan 2006 sebagai angkatan termuda yang mengikuti pelatihan ini hanya berjumlah 37 orang saja. Acara selama 7 hari ini dimulai dengan sesi psikologi dari DISPSIAD (Divisi Psikologi Angkatan Darat). Para psikolog dari DISPSIAD mengajak para peserta untuk mengenali tipe kepribadian mereka masing-masing. Sedangkan acara di hari-hari selanjutnya termasuk kuliah-kuliah umum dari pembicara-pembicara ternama, seperti Letjen TNI (Purn.) Dr. TB Silalahi yang membawakan pidato berjudul “Penguatan Nasionalisme dalam Menghadapi Era Globalisasi”, Prof. Ir. I Gde Raka yang mengajarkan tentang “Manajemen Perubahan”, Ir. Donald C. Lantu, MBA. yang memberikan kuliah “Manajemen Pengetahuan”, serta kuliah umum dari Jenderal Kepala Staf Angkatan Darat TNI, Djoko Santoso, tentang “Wawasan Kebangsaan”. Berbagai games psikologis diberikan oleh DISPSIAD selama hari ke-3 acara, sedangkan hari ke-4 sendiri diisi dengan outbond dan praktik navigasi darat. Hari ke-5 sendiri menjadi hari yang menyenangkan di mana pada malam harinya para peserta melaksanakan kegiatan caraka malam. Namun sayangnya, pada hari ke-6 peserta tidak mendapatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman berlatih menembak dengan senapan M-16 berpeluru tajam seperti Latpim angkatan sebelumnya, hal ini dikarenakan senjata api memang sudah dilarang digunakan oleh rakyat sipil, jelas Drs. Djadji Satira, M.Si, Kepala Biro Kemahasiswaan ITB. Secara keseluruhan, susunan acara ini tidak jauh berbeda dengan Latpim angkatan sebelumnya, dimana pada malam sebelum hari penutupan sang penyair Iwan Abdurrahman yang menciptakan lagu “Mentari” hadir untuk tampil di hadapan para peserta membawakan lagu-lagunya. Seperti Latpim terdahulu, ia berhasil menggugah emosi para peserta dengan menceritakan makna di balik lagu-lagunya.

scan for download