Tiga Mahasiswa Kewirausahaan ITB Melaju Hingga Hongkong

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa ITB kembali menorehkan prestasi internasional melalui perlombaan business plan. Kali ini, tiga mahasiswa dari Program Studi Kewirausahaan, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB berhasil membawa nama ITB hingga ke Hongkong. Pasalnya, ketiga mahasiswa yang tergabung dalam Tanamon Company tersebut akan mengikuti perlombaan tingkat semifinal dalam ajang The PolyU Innovation and Entrepreneurship Global Student Challenge dari The Hongkong Polytechnic University, Sabtu-Jumat (20-26/06/15). Lolosnya mahasiswa tersebut sebagai semifinalis merupakan debut pertama bagi  Kewirausahan ITB dalam prestasi internasional, mengingat bahwa Kewirausahaan baru saja berusia satu tahun.

Tim yang beranggotakan Dimas Ammar Azhari (Kewirausahaan 2013), Rizki Nugraha (Kewirausahaan 2013) dan Elok Kusuma Wardani (Kewirausahaan 2013) merupakan mahasiswa penerima bantuan Bidik Misi (BM) dari pemerintahaan Indonesia. Ketiga mahasiswa ini patut diacungi jempol, karena berhasil menjadi satu dari dua perwakilan Indonesia yang berhasil lolos ke tahap semifinal dan diundang langsung ke Hongkong. Total peserta yang akan mengikuti ajang tersebut natinya adalah 30 tim yang berasal dari berbagai belahan dunia, seperti Jerman, Amerika, China, dan Jepang. Setiap peserta berhak memilih tema masing-masing, yaitu Health & Wellness, Lifestyle, Environment & Sustainability  dan Corporate Social Responsibility/Social Enterprise. Dalam ajang tersebut, Tanamon Company memilih tema Environment & Sustainability dari total empat sub-tema tersebut.

Dari Boneka Tanam Menuju Hongkong

Zaman sekarang, permainan untuk usia anak-anak telah didominasi oleh teknologi digital dan meninggalkan teknologi lama yang sebenarnya lebih edukastif dibandingkan mainan digital. Boneka tanam merupakan media tanam dari serbuk kayu berbentuk boneka yang apabila disiram setiap hari pada bagian atas kepalanya akan ditumbuhi rambut berupa rumput hijau. Boneka ini dapat dijadikan alternatif mainan baru yang edukatif, kreatif dan imajinatif. Sehingga, anak-anak mampu belajar mengamati pertumbuhan tanaman sambil bermain.

Pemikiran akan mainan edukasi inilah yang membawa Tanamon berhasil menembus Hongkong. Tim ini berfikir untuk memodifikasi bentuk dari boneka tanam, baik bahan pembuatannya hingga desainnya. Boneka tanam yang saat ini banyak dijual menggunakan bahan yang kurang ramah lingkungan, serta desainnya pun monoton. Mengangkat tema lingkungan, Tanamon mengajukan ide mereka dengan memanfaatkan kain perca atau kain bekas sebagai bahan utama dari boneka mereka. "Pada boneka ini, pemanfaata kain perca akan menjadi peran utama guna mencapai kestabilan lingkungan, mengingat bahwa laju pemanasan global yang meningkat. Ditambah lagi bahwa kain perca merupakan kain bekas yang tidak digunakan," tutur Elok.

Sedangkan untuk desain, Tanamon menggunakan desain berupa tokoh kartun Pokemon sebagai desain boneka mereka. Tujuan dari hal ini tentu saja berkaitan dengan target pembeli, mengingat bahwa kartun Pokemon merupakan tontonan masa kecil dari remaja dan sebagian orang tua, sehingga dapat menghadirkan peluang bisnis. "Desain seperti tokoh kartun Pokemon yang kami gunakan terdiri atas tiga bentuk, yaitu landak, kura-kura dan bebek. Ketiga jenis ini memiliki postur tubuh yang landai, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh rumput," tambah Rizki.

Tim ini memiliki dua target pasar, yaitu individu dan kelompok edukatif, seperti  Tanaman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan tampat lain yang dapat memanfaatkan boneka ini sebagai media pembelajaran bagi anak-anak. Nilai edukasi yang dibwa oleh boneka ini adalah pembelajaran disiplin dan kesabara diri dalam merawat tanaman tersebut, teknik merawat tanaman, dan hingga memimpin diri sendiri. "Ide utama yang kami bawa adalah edukasi dan lingkungan, karena zaman sekarang menemukan mainan untuk anak-anak yang berbau alami sangatlah sulit," tambah Elok.

Kompak Merupakan Kunci Utama

Tanamon Company memiliki satu rasa yang sama, yaitu kompak. Dalam suatu tim, hal ini haruslah ada karena akan melahirkan ide yang cemerlang dan lancar. "Kami bersama-sama melatih diri untuk bersatu demi proyek ini, disamping memiliki tugas sebagai mahasiswa lainnya," tambah Elok. Disinilah lahir kekompakan tersebut.

Dari awal terbentuknya tim kecil ini, dukungan dari berbagai pihak muncul agar Tanamon Company ini lebih unggul lagi. Dukungan dari pihak dosen pun turut dirasakan oleh Elok, Rizki dan Ammar. Ketua Program Studi Sarjana Kewirausahaan ITB, Wawan Dhewanto, Ph.D, secara langsung mendukung tim ini hingga mengucapkan selamat dalam nada yang berbeda, "Beliau sangat mendukung kami, bahkan hingga berkata 'Selamat jalan-jalan ke Hongkong' ketika kami mendapat pengumuman semifinal,"  tutur Rizki.

 

Sumber dokumentasi: Tim Tanamon Company (SBM ITB).


scan for download