Dr. Agung Wicaksono, M.Sc. MBA : Demi Futurologi Global, Indonesia Harapkan Pemimpin Berkualitas

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Perwujudan Indonesia sebagai negara global yang kuat di bidang ekonomi, milter, dan sosial-politik sedang gencar dilakukan oleh pemerintah. Sebagai negara berkembang, Indonesia tetap membulatkan tekad untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada demi terwujudnya cita-cita tersebut. Salah satu wujud nyata pergerakan tersebut adalah dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota G-20 (The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors), forum utama kerja sama ekonomi yang beranggotakan negara maju dan negara berkembang dalam menyusun kebijakan ekonomi global. Namun, upaya perwujudan negara global ini akan sedikit terhambat, karena Indonesia sedang menghadapi periode akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan tentu saja akan menjadi tugas besar yang dihadapi oleh pemerintahan baru periode 2014-2019 mendatang.

Meninjau permasalahan ini, Dr. Agung Wicaksono, M.Sc. MBA, dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, dengan ahli Emeritus Ekonomi-Politik Internasional di International Institute for Management Development (IMD), Prof. Jean-Pierre Lehmann, mengadakan sebuah diskusi yang membahas tentang gagasan Indonesia sebagai negara global dan sosok pemimpin yang siap untuk menghadapi langkah tersebut. Diskusi yang dilaksanakan pada Senin (31/03/14) ini berlangsung di ruang diskusi IMD, Switzerland.  Dalam diskusi tersebut, turut dibahas mengenai persiapan yang harus dimiliki bangsa ini.

Indonesia: Dahulu dan Sekarang

Sebagai negara yang menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah bahasa, etnis, dan budaya yang beragam.  Sepanjang sejarah, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang berperan penting dalam perdagangan rempah global. Semenjak memasuki era pemerintahan Ir. Soekarno, Indonesia telah bersiap menghadapi permasalahan internasional, terlihat dari terlibatnya Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung. Hal ini memicu pemerintah untuk meningkatkan strategi yang maksimal agar dapat membawa diri menuju prestasi sebagai negara global.

Saat ini, Indonesia dijuluki sebagai "East Asian miracle economies" oleh Bank Dunia. Hal ini dikarenakan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan tahunan Indonesia lebih dari 7%, prestasi ini dinilai selama 25 tahun berturut antara tahun 1950 -2005. Indonesia menduduki peringkat ke-16 dunia sebagai negara ekonomi terbesar, langkah signifikan yang dilakukan Indonesia adalah pengurangan kemiskinan, urbanisasi, dan pertumbuhan pendapatan. Menurut predikat IMD, Indonesia menduduki peringkat ke-39 dalam World Competitiveness Yearbook 2013 disusul oleh India (peringkat 40), Rusia (peringkat 42), dan Brazil (peringkat 52).

Prestasi lainnya adalah bergabungnya Indonesia sebagai anggota G-20 (The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors), forum utama kerjasama ekonomi yang beranggotakan negara maju dan negara berkembang dalam menyusun kebijakan ekonomi global. Selain itu, Indonesia juga turut aktif di daerah regional Asia Tenggara dalam hal penggagasan konsep Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), sebuah konsep strategis untuk meningkatkan kontribusi dan peran sentral ASEAN dalam dinamika integrasi ekonomi kawasan. Selain itu, Indonesia juga turut berperan aktif di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), sebuah kerjasama ekonomi Asia Pasifik beserta Australia, Cina, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru. Pada Oktober 2013 lalu, Indonesia dipercaya sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Bali.

Tugas Besar Pemerintahan Indonesia

Meski pun Indonesia telah berhasil meraih banyak prestasi tersebut, bangsa ini masih dinilai belum begitu lincah untuk menjadi negara global. Dalam hal pengurangan kemiskinan, Indonesia mampu meraih posisi 125 dunia dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita mencapai $ 4900. Prestasi ini masih jauh tertinggal oleh India sebesar 63%. Pasalnya, Indonesia masih belum mampu memerangi korupsi secara efektif sehingga perekonomian bangsa ini masih terombang-ambing. Berdasarkan the World Bank - Doing Business Index 2013, Indonesia masih tercatat sebagai negara ke 120 termiskin di dunia. Peringkat ini masih jauh tertinggal oleh negara berkembang lainnya yang telah mampu mengejar posisi terdapat di atas Indonesia. Menurut Agung Wicaksono, Indonesia membutuhkan pergerakan ideal untuk perekonomian bangsa ini.

Dalam hal ini, Indonesia harus melakukan upaya untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan, termasuk melalui inovasi dalam e-government. Indonesia juga menghadapi banyak tantangan lingkungan hidup yang semakin menurun yang menurut Yale Environmental Perception Index, Indonesia meraih posisi ke-112 dari 177 negara berdasarkan kualitas lingkungan hidupnya. Sejauh ini, infrastruktur negara ini juga dinilai masih sagat lemah. "Selain pemimpin yang demokrasi, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani turun untuk mengatasi permasalahan bangsa, seperti banjir Jakarta," tambah Agung Wicaksono.

Secara umum, permasalahan yang dihadapi Indonesia masih didominasi oleh tata pemerintahan, ekonomi, dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tantangan ini akan dihadapi oleh berbagai sektor pemerintahani. Kondisi tersebut merupakan tugas besar periode pemerintahan Indonesia mendatang, dimana calon pemimpin Indonesia harus mampu menjawab tantagan ini demi mencapai kualitas negara global tersebut. Sebagai bangsa Indonesia, kitalah yang menentukan kualitas pemimpin masa depan melalui pemilihan umum yang akan diselenggaraka pada 9 Juli 2014 mendatang.

 

Sumber Informasi :  www.imd.org dan www.sbm.itb.ac.id.

Sumber Foto : www.encrypted-tbn2.gstatic.com dan www.imd.org.


scan for download