Kuliah Tamu SITH ITB Bahan Persoalan Pemasaran Vaksin

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Mata Kuliah Manajemen Bioindustri dan Kewirausahaan Biologi ITB mengadakan kuliah tamu dengan mengundang praktisi profesional, yaitu PT Biofarma.

Fitriana Rahmawati, S.Si., MBA., yang merupakan alumni ITB memaparkan materi dengan judul “Manajemen Pemasaran Vaksin Virus”. Market dari vaksin bisa dari nasional maupun global dengan strategi perjanjian yang berbeda berdasarkan volume atau berdasarkan value.

Industri vaksin memiliki regulasi yang ketat dan investasi yang tinggi dalam proses riset, registrasi, penjagaan kualitas, dan audit. Pasar vaksin juga dipengaruhi oleh pembuat keputusan seperti institusi internasional dan pemerintah setempat yang memiliki regulasi berbeda. Maka industri vaksin membutuhkan komitmen jangka panjang.

“Karakteristik pasar dari vaksin adalah tidak banyak perusahaan yang tertarik masuk ke dalam industri karena vaksin tidak dapat langsung dijual ke konsumen. Pembelian dari vaksin ke konsumen dipengaruhi oleh pemerintah dan dokter karena konsumen mendapatkan rekomendasi dari dua pihak tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Mekanisme pembelian vaksin pada setiap negara berbeda sehingga perlu diperhatikan dalam target market beberapa negara bekerja sama dengan United Nation yang berhubungan langsung dengan WHO dan UNICEF atau secara langsung dengan perjanjian bilateral untuk membeli vaksin dari produsen. Hal ini karena WHO akan melakukan quality control dari vaksin yang akan dibeli oleh suatu negara.

Target market dari Bio Farma didapatkan dari empat pendekatan. Pendekatan pertama adalah riset untuk mendapatkan informasi negara atau regional dari tender, Kedutaan Besar Indonesia di setiap negara, maupun data dari WHO. Pendekatan kedua adalah promosi dengan mengikuti acara di negara target melalui kedutaan dan mencari partner kerjasama. Pendekatan ketiga adalah registrasi ke negara target. Pendekatan yang terakhir adalah melakukan hubungan diplomasi dengan lembaga bidang kesehatan dan ekonomi di Indonesia maupun di negara target.

Ekspor produk vaksin juga memiliki perbedaan berdasarkan perjanjian dan regulasi di negara pembeli. Vaksin dapat dijual dalam bentuk produk yang sudah jadi, active pharmaceutical ingredients (API), antisera, atau kit diagnostik. Contoh vaksin yang dijual dalam bentuk sudah jadi atau yang biasa disebut vaksin adalah vaksin oral polio tipe 1, 2, dan 3. Contoh ekspor vaksin dalam bentuk API atau BULK agar dapat diproduksi di negara pembeli adalah tetanus dan difteri. Contoh ekspor dapat juga dalam bentuk antisera seperti BIOADS atau kit diagnostik seperti BioCov-19 (RT PCR kit).

Saat ini Biofarma sudah melakukan ekspor vaksin ke 152 negara. Produksi vaksin Biofarma juga mampu bersaing dengan perusahaan ternama di dunia berdasarkan volume.

Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)


scan for download