Menciptakan Tempat yang Sustainable dan Fungsional di Lingkungan Masyarakat yang Kurang Kondusif melalui Placemaking

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Perancangan ruang dan bangunan bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan estetika, menciptakan kemegahan, dan juga meningkatkan kenyamanan penggunanya. Lebih dari itu, perancangan ruang dan bangunan pada ilmu arsitektur dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik, produktif, dan sehat untuk masyarakat yang sebelumnya merasakan lingkungan hidup yang kurang memadai.

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB (SAPPK ITB) menyelenggarakan rangkaian summer school dengan tema "Placemaking and Social Experiments". Pada pertemuan kedua summer school yang diselenggarakan pada Rabu (15/6/2021), SAPPK ITB menciptakan webinar yang mengangkat topik “Introduction to Marginal Communities Community Participatory Design”. Berbagai narasumber yang hadir sebagai pemateri adalah Dr. Redento B. Recio dari Melbourne School of Design serta Wenie Dahlia Martin dan Luna Nuansa Iman dari PUPLA Project.

Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang yang dianggap gagal dalam penyelenggaraan ruang publik. Pada webinar ini, dijelaskan tentang perjalanan untuk menciptakan lingkungan hidup yang sustainable melalui placemaking di RW 4 Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

“Tentunya untuk melakukan hal ini, bukan hanya peran arsitek saja yang diperlukan namun juga diperlukan peran dari orang-orang dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda karena banyak aspek yang harus dihadapi mulai dari aspek legal, komunikasi, hingga masyarakat,” ujar Wenie.

Berbagai program yang diciptakan PUPLA Project untuk Kamal Muara adalah melakukan renovasi rumah-rumah warga, membuat “kampung warna-warni”, dan membuat hidroponik. “Dalam merealisasikan berbagai program ini, PUPLA Project menggunakan metode participatory design,” terang Luna.

Participatory design atau desain partisipatif adalah strategi yang membawa desainer dan pelanggan atau pengguna ke dalam proses penelitian dan pengembangan. Cara ini sebagai pengembangan solusi produk dalam proses berulang dan bersamaan dengan pengguna masa depan. Pendekatannya berfokus pada proses dan prosedur desain, bukan gaya desain. Pada proyek ini, tim PUPLA bekerja sama dengan perwakilan kelurahan dan perwakilan warga RW 04.

Melalui participatory design yang melibatkan para warga dari Kamal Muara, tim PUPLA dapat membangun berbagai sarana yang bukan hanya indah, namun juga dapat memberikan nilai fungsional yang dapat membantu kehidupan para warga. “Participatory Design ini membuat proses pembangunan yang melibatkan para warga menjadi interaktif, spesifik, namun dapat dilaksanakan secara sederhana,” ujar Winie.

Proses mapping yang dibantu dengan participatory design ini membuat tim PUPLA memiliki gambaran untuk merancang tempat yang dapat membuat warga dapat memiliki ruang publik yang berkualitas, memudahkan pekerjaan warga, sesuai dengan demografi, dan juga dapat menciptakan komunitas yang baik untuk para warga.

Salah satu contoh realisasi dari program PUPLA adalah melakuakan redesign dan renovasi rumah warga. “Salah satu rumah yang kami bantu redesign dan renovasi adalah rumah dari Ibu Supria yang dihuni oleh dua keluarga yaitu keluarga Ibu Supria dan keluarga anaknya yang sudah berkeluarga. Rumah ini terbuat dari triplek dan sering mengalami kendala saat datang hujan serta ruang yang ada di rumah ini tidak kondusif,” jelas Luna. Pada proyek ini, para desainer juga turut bekerja sama dengan lulusan ekonomi dan psikologi untuk membantu permasalahan yang dihadapi warga. “Melalui analisis dari sisi ekonomi dan psikologis, para arsitek dapat merancang rumah yang tepat guna untuk warga,” jelas Winie.

Selain melakukan redesain dan renovasi pada rumah warga, PUPLA Project dan pemerintah daerah sekitar juga membangun fasilitas serta ruang publik lain seperti halaman masjid yang telah dibuat menjadi tempat anak-anak bermain dan berkumpul. Selain memberikan dampak positif untuk perkembangan anak-anak, tempat ini juga berhasil menjadi ruang yang aman untuk orang tua menaruh anaknya. Selain itu, mereka juga melakukan peremajaan dan peningkatan mutu dari ruang ekonomi produktif seperti pasar tradisional.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)


scan for download