Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Diharapkan Mampu Menciptakan Pemerataan Pertumbuhan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Pemerintah sudah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemerintah memandang ini sebagai bentuk pemerataan pertumbuhan ke arah Timur yang selama ini terlalu jawasentris. Tentunya keputusan besar ini tidak serta merta datang dari satu pihak saja, melainkan banyak pihak yang mendambakan visi sama demi mencapai Indonesia yang lebih baik.

Salam Ganesha Academy bekerja sama dengan Ikatan Alumni ITB menggelar webinar tematik yang bertajuk “Pembangunan IKN Nusantara untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” pada Sabtu, 26 Maret 2022.

Webinar ini sesuai dengan topiknya mengundang para pembicara yang dekat dengan perencanaan dan juga pembangunan yang berasal dari alumni ITB di antaranya Ir. Rudy Prawiradinata, MRCP, Ph. D. (SI’81, Perwakilan Bappenas), Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M. Eng. Sc. (SI’85, Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan IKN), Dr. Ir. Wicaksono Sarosa, Ph. D. (AR’78, Direktur Ruang Waktu Knowledge Hub for Sustainability Urban Development), Ir. Bambang Susantono, MCP., MSCE., Ph. D. (Ketua Otorita Ibu kota Nusantara), dan Dr. Phil. Hendricus Andy Simarmata, S. T., M. Si. (PL’01, Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia).

Rudy Prawiradinata mengatakan bahwa dengan pemindahan ibu kota justru pemerintah ingin mengembalikan fungsi hutan beriringan dengan pemukiman masyarakat ibu kota nantinya karena memang saat ini fungsi hutan hanya bersisa 40% saja. Di sisi lain, Kalimantan menjamin keamanan yang lebih untuk kebertahanan wilayah ibu kota karena jauh dari risiko bencana geologis jika dilihat berdasarkan peta Lingkaran Api (The Ring of Fire). “Tentunya ini kabar baik yang layak diperdengarkan,” ujar Rudy.

Dari segi ekonomi, pemerintah menargetkan tingkat perekonomian Kalimantan Timur akan meningkat sebanyak tiga kali lipat. Hal ini diwujudkan melalui perbaikan segala infrastruktur yang lebih mumpuni untuk model kota masa depan berbasis hutan.

Danis Hidayat Sumadilaga menyampaikan bahwa pembangunan IKN dilaksanakan secara bertahap. Khususnya pada masa sekarang rentang tahun 2020-2024 dilaksanakan pembangunan infrastruktur dasar berupa sumber air, akses logistik, akses transportasi, pengelolaan limbah, dan masih banyak lagi.

Walaupun demikian, kabar baik tersebut mesti juga mempertimbangkan segala aspek termasuk keberlanjutan ibu kota yang sekarang. “Saya mendukung pemindahan IKN. Sebaiknya persoalan di Jakarta bukan jadi alasan pemindahan ibu kota karena Jakarta harus diperbaiki juga,” tegas Wicaksono selaku pakar di bidang Planologi.

Pemindahan ini diharapkan tidak menimbulkan kerugian pihak manapun. Transformasi jawasentris menjadi indonesiasentris diharapkan mampu mendorong pusat pertumbuhan. Langkah ini tentu amat bijak mengingat tiap 1% kenaikan urbanisasi berimplikasi pada 4% kenaikan GDP (Gross Domestic Product).

Pembangunan IKN ini diharapkan bisa dirancang dalam satu dapur bersama. Pemerintah juga diharapkan untuk bersikap terbuka dengan tidak hanya melulu menyampaikan yang bagus-bagusnya saja, melainkan menyampaikan juga segala risiko yang akan timbul sehingga bisa menaruh rasa kepercayaan penuh kepada masyarakat. “Bukan (sekadar) memindahkan Jakarta ke Kalimantan, tapi bagaimana keduanya bisa menjalin hubungan (yang sinergis) seperti suami-istri,” ujar Hendricus Andy Simarmata.

Reporter: Lukman Ali (Teknik Mesin/FTMD, 2020)

Sumber foto: Suara Merdeka


scan for download