Kuliah Tamu SAPPK ITB Bahas Tata Kelola Proyek Jakarta International Stadium

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Jakarta International Stadium (JIS) adalah proyek penugasan dari Pemprov DKI Jakarta. Tujuan pembangunan stadion ini adalah untuk membangun kawasan olahraga yang lengkap serta menggantikan stadion Lebak Bulus yang telah mengalami alih fungsi.

Proyek pembangunan JIS sudah dimulai sejak tahun 2018 dan diperkirakan akan diselesaikan tahap konstruksinya pada Maret 2022. Pembangunan JIS ini juga dilancarkan dengan berbagai perangkat untuk memantau dan memonitor proses pembangunannya yaitu JIS Project Dashboard dan Building Information Modelling.

JIS Project Manager, Arry Wibowo mengatakan, “JIS memiliki beragam fitur unggulan. Mulai dari retractable roof, multifunction stadium yang memungkinkan stadium ini dapat dipakai untuk berbagai jenis olahraga dan acara, sertifikasi greenship platinum, sky viewing and sky catwalk facilities, hingga integrasi dengan berbagai moda transportasi umum seperti KRL, LRT, BRT, dan MRT,” ujarnya. Selain itu, JIS juga diklaim bakal ramah untuk disabilitas.

Arry juga menjelaskan bahwa scope management dari proyek ini adalah membangun stadium dengan kapasitas 80 ribu penonton, integrasi dengan berbagai transportasi umum, dua buah lapangan latihan, serta berbagai fasilitas interior. Total kebutuhan dana untuk pembangunan JIS sebesar Rp4.5 Triliun.

Arry menyampaikan perkembangan proyek JIS tersebut dalam kuliah tamu Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) untuk mata kuliah AR3222-Manajemen Proyek dan AR6223-Ekonomi Pengembangan Proyek.

Kuliah tamu yang diselenggarakan pada Kamis (17/3/2022) ini mengundang tiga narasumber sebagai pembicara, yaitu JIS Project Manager, Arry Wibowo, Assistant Professor at SBM ITB, Dr. Raden Aswin Rahadi, S.T, MBA., dan Managing Director of PDW Architect, Ar. Prasetyoadi, IAI, AA. Poin-poin yang Arry sampaikan berkaitan dengan tema acara yaitu “Tata Kelola dan Pengembangan Proyek Konstruksi dengan Studi Kasus Jakarta International Stadium”.

Sementara itu menurut Managing Director of PDWArchitect, Ar. Prasetyoadi, IAI, AA., menjelaskan bahwa konsep arsitektur dari JIS mengusung tema kultur Indonesia, terutama kultur Jakarta atau Betawi. Bukan hanya memiliki stadium yang megah, JIS juga memiliki ruang publik serta tempat perbelanjaan retail. “Tentunya kehadiran ruang publik serta retail di kawasan JIS ini akan menghidupkan suasana, keramaian, serta ekonomi dari Jakarta International Stadium,” papar Prasetyoadi.

Selain itu, dibangun pula taman di kawasan JIS. Berbagai taman yang ada di kawasan JIS adalah taman wisata air, taman edukasi dan rekreasi, taman tropis, dan taman olahraga. “Lapangan sepak bola juga diorientasikan tepat pada utara-selatan. Hal ini dimaksudkan agar para pemain dari kedua tim tidak silau oleh sinar matahari. Selain itu, kursi penonton VVIP dan VIP ditempatkan di bagian barat agar tidak terkena sinar matahari secara langsung,” papar Prasetyoadi. Rumput yang digunakan pada stadium JIS juga menggunakan teknologi hybrid yang menggabungkan rumput asli dan sintetis.

Terakhir, Assistant Professor at SBM ITB, Dr. Raden Aswin Rahadi, S.T, MBA., menyampaikan, “Secara umum, pengembangan properti merupakan proses yang mengandung kombinasi berbagai faktor produksi seperti tanah, pekerja, pemodal, dan enterprise. Semua faktor tersebut terintegrasi pada satu konsep untuk mewujudkan siklus pengembangan yang baik,” ujar Dr. Aswin. Pengembangan bisnis properti dapat dikategorikan dalam tiga sektor yaitu lokasi, riset pasar, dan feasibility analysis atau studi kelayakan.

Dahulu, lokasi selalu menjadi prioritas utama dalam mengembangkan properti. Kini, properti masih menjadi faktor penting, namun kini timbul banyak faktor lain yang juga penting untuk diperhatikan sebelum mengembangkan proyek properti. Riset pasar juga menjadi sangat penting untuk diteliti, terutama terkait aspek finansial dan harga pasar yang tentunya akan sangat mempengaruhi keberjalanan pembangunan hingga marketing hasil pengembangan hasil properti.

Menurut Dr. Aswin, faktor studi kelayakan juga sangat krusial untuk pengembangan properti. Hasil dan kualitas dari properti yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh kelayakan dari proses perancangan proyek hingga manajemen risiko. Faktor rssiko ini sangatlah kompleks karena terkait dengan berbagai hal seperti manajemen, produksi, likuiditas, hingga inflasi. Studi kelayakan perlu meninjau berbagai kondisi seperti kondisi fisik, regulasi, politik, dan infrastruktur.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)


scan for download