Apa Itu Keadilan Sosial dalam Perencanaan Kota?

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id–Professor and Chair Department of Community and Regional Planning Alabama A&M University, Prof. Deden Rukmana menjelaskan konsep keadilan sosial dalam pembangunan. Menurutnya sangat penting dalam perencanaan kota memperhatikan keadilan bagi semua kalangan.

Prof. Deden menceritakan penelitiannya di Amerika Serikat. Ia melihat bahwa benar kalau Amerika Serikat merupakan negara yang maju. Namun, ia juga melihat fenomena yang cukup unik di negara tersebut, yaitu permasalahan terkait tunawisma. “Terdapat banyak tunawisma di Amerika Serikat,” katanya dalam Kuliah tamu Program Studi Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung, Rabu (16/3/2022).

Melalui pengalaman tersebut, ia membuat riset tentang tunawisma di Amerika Serikat dengan judul “The Causes of Homelessness and the Characteristics Associated With High Risk of Homelessness: A Review of Intercity and Intracity Homelessness Data”.

Permasalahan terkait tunawisma ini juga sangat berkaitan dengan kondisi keadilan sosial di Amerika Serikat. Ia juga menyampaikan bahwa ras menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi keadilan sosial di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh sejarah panjang terkait ras yang pernah ada di Amerika Serikat.

“Keadilan sosial di Amerika Serikat mengalami perjalanan dan proses yang panjang. Berbagai sejarah terjadi terkait ras. Mulai dari perbudakan, perang saudara, pemisahan tempat untuk orang kulit putih dengan ras lain, hingga protes untuk keadilan sosial terjadi di Amerika Serikat,” terang profesor asal merupakan alumni ITB itu.

Bahkan, pada tahun 2012 yang lalu, kembali lahir gerakan “Black Lives Matters” untuk memperjuangkan keadilan sosial. Dampaknya, gerakan ini membuat banyak pihak yang lebih perhatian terhadap keadilan sosial dan membuat keadaan terkait keadilan sosial kian membaik.

Maka dari itu, berbagai institusi termasuk American Planning Association dan The Association of Collegiate Schools of Planning yang bergerak di bidang perencanaan kota turun untuk memberikan pernyataan dan komitmen anti-rasisme dengan membuat “Planning for Equity Policy Guide”. Mereka turut membangun pengetahuan dan pedagogi (strategi mengajar) yang dapat mengatasi struktur berkelanjutan dari rasisme, seksisme, penindasan, dan ketidakseimbangan kekuasaan.

Terdapat berbagai tantangan pula bagi para ahli perencana untuk meningkatkan kualitas hidup yang merata untuk berbagai kalangan. “Kebanyakan teori tentang perencanaan ini datang dari negara Barat. Sementara, urgensi dari penerapan teori ini menyangkut berbagai ras. Maka dari itu, diperlukan kontribusi serta kolaborasi dari berbagai kalangan dan kelompok lain untuk merumuskan pengetahuan yang beragam agar dapat merealisasikan perencanaan yang dapat berdampak untuk kelompok serta ras yang beragam pula,” pungkas Prof. Deden.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)


scan for download