Studium Generale ITB: Belajar Beradaptasi dan Berevolusi dari Blue Bird

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG. itb.ac.id – Mata kuliah KU-4078 Studium Generale kembali digelar pada Rabu (16/3/2022) lalu. Kali ini ITB mengundang Direktur Utama PT Bluebird Group TBK, Ir. Sigit Priawan Djokosoetono, MBA., sebagai pembicara. Ia membagikan pengalaman serta perjalanannya selama mengelola dan memimpin perusahaan yang menjadi pelopor dari industri taksi di Indonesia, PT Bluebird Group TBK. Ia mengusung judul “Adapting, Evolving, and Building the Future" untuk materinya ini.

Sebagai perusahaan jasa transportasi besar di Indonesia, Bluebird dibangun dari sejarah. Pada tahun 1972, alm. Mutiara Fatimah Djokosoetono bersama-sama dengan dr. Purnomo Prawiro dan alm. dr. Chandra Suharto, secara resmi memulai bisnis transportasi dengan 25 armada taksi. Seiring perjalanannya, Bluebird selalu menjadi pelopor dalam mengubah industri taksi di Indonesia. “Saat ini, Bluebird telah beroperasi dengan 30.000 armada, 20.000 pengemudi, dan 48 pool di 16 kota di Indonesia,” jelas Sigit.

“Bluebird mengusung berbagai pilar untuk memberikan kualitas terbaik pada pelayanan transportasi. Mulai dari Great Brand, Great People, Great Service, Great Fleet, dan Great Safety. Berbagai pilar ini masih dijunjung kuat sejak 50 tahun yang lalu hingga saat ini,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa didikan kepada pekerja menjadi hal yang sangat ditekankan PT Bluebird. Para pengemudi taksi Bluebird dilatih berbagai hal mulai dari keramahan, keamanan, serta mengemudi yang baik untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen.

Namun, dunia sedang berubah dan akan terus berubah. Industri transportasi terus menerus mengalami tantangan berat. Badai disrupsi masih berjalan, sudah menyusul badai berikutnya, yakni pandemi. Bluebird ditempa oleh banyak ujian dalam riwayatnya. Tetapi Bluebird terus bertahan. Bluebird sudah menumbuhkan ketahanan mental, resilience, persistence, dan perseverance dalam organisasi. Bluebird akan terus bertahan ke depannya dan transformasi pun akan terus berjalan.

Berbagai inovasi turut dikembangkan oleh Bluebird untuk beradaptasi. Mulai dari menciptakan taksi dengan zero emission yang berupa mobil elektrik. Program ini merupakan kolaborasi Bluebird dengan WWF dan berhasil mengurangi penggunaan bahan bakar sebanyak 9000 liter. Selain itu, Bluebird juga mengalami disrupsi yang membuat Bluebird harus bergerak untuk berevolusi dan beradaptasi. Disrupsi dari perkembangan zaman yang harus dihadapi Bluebird adalah teknologi, perkembangan pelayanan dan reservasi, metode pembayaran, regulasi pemerintah, dan yang paling berdampak adalah pricing regime.

Pricing regime ini menjadi tantangan terbesar Bluebird karena pada saat itu, bermunculan banyak perusahaan yang menggunakan “Strategi Bakar Uang” yang sulit untuk diatasi oleh Bluebird saat itu. Persaingan yang ditimbulkan saat itu membuat banyak perusahaan sampai gulung tikar. Ditambah lagi, pandemi Covid-19 datang ke Indonesia dan sangat berdampak pada bisnis dan ekonomi. Datangnya pandemi sempat membuat upaya yang Bluebird bangun untuk berubah jadi tak bisa dipakai lagi. Hal ini membuat Bluebird kembali berusaha untuk membuat transformasi baru lagi.

Bluebird menciptakan berbagai metode untuk kembali memimpin transformasi bisnis yang sukses. “Transformasi dimulai dengan menguatkan fondasi. Lalu, kita juga harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Selanjutnya, tepati janji yang telah dibuat untuk bertransformasi, dan membangun masa depan bersama-sama,” ujar Sigit.
Berbagai langkah aktual yang dilaksanakan oleh Bluebird untuk bertransformasi adalah berkomitmen sebagai perusahaan taksi pertama yang ikut menyukseskan vaksinasi, mendapatkan sertifikat CHSE, menciptakan sistem protokol sistematis, dan memberikan mobilitas darurat untuk Covid-19.

Bukan hanya itu, Bluebird juga mengutamakan “Human Connection” sebagai prinsip pelayanannya. “Jadi taksi bukan hanya tentang mobilitas dan perjalanan, namun juga kenyamanan dan pengalaman yang baik buat para konsumen,” tegasnya.

Sigit juga bercerita bahwa banyak kisah hebat yang telah dilakukan para pengemudi Bluebird dalam menerapkan prinsip “Human Connection” seperti membantu pasien melahirkan serta melindungi penumpang ketika terjadi gangguan dari preman saat dijalan.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)


scan for download