5 Mahasiswa ITB Lakukan Kolokium Daring Program Sokendai Asian Winter School of Japan

Oleh Adi Permana

Editor -

*Gedung FMIPA ITB
BANDUNG, itb.ac.id – Lima mahasiswa FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan kolokium secara daring untuk program Sokendai Asian Winter School di National Astronomical Observatory of Japan yang telah mereka ikuti tahun lalu. Kolokium daring tersebut dilakukan di Program Studi Astronomi ITB, 15 Mei 2020 lalu.


Dosen FMIPA ITB Dr. Hakim Luthfi Malasan menyampaikan, dalam kolokium ini peserta memaparkan kegiatan selama mengikuti internship dan pengalaman hidup mereka selama berada di negeri Sakura dalam waktu dua minggu di musim dingin 2019. “Internship ini berlangsung dengan baik, para mahasiswa tidak saja menimba ilmu, memperoleh wawasan baru tapi yang terpenting dapat mengembangkan jejaring kerja dengan para ilmuwan di National Astronomical Observatory of Japan. Titik awal yang baik untuk mereka berkarier selanjutnya dalam keilmuan,” ujar dosen pada Kelompok Keahlian Astronomi, FMIPA ITB itu.

Graduate University for Advanced Studies atau disingkat Sokendai adalah top 20 universitas terbaik di Jepang yang berfokus pada penelitian di dalam dunia sains dan teknologi. Dalam satu dekade terakhir ini, Univesitas Sokendai selalu mengadakan winter school atau summer school yang mengundang banyak mahasiswa dari berbagai negara, salah satunya Indonesia di berbagai advanced laboratories di negara tersebut.

Salah satu perwakilan Indonesia di dalam acara winter camp ini berasal dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Pada kesempatan kali ini, Universitas Sokendai mengundang lima mahasiswa ITB untuk berpartisipasi dalam program ini yaitu empat mahasiswa jurusan Astronomi dan satu mahasiswa jurusan Sains Komputasi, FMIPA, diantaranya adalah Oktafian Y. Prasetya, Rizky Nurhidayat, Elisa Fitri, Muthia Dewi, dan Imanul Jihad.

Kegiatan ini diawali pada bulan Agustus 2019 dengan penjajagan calon peserta oleh Koordinator di Indonesia bersama dosen-dosen pembimbing di Program Studi Astronomi. Daftar mahasiswa peserta pilihan diputuskan bersama Chair of Graduate Education Committee, National Astronomical Observatory, Prof. Takashi Sekii. Pemilihan didasarkan pada kemampuan mahasiswa, spesialisasi dan riset yang ingin didalami, ketersediaan topik dan pembimbing di NAOJ, potensi pengembangan di Program Studi, kelompok keahlian di Observatorium Bosscha, dan FMIPA secara umum.

Dr. Hakim memaparkan, dalam program ini terdapat banyak hal yang menarik dan bermanfaat, salah satunya lima mahasiswa FMIPA yang dipilih memiliki topik penelitiannya masing-masing yang harus didalami dengan baik. Hal ini membuat setiap mahasiswa ITB akan memiliki pengetahuan yang beragam dan tentunya lebih luas. Topik penelitian tersebut adalah State of The Arts Astronomi dan Astrofisika dalam mengenai: Gerak diri Bintik Matahari yang penting kaitannya dengan cuaca antariksa (Oktafian Y. Prasetya), Gerak bintang dalam dinamika galaksi kita (Rizky Nurhidayat), Asteroid dan dinamikanya (Elisa Fitri), Teknik Asteroseismologi utk analisa bintang seperti Matahari (Muthia Dewi) dan Proses citra serta Machine learning dalam astronomi pengamatan (Imanul Jihad).

*Dokumentasi kegiatan selama winter school.

“Penelitian yang dilakukaan tentunya difasilitasi dengan baik oleh Universitas Sokendai, khususnya dalam bidang astronomi. Universitas Sokendai bekerja sama dengan National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) yang berkedudukan di Mitaka, Tokyo, Sokendai. Dengan adanya kerja sama dengan NAOJ, setiap peserta akan mendapatkan beragam pengetahuan di dalam setiap penilitian yang mereka dapatkan,” jelasnya.

Selain pembekalan ilmu dan kegiatan penelitian, Winter School Program juga menawarkan bentuk unik kegiatan untuk tahun 2019 yakni internship (magang riset) selama dua minggu yang seluruhnya ditanggung NAOJ dan Universitas Sokendai. Kegiatan winter schools sebelumnya dalam bentuk condensed lectures selama 3 hari, kali ini ditambah hingga 2 minggu. “Internship ini dilakukan dengan mengikutsertakan mahasiswa peserta dalam kegiatan riset dengan instrumen tercanggih yang dimiliki oleh NAOJ, seperti teleskop Subaru 8,2 meter ataupun High Performance Computing Devices. Kegiatan internship diakhiri dengan pemberian sertifikat kepada semua peserta,” ujarnya.

Reporter: Hutahean Andina Putri (Manajemen, 2021)


scan for download