Kuliah Umum di ITB, Dubes Rusia Sampaikan Fakta-fakta Hubungan Indonesia-Rusia

Oleh Adi Permana

Editor -


BANDUNG itb.ac.id – Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, H.E. Mrs. Lyudmila Vorobieva menjadi pembicara dalam Studium Generale KU-4078 di Aula Barat Kampus ITB, Rabu (9/10/2019) lalu. Ia menyampaikan, bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia berlangsung sangat dinamis dari dulu hingga sekarang. 

Pada kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa ITB tersebut, Lyudmila mengatakan sejumlah fakta tentang negara Rusia. “Fakta pertama yang saya rasa kalian semua telah ketahui adalah bahwa negara kami, merupakan negara terbesar di dunia yang memiliki luas sebesar 17 juta kilometer persegi. Kami juga memiliki rel kereta terpanjang dengan nama The Trans-Siberian yang menghubungkan antara Moscow dan Vladivostok. Fakta selanjutnya juga bahwa Moswcow University juga memiliki bangunan yang sampai saat ini menjadi bangunan tertinggi di dunia untuk kategori bangunan pendidikan,” ujarnya.

Dia bercerita, Rusia sendiri juga pernah memindahkan Ibu kotanya ke St. Petersburg pada tahun 1713 sama halnya dengan rencana Indonesia yang akan melakukan pemindahan ibu kota ke Kalimantan dalam waktu dekat. “Saat itu Rusia memiliki alasan agar lebih dekat dengan wilayah  Eropa, namun akhirnya pindah kembali ke Moscow, yang sebelumnya juga menjadi ibu kota dari Rusia,” tuturnya.

Selain itu, disampaikan pula bahwa Russia telah lebih dulu melakukan deklarasi terkait Hak Asasi Manusia sejak 1918. Fakta lain megenai Rusia juga disampaikan dari aspek sains dan teknologi dimana Rusia telah melakukan beberapa penemuan diantaranya adalah bola lampu, helikopter, seorang kimiawan asal Rusia juga yang pertama kali menemukan fotografi berwarna yang kita kenal hingga saat ini.



Kemudian, senapan automatis dan tabel periodik yang kita kenal dan gunakan hingga saat ini juga merupakan hasil temuan Dmitri Mendeleev. Mendeelev, sapaannya, merupakan kimiawan Rusia sangat mendunia yang masih dipelajari oleh para akademisi. “Rusia dan Indonesia akan memperingati usia ke-70 hubungan relasi diplomatik antara kedua belah pihak tanggal 3 Februari 2020 nant,” ujarnya.

Dalam literasi sejarah Rusia ditemukan sebuah kata yang familiar yakni ‘nusantara’ pada abad ke 11. Literasi tersebut juga dipelajari di bangku sekolah di sana. Lebih lanjut, sejarah di Rusia juga mencatat, banyak referensi dari para peneliti sejarah yang menyebutkan bahwa beberapa peneliti Rusia pernah melakukan sebuah perjalanan ke Indonesia pada abad 18. Bahkan, referensi tersebut mencatat dengan jelas, kondisi alam Indonesia yang dikenal begitu indah flora serta faunanya, hingga kekayaan budaya.

“Saya pernah melakukan perjalanan ke Lampung dan saya sangat terkejut saat saya mengetahui terdapat sebuah lokasi bernama Tanjung Rusia, saat saya tanya penduduk lokal tidak ada yang mengetahui asal muasal nama lokasi tersebut. Namun saya mencurigai hal tersebut sebagai bukti untuk mengenang perjalanan peneliti Rusia, para peneliti Rusia juga menjelaskan bahwa Jawa merupakan tempat terkaya sekaligus terindah di dunia,” terangnya.

Informasi lain yang juga disampaikan oleh Duta Besar Russia adalah mengenai lagu ‘Rayuan Pulau Kelapa’. Lagu tersebut ternyata sangat populer di seluruh Uni Soviet pada era 1950 – 1960-an dan diterjemahkan ke Bahasa Rusia dengan judul Pesnya Ostrova Palm dan menjadi soundtrack salah satu film dokumenter. Lagu ini kerap dianggap sebagai bukti nyata eratnya persahabatan Indonesia dan Uni Soviet pada masa lalu.

Reporter: Salsabila Tantri Ayu (Kimia, 2016)


scan for download