Mahasiswa Baru ITB Dibekali Diri tentang Safety Riding dari Korlantas Polri

Oleh Adi Permana

Editor -

*Foto: Elisabeth Sirumapea

BANDUNG, itb.ac.id - Korps Lalu lintas (Korlantas) Polri mengadakan sosialisasi tentang safety riding kepada para mahasiswa baru ITB di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, Rabu (7/8/2019). Tujuan dari kegiatan ini dalam rangka menjadikan ITB sebagai pelopor keselamatan lalu lintas demi mewujudkan Generasi Millennial yang Peduli Keselamatan Lalu Lintas. 



Sosialisasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri, M.Si. Dalam penjelasannya, ia mengatakan bahwa lalu lintas merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. “Lalu lintas artinya pergerakan orang dan kendaraan di mana jalan sebagai sarana gerak. Untuk itulah kita butuh lalu lintas yang baik. Kampus adalah titik awal kita memberitahu ini karena umur mahasiswa sekarang adalah usia yang banyak melakukan pergerakan,” ucapnya. 

Dalam rangka sosialisasi safety riding, Korlantas Polri memiliki slogan yaitu Stop Pelanggaran, Stop Kecelakaan, Keselamatan untuk Kemanusiaan. ITB dalam hal ini sebagai kampus pertama di Indonesia yang menjadi tempat pertama kali diadakannya sosialisasi tentang safety riding.

Refdi menyampaikan, lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan. Setiap orang dengan profesi apapun membutuhkan jalan sebagai sarana gerak. Dan lalu lintas adalah cerminan budaya bangsa. “Contohnya adalah Bandung dari hari ke hari semakin tertib. Tertibnya berlalu lintas maka mencerminkan tertibnya pengemudinya. Lalu lintas juga mencerminkan tingkat ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa karena dalam kehidupan sehari-harinya membutuhkan lalu lintas yang aman,” ujarnya.

*Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri, M.Si., saat memberikan sosialisasi di Sabuga. (Foto: Elisabeth Sirumapea)

Ia menambahkan, pada 2018 korban kecelakaan lalu lintas kurang lebih sebanyak 29 ribu orang, dalam sehari ada 80 orang, dan usianya kebanyakan anak muda seperti pelajar dan mahasiswa. Ia menyayangkan akan hal tersebut apalagi yang menjadi korban adalah anak muda sebagai calon pemimpin bangsa. “Untuk itulah saya mengucapkan terima kasih kepada rektor, dekan, dan mahasiswa yang telah memberi kesempatan untuk polisi datang ke ITB untuk menyampaikan hal ini,“ ucap Refdi.

“Cara berkendara yang baik itu yaitu harus menggunakan helm, gunakan sabuk pengaman (di dalam mobil), jangan melawan arus atau melanggar peraturan lalu lintas, karena seorang pengemudi butuh konsentrasi pada saat berkendara, jangan menggunakan handphone dan jangan menggunakan kendaraan melebihi kecepatan yang sudah ditentukan,” tambahnya.

Refdi berharap melalui acara ini, mahasiswa ITB dapat menyampaikan pesan yang baik tentang keamanan berlalu lintas kepada teman, saudara, tetangga, dan orang tua sehingga keselamatan berlalu lintas di Indonesia semakin hari semakin baik.

“Kepada millennials zaman sekarang ‘kan sudah pakai transportasi online. Kita yang sudah diberikan materi tentang kampus pelopor keselamatan kita bisa beritahu berkendara yang baik itu seperti apa kepada driver-driver,“ ucap Zagy Yakana Berian, panitia acara kegiatan tersebut.

Pada acara tersebut, pihak kepolisian juga memberikan pin dan sertifikat kepada 10 perwakilan mahasiswa ITB atas partisipasinya pada kegiatan pembekalan dan pelatihan keselamatan berlalu lintas melalui kegiatan KaPeKa (Kampus Pelopor Keselamatan) Berlalu Lintas Tahun 2019 yang diadakan pada 25 Juli 2019.

“Karena kita sudah diberi banyak pengetahuan dan pembekalan terkait lalu lintas, maka harapannya kita harus menerapkan ilmu-ilmu yang kita dapat itu agar kita juga bisa berkontribusi untuk menciptakan Kamseltibcarlantas (Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas) sehingga kita dapat mencerminkan sebagai mahasiswa yang tertib lalu lintas dan turut mendukung ITB sebagai Kampus Pelopor Keselamatan Lalu Lintas,” ucap Mahbub sebagai perwakilan KaPeKa. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof. Ir. Bermawi Priyatna Iskandar M.Sc., Ph.D., mengatakan mahasiswa adalah pemimpin masa depan, aset bangsa yang luar biasa. “ketika terjadi lakalantas sehingga patah tulang tangan atau kaki, maka minimal 1 semester cuti akademik. Disamping itu perlu biaya yang besar untuk penanganan medisnya. Jadi sosialisasi keselamatan berlalu lintas di kalangan mahasiswa sangatlah penting, agar mahasiswa tertib, disiplin dan mengutamakan keselamatan dalam berlalulintas. Dan ini selanjutnya bisa jadi contoh di masyarakat tentang keselamatan berlalulintas.” ucap Prof. Bermawi.

Pada akhir acara, para mahasiswa diminta untuk mengucapkan “Deklarasi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Mendukung Road Safety Menuju Zero Accident” yaitu (1) Mahasiswa yang peduli keselamatan berlalu lintas, (2) Mendukung sepenuhnya program kepolisian negara republik indonesia dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas, dan (3) Siap menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

Reporter : Elisabeth Sirumapea (Manajemen 2020)

scan for download