Membicarakan Gagasan Media di Zaman Sekarang

Oleh Adi Permana

Editor -


BANDUNG, itb.ac.id – Media massa memiliki peran dalam membuat perubahan, memberi inspirasi, bahkan menjadi alat revolusi. Pembicaraan tentang media tersebut disampaikan oleh Nur Hasan Murtiaji selaku Wakil Pemimpin Redaksi Republika pada Studium Generale KU4078 ITB Rabu, (10/4/2019) di Aula Barat ITB. Kuliah yang  dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan itu mengangkat tema tentang “Gagasan dalam Media”.


Alumni Astronomi ITB ’94 itu mengawali kuliah umum dengan mengenalkan beberapa contoh dokumentasi konten sebuah informasi yang dilakukan oleh Julian Assange dalam wikileaks.org, Edward J Snowden, Einsten dan Stephen Hawking dalam bidang ilmu pengetahuan, juga oleh para ulama dahulu dalam kitab-kitab.

“Pesan yang ingin saya sampaikan, dari contoh tersebut, mereka mendokumentasikan gagasan dengan jelas. Apapun platformnya, pendekatannya adalah konten. Konten yang bagus akan dibaca hinggal lintas generasi. Maka buatlah konten yang inspiratif sehingga akan dikenang selamanya. Sekarang sudah beragam, bisa lewat blog, wordpress, sosial media, zaman dulu mungkin hanya lewat kertas,” ujarnya.

Nur Hasan juga menyampaikan bahwa persepsi atau point of view sebuah media massa untuk framing berita yang terjadi menjadi suatu sangat penting. bahwa informasi dalam suatu media belum tentu menggambarkan peristiwa yang sebenarnya. “Atau mungkin sebenarnya berita tersebut memang benar terjadi namun bisa juga merupakan penggalan dari rangkaian suatu peristiwa sehingga penyampaiannya tidak utuh. Karena hal tersebut maka terdapat etika dalam jurnalistik seperti independen, verifikasi dan keberimbangan,” jelas Nur Hasan.

Dia menjelaskan, tantangan dari pembaca saat ini haruslah jeli dalam membaca berita, menonton video, dan membaca berita dari pesan berantai di aplikasi chat seperti Whatsapp. Untuk itu, pembaca harus memperbanyak sumber bacaan dan informasi lebih dari dua sumber agar tidak mudah terpapar berita bohong (hoax).

Transformasi media

Kemajuan teknologi pada zaman sekarang ternyata ikut menuntut media massa untuk bertransformasi dalam pratform digital. Banyak surat kabar kini selain mendistribusikan informasi melalui koran, juga memiliki media online. “Pengembangan platform cetak ke digital terus dilakukan oleh media massa khususnya Republika. Hal tersebut membuat media massa harus berimprovisasi dalam hal mendapatkan konten terbaik dan tercepat. Selain itu media cetak maupun digital memiliki target pembaca masing-masing sesuai dari visi misi perusahaan,” tutur Nur Hasan.



Menurut riset yang dilakukan oleh Hootsuite, Indonesia menempati salah satu peringkat tertinggi dalam negara yang penduduknya meluangkan waktu untuk media sosial, pengguna Facebook, pengguna Instagram, serta salah satu negara dengan perkembangan media sosial tercepat di dunia. Hal tersebut yang membuat digitalisasi konten tak dapat dihindari lagi.



“Media cetak mungkin akan hilang di masa yang akan datang karena arah gerak kita mengarah ke digitalisasi. Hilangnya media cetak dapat dipengaruhi banyak faktor seperti peraturan pemerintah mengenai penggunaan kertas, investasi mesin cetak yang mahal, biaya operasi yang mahal dan lain-lain. Namun media cetak mungkin akan tetap bertahan sebagai simbol resmi dan suatu hal yang eksklusif karena nantinya hanya dinikmati oleh beberapa orang karena harganya yang mahal,” tuturnya.

Reporter: Billy Akbar Prabowo (Teknik Metalurgi 2016)



scan for download