Integrated Business Experience, Belajar Bisnis Sekaligus Belajar Empati

Oleh Adi Permana

Editor -

*Salah satu rintisan usaha yang ditampilkan dalam pameran mata kuliah Integrated Business Experience, SBM-ITB. (Foto: Qintara Silmi)

BANDUNG, itb.ac.id—Sekolah Bisnis dan Manajemen  di Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) memiliki komitmen memberikan pengalaman lapangan berbasis ekonomi kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dan belajar secara real-time mengenai perekonomian. Bukti nyata tersebut salah satunya diwujudkan melalui mata kuliah Integrated Business Experience, mata kuliah yang memberdayakan mahasiswa untuk boleh memulai sebuah start up, perusahaan rintisan dengan ide dan gagasan yang dibangun sendiri oleh mahasiswa.


Mata kuliah Integrated Business Experience ini akan dijalani mahasiswa SBM-ITB di tahun kedua perkuliahan. Dengan memfasilitasi mahasiswa untuk membuat sebuah perusahaan yang bisa terjun langsung ke masyarakat dan diaplikasikan di tengah hiruk-pikuk perekonomian masyarakat. Mulanya, mahasiswa diminta untuk mengumpulkan kreasi dan ide perusahaan rintisan apa yang ingin dibangun untuk kemudian dipilih dan dibentuk tim yang akan menjalankan perusahaan rintisan tersebut.

“Aku pribadi sangat terbantu dengan model perkuliahan seperti ini, dimana kami mahasiswa bisa belajar seluas-luasnya tentang bagaimana membangun sebuah bisnis dengan modal dan ide sendiri. Seperti aku sendiri, yang berperan di Chief of Marketing ini belajar banyak banget tentang bagaimana punya sikap enterpreneurship,” ucap Rizqi Hidayat, salah satu mahasiswa SBM 2020 saat ditemui reporter magang Humas ITB di gedung SBM ITB, Kamis (7/3/2019).

Mahasiswa yang memiliki perusahaan rintisan Anakost ini mengaku memang banyak menemukan kendala di tengah pembangunan perusahaan yang ia lakukan bersama sepuluh rekannya. Namun, ia mengaku puas dengan perkembangan yang sudah didapatkan sejak brainstorming hingga saat ini. Sudah banyak pembelajaran dan pegembangan yang ia lakukan bersama rekan-rekannya.

Integrated Business Experience sendiri tidak hanya menekankan pada kemampuan bisnis dan pengolahan serta manajerial mahasiswa, tetapi mahasiswa akan dibangun jiwa dan empati sosialnya melalui perkuliahan ini. Tercatat, 70% dari keuntungan bisnis yang didapatkan akan menjadi modal yang digunakan untuk mata kuliah Community Project—sebuah mata kuliah yang menjadi bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. 

Pada mata kuliah lanjutan tersebut, akan dilakukan pembangunan ke desa-desa tertentu yang menjadi sasaran pengabdian masyarakat bersama. Pembangunan berbagai fasilitas di desa-desa akan membantu masyarakat untuk boleh memiliki nilai dan kualitas hidup yang lebih baik. Mata kuliah ini akan mengajarkan mahasiswa untuk boleh memiliki empati sosial dan turut juga bergerak untuk kemajuan bangsa.

“Senang rasanya bisa berkontribusi ke masyarakat melalui mata kuliah ini. Juga sebagai mahasiswa, aku berharap apa yang didapatkan di mata kuliah ini bisa membantu banget untuk kehidupan aku selepas dunia perkuliahan. Pengalaman-pengalaman yang didapatkan, baik itu saat berhubungan dengan vendor, belajar untuk berbicara di depan umum, bahkan ribut-ributnya sama teman se-tim juga adalah bahan belajar yang berharga untuk ke depannya,” tutup Rizqi Hidayat.

Reporter: Josefanny (Magang IJA 2019)

scan for download