ITB Buat Sumur Bor untuk Bantu Penyediaan Air Bersih di Lombok

Oleh Adi Permana

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Satgas Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk korban gempa bumi Lombok membuat sumur bor di beberapa lokasi pengungsian. Hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat yang kini tengah kesulitan air bersih. Pembuatan sumur bor dijalankan oleh tim yang dipimpinan Dr. Bagus Endar.

Pengeboran sumur pertama dilakukan di posko bencana Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Sebelum menggali sumur, tim terlebih dulu melakukan survey kualitas air di beberapa daerah di Lombok, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak paling parah di wilayah Lombok Utara, Lombok Barat, dan Lombok Timur. Survey juga untuk melihat prioritas daerah yang kritis menghadapi masalah air. Hasil survey menjadi patokan dalam pengeboran sumur yang dilakukan berikutnya.

Sebelum pengeboran, titik sumur dicari terlebih dulu dengan menggunakan cara konvensional dan metode Geolistrik, yaitu sebuah metode yang memanfaatkan sifat-sifat kelistrikan batuan dalam tanah. Listrik dialirkan ke dalam tanah untuk mengukur resistivitas batuan pada titik tanah tersebut. Jika alat geolistrik menunjukan angka yang rendah, artinya tanah tersebut lembut dan besar kemungkinannya mengandung air. Angka resistivitas yang tinggi berarti batuan di titik tanah tersebut keras dan sedikit mengandung air.

“Kalau lapisan mengandung air, dia akan low resistive. Kalo lapisannya tidak ada airnya, kosong, batu saja. Itu sangat tinggi di atas 1000 ohm/meter. Tetapi kalau dia mengandung air dia akan lebih kecil, bisa 200 ohm/meter. Kalo dia butirnya lembut bisa lebih kecil sampai 30 ohm/meter. Nanti akan bisa kita lihat dari penampangnya itu seperti kita lihat foto CT Scan atau foto Rontgen bahwa permukaan dari bumi ini kita bisa lihat sebelum kita menentukan titik bornya,” jelas Dr. Bagus Endar dari dari Kelompok Keahlian Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, FMIPA-ITB.

Setelah titik pengeboran ditemukan, bor tangan disiapkan. Untuk sumur bor di Desa Sigar Penjalin digunakan bor sepanjang 8 meter dengan mata bor 3,5 inci. Tim satgas ITB dibantu mahasiswa dari Universitas Mataram (Unram) dalam pengeboran tersebut. Total waktu pengeberan sekitar 6 jam sejak awal pencarian titik sampai pengeboran tuntas pada sekitar pukul 17.00 waktu Lombok pada tanggal 27 Agustus 2018.

Pemasangan pompa air dilakukan keesokan harinya. Pompa yang dipasang adalah pompa air tangan manual. Alasannya karena saat ini daerah tersebut masih kesulitan listrik, sehingga akan terhambat untuk menyalakan pompa air listrik dengan daya cukup besar. Agar warga bisa mudah mengakses air, pompa tangan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau. Pemasangan pompa air ini dibantu oleh warga sekitar dalam pengerjaannya.

"Air dari sumur bor tersebut sudah dicek kualitasnya. Tercatat, PH meter munujukan angka 7,3 dan conductivity atau kehantaran listriknya 0,3. Ini berarti air tersebut memiliki kualitas yang baik untuk dipakai untuk kebutuhan warg sehari-hari," kata Dr. Bagus. Ia menambahkan, pembuatan sumur bor serupa masih akan terus diupayakan oleh satgas ITB di tempat-tempat lain di Lombok demi pemulihan pasca gempa.

Reporter: Ahmad Fadil


scan for download