Inilah Bobbi Winema Yogatama, Wisudawan dengan IPK Sempurna

Oleh Vera Citra Utami

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Apresiasi tinggi patut diberikan kepada Bobbi Winema, Wisudawan dari Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Sebab Bobbi berhasil lulus dengan menyandang predikat cum laude bahkan dengan IPK sempurna yakni 4.00 dalam Wisuda Ketiga ITB Tahun Akademik 2017/2018.

Pria asli Bandung itu mengatakan, tak mudah untuk mendapatkan IPK sempurna. Sebab diperlukan perjuangan, kerja keras. Usaha yang dilakukan, niscaya tak akan mengkhianati hasil yang diperoleh. Atas prestasinya itu, tentu saja sosok Bobbi menjadi sorotan tak hanya sesama mahasiswa ITB tapi juga dunia.

Selama kuliah di ITB, Bobbi tidak hanya fokus kepada kegiatan akademik saja, melainkan juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Elektroteknik (HME) ITB serta 8EH Radio ITB sebagai radio announcer dan Master of Ceremony. Sehingga ia kerap kali ditunjuk menjadi pembawa acara dalam kepanitiaan beberapa acara yang diadakan oleh ITB. 

Namun, tentu saja akademik tetap menjadi prioritas utama Bobbi. Buktinya, berkat prestasinya, dia dipercaya menjadi delegasi Indonesia dalam Summer Student Program yang diadakan oleh CERN, yaitu sebuah lembaga penelitian nuklir yang berpusat di Jenewa, Swiss. 

Bobbi mengatakan bahwa rahasia dari prestasi akademiknya adalah mahasiswa harus berusaha untuk menyukai mata kuliah yang mereka ambil. Karena itu, dia sendiri tidak memiliki mata kuliah spesifik yang sangat dia sukai. “Kita menyukai atau tidak menyukai suatu matkul itu biasanya karena kita bisa atau tidak bisa pada matkul tersebut. Tapi jika kita bisa belajar untuk menyukai semua matkul, kita akan bisa menyelesaikan semua matkul dengan baik,” ujarnya.

“Jujur saja, dulu saya tidak terlalu menyukai mata kuliah Sinyal dan Sistem karena menurut saya konsepnya sangat sukar dimengerti. Namun setelah saya berusaha, akhirnya saya memahami konsepnya, mendapat nilai yang baik pada matkul tersebut, dan semester depannya justru saya menjadi asisten dosen pada matkul tersebut,” lanjutnya.

Sementara itu, Bobbi yang kini telah resmi sebagai alumni ITB berpesan kepada mahasiswa ITB harus fasih dalam berbahasa Inggris. Karena menurut dia, dengan fasih berbahasa Inggris akan memudahkan mahasiswa untuk mencari banyak referensi dalam belajar dan memperbesar peluang untuk mengembangkan diri. Bobbi juga mengingatkan bahwa hidup itu sederhana, siapapun akan menjadi sukses jika dia bisa bangkit setiap kali dia terjatuh.

“Jadi mahasiswa itu tidak perlu jenius, melainkan harus pintar memprioritaskan mana yang penting dan mana yang tidak. Kemudian, jadi mahasiswa juga harus bandel ketika sedang berusaha, terutama kalau sedang belajar. Apa artinya? Ya kalau kita sudah belajar dan tetap tidak paham materi, kita pelajari materi tersebut sampai paham, kalau perlu baca berulang-ulang sampai kita paham materinya. Bandel dalam konteks ini artinya adalah pantang menyerah tanpa mempedulikan sebesar apapun rintangan di hadapan kita, bahkan saat kita terjatuh sekalipun,” tutupnya.

Setelah diwisuda dan dikukuhkan sebagai sarjana, di satu sisi ia merasa gembira karena telah menyelesaikan studi sarjananya. Tapi di sisi lainnya, menyedihkan karena akan meninggalkan almamater tempat mereka menuntut ilmu. Namun, kata Bobbi, wisuda tetaplah merupakan pintu gerbang mahasiswa untuk terjun ke dalam realita yang menentukan jalan hidup mereka nanti. 


Reporter: Garry Putranto Arimurti

scan for download