Bangkitkan Semangat Persatuan dan Kesatuan, ITB Turut Menggelar Upacara Harkitnas 2018

Oleh Ahmad Fadil

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar upacara Harkitnas di halaman Rektorat, Jalan Tamansari, Bandung. Berdirinya organisasi Boedi Oetomo di tanggal 20, bulan Mei, tahun 1908, menjadi tonggak sejarah diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) ITB, Prof. Bermawi P. Iskandar, bertindak selaku pembina upacara di peringatan Harkitnas 2018 ini. Mengenakan seragam batik ITB khas rancangan karya dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), para peserta yang terdiri dari pimpinan dan staf tenaga kependidikan ITB, memenuhi arena tempat upacara.

Memupuk Semangat Persatuan dan Kesatuan Melalui Organisasi
Kebangkitan bangsa Indonesia tak lepas dari perjuangan para pahlawan pendahulunya. Terdiri lebih dari 17 ribu pulau, Harkitnas momen tepat untuk mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Memperingati Harkitnas, Rektor ITB, Prof Kadarsah Suryadi, secara khusus mengajak untuk bersama-sama memupuk persaudaran persatuan untuk terus mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI.

Organisasi, merupakan wadah menghimpun ide-ide dan semangat untuk membangun bangsa. “Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primordial,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara, yang disampaikan pidatonya oleh Prof. Bermawi.

Bangkitnya Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia
Bernama Technische Hoogeschool di tahun 1920, ITB merupakan pecahan dari Universiteit de Indonesia (Universitas Indonesia) yang kala itu masih berlokasi di kota Bandung. Tahun 1959, ITB lahir dengan memiliki tiga departemen, yaitu Departemen Ilmu Teknik, Departemen Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, dan Departemen Ilmu Kimia dan Ilmu Hayat. Sebagai perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia, ITB telah melewati beberapa kali masa pergantian pimpinan negara. ITB kini memiliki 12 Fakultas Sekolah dan dua kampus diluar domisili kota Bandung, yaitu Jatinangor dan Cirebon.

Tahun 2028, diprediksi bangsa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Saat itu jumlah penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Inilah era keemasan, dimana sumber daya manusia akan mendongkrak mesin-mesin pertumbuhan ekonomi.

Pendidikan memiliki peranan penting hampir di semua bidang. Tantangan dan hambatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Masuknya era digital, menjadikan perguruan tinggi terus meningkatkan kualitas lulusannya agar mampu beradaptasi sesuai perkembangan zaman.

“Ia (generasi masa depan) akan menjadi ancaman jika hanya menjadi pengguna atau pasar, namun akan menjadi berkah jika kita mampu menaklukannya menjadi pemain yang menentukan lansekap ekonomi berbasis digital dunia,” ujar Rudiantara dikutip dari dokumen sambutan peringatan Harkitnas ke-110.

Dalam hal ini, ITB telah mencanangkan diri menjadi Entrepreneurial University. Gagasan yang dibawa oleh Prof Kadarsah, sejak tahun 2014 ini, menjawab harapan masyarakat bahwa Perguruan tinggi bukan hanya menghasilkan karyawan atau profesional,  bukan hanya melahirkan pemikir atau peneliti saja, tapi juga menghasilkan produk-produk segala apa pun yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.


scan for download