Meningkatkan Kemampuan Dosen, ITB Adakan Pembekalan ITB Harmoni

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Lingkungan pembelajaran yang baik tentunya melibatkan dosen-dosen yang tidak hanya memiliki kompetensi di bidangnya tapi juga mampu menyampaikan materi-materi ajar secara baik. Untuk itu, Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Manusia dan Organisasi (UPT PMO) ITB dan Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan Organisasi (WRSO) ITB menggelar pelatihan Pembekalan ITB Harmoni pada hari Jumat (5/5/17). Pelatihan tersebut menghadirkan Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, Ph.D dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd sebagai pembicara. Bertempat di Aula Timur ITB, Pelatihan ini dihadiri oleh dosen-dosen dari berbagai Fakultas/Sekolah di ITB.

Pada sesi pertama, Prof. Akhmaloka, Ph.D memaparkan materi berjudul Membangun Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa Indonesia diprediksi akan menjadi bangsa yang besar karena jumlah penduduk Indonesia dalam kategori usia produktif yang banyak. Pada tahun 2010, kelas menengah Indonesia berjumlah sekitar 150 juta jiwa, dan diprediksi akan naik menjadi 180 juta pada tahun 2020. Kelebihan sumber daya manusia ini sebenarnya dapat menjadi bonus demografi atau demographic dividend apabila sumber daya manusia ini memiliki skill dan pendidikan. Namun, bila penduduk yang banyak itu tidak mendapat edukasi yang baik, hal ini justru akan berbalik menjadi demographic disaster. “Kuncinya nanti adalah pendidikan. Bapak/Ibu yang semua terlibat pada bidang pendidikan, nanti bapak ibu yang bertanggung jawab apakah nanti negara kita jadi negara yang dapat bonus demografi atau dapat demographic disaster,” ujar Prof. Akhmaloka. Beliau pun menekankan pentingnya peran pengajar dalam membentuk sumber daya manusia Indonesia.

Pada sesi kedua, berlangsung hal menarik. Sebelum Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd selaku pembicara kedua memulai paparannya, beliau terlebih dulu mengadakan sebuah diskusi yang harus diikuti semua peserta. Diskusi ini dilakukan dengan cara yang unik; para peserta diminta memilih satu dari dua kata pilihan yang diberikan, lalu mereka diminta memutar kursi agar duduk saling berhadapan untuk membentuk kelompok sesuai deretan kursi. Semua pilihan tersebut harus didiskusikan kelompok-kelompok tersebut dengan memberikan argumentasi yang mendetil. Lalu, Prof. Arief meminta orang-orang untuk maju dan menjelaskan apa keputusan kelompoknya disertai dengan argumen. Suasana diskusi yang dibangun oleh Prof. Arief mengundang perhatian penuh dari para peserta pelatihan. Prof Arief menekankan pentingnya menciptakan suasana yang mendukung dalam proses belajar. “Suasana itu bisa mengembangkan potensi,” tutup beliau.

Reporter: Ahmad Fadhil


scan for download