ITB Adakan Simulasi Evakuasi Gempa

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id – Bencana alam dapat datang sewaktu-waktu sehingga kita harus selalu siap menghadapi keadaan-kedaan darurat yang timbul sejak sebelum hingga sesudah bencana terjadi. Untuk itu, ITB dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis (UPT ) Keamanan, Kesehatan, serta Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) mengadakan simulasi evakuasi gempa pada hari Jumat (28/04/17) yang diikuti seluruh civitas akademika ITB di kampus Ganesha, Jatinangor dan Gedung Rektorat dalam rangka persiapan menghadapi gempa sekaligus peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang ditetapkan setiap tanggal 26 April oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Acara dimulai tepat pada pukul 11.00, diawali dengan pembunyian sirine yang menandai awal simulasi. Para peserta yang berada di lantai dasar tiap ruangan diarahkan menuju titik kumpul terdekat dari posisi mereka sedangkan peserta lain yang berada di lantai-lantai atas diminta untuk tetap tinggal di ruangan sembari melindungi diri dari timpaan barang-barang dengan bersembunyi dibalik meja serta menghindari barang-barang yang mudah pecah seperti lemari kaca dan jendela. Para peserta, baik yang berada di titik kumpul maupun di dalam ruangan harus menunggu hingga keadaan dianggap sudah aman hingga kegiatan simulasi dinyatakan selesai.

Ditemui di Lab Doping ITB, Kepala UPT K3L ITB, Dr. Yogi Wibisono Budhi, ST., MT. mengatakan bahwa simulasi ini bertujuan untuk membentuk budaya disaster resilient campus atau kampus tanggap bencana. Dari latihan yang dilakukan ini akan bisa dilakukan evaluasi terhadap kesiapsiagaan kampus dalam menanggapi bencana dan melakukan upaya pengamanan asset, terutama asset manusia di ITB.

Untuk sosialisasi, ITB memberi surat edaran kepada semua unit, baik sekolah, fakultas, program studi, pusat-pusat, maupun mahasiswa. Dengan begitu, setidaknya hal-hal teoretis tentang apa-apa saja yang harus dilakukan saat bencana terjadi bisa dipelajari. Setelah itu, barulah simulasi dilakukan sebagai praktik yang mendampingi hal-hal teoretis tersebut. Setiap awal semester, Keamanan, Keselamatan Kerja dan Keterandalan Gedung (K3G) juga rutin melakukan safety induction atau pemberian informasi terkait keamanan dan kebencanaan pada tiap lingkungannya. Semua usaha sosialisasi ini adalah upaya ITB dalam memulai pembentukan budaya terkait penanganan kebencanaan.

Beliau juga berpesan bahwa setiap civitas akademika dan tamu ITB wajib mematuhi dan mengikuti panduan dari petugas saat bencana terjadi, seperti arahan petugas untuk menuju titik kumpul. Titik kumpul sudah dipilih dengan memperhitungkan keamanan dari kemungkinan runtuhan gedung. Simulasi ini direncanakan rutin digelar setiap tahun.

Reporter: Ahmad Fadhil


scan for download