3rd HVACR Class: Penggunaan Bahan Berubah Fasa untuk Penghematan Energi

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Saat ini, isu energi dan lingkungan sudah menjadi topik umum dan sering diperbincangkan, termasuk oleh mahasiswa dan tenaga pengajar di lingkungan ITB. Refrigeran digunakan sebagai fluida kerja yang digunakan pada suatu sistem refrigerasi yang terpasang pada suatu peralatan proses, atau pada suatu ruangan. Namun, beberapa jenis refrigeran yang pernah digunakan seperti Chlorofluorocarbon (CFC) memiliki dampak buruk pada lingkungan sehingga diperlukan suatu jenis refrigeran lain yang memberikan kinerja yang sama dengan refrigeran komersial lainnya namun memiliki daya dukung lingkungan yang tinggi. Berangkat dari kebutuhan ini, American Society of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engineers ITB Student Branch (ASHRAE-ITB SB) menggelar 3rd Heating, Ventilating, Air Cooling, and Refrigeration (HVACR) Class berjudul “Penggunaan Bahan Berubah Fasa untuk Penghematan Energi: Pengondisian Udara & Refrigerasi” yang dipaparkan oleh Yuli Setyo Indartono, Dr. Eng anggota Kelompok Keahlian (KK) Konversi Energi Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB. Kelas yang terbuka bagi mahasiswa ITB, khususnya mahasiswa dari program studi Teknik Mesin, digelar hari Sabtu (25/03/17) bertempat di Ruang 4102 FTMD ITB.

Penggunaan Phase Changing Material (PCM) sebagai Alternatif Refrigeran

Penggunaan refrigeran sebagai fluida kerja pada sistem refrigerasi sudah dimulai sejak tahun 1930an, dimana peneliti berhasil menemukan senyawa bernama CFC yang dapat dimanfaatkan sebagai refrigeran yang memiliki kinerja yang baik. Namun, penggunaan CFC terpaksa dihentikan akibat penelitian di tahun 1974 yang menunjukkan bahwa CFC memiliki nilai Ozon Depleting Potential (ODP) dan Global Warming Potential (GWP) yang sangat tinggi. Sejak saat itu, jenis refrigeran lain yang lebih ramah lingkungan dan memiliki indeks ODP yang relatif rendah mulai diteliti dan dikembangkan. Salah satu yang berpotensi tinggi adalah hidrokarbon (HC), yang memiliki indeks ODP nol dan GWP rendah.

Saat ini, disamping pengembangan refrigeran berbasis hidrokarbon dan senyawa organik lainnya, pengembangan refrigeran berbasis PCM mulai dikembangkan saat ini. PCM ini banyak digunakan dan dianggap memiliki banyak keunggulan. Salah satunya karena PCM memanfaatkan kesetimbangan padat-cair pada suatu senyawa. Kesetimbangan padat cair ini memiliki perbedaan nilai spesific volume yang jauh lebih rendah bila dibandingkan kesetimbangan uap-cair. Selain itu, pada perubahan temperatur yang rendah, tingkat energi yang dapat disimpan dalam PCM ini sangat tinggi, sehingga sifat inilah yang dianggap sebagai keunggulan utama pemanfaatan PCM. Beberapa senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai PCM diantaranya trimethylolethane (TME), kalsium klorida (CaCl2), Amonium hidrofosfat (NH2HPO4), bahkan biodiesel.

Penelitian yang dilakukan di FTMD ITB terkait PCM ini meliputi penggunaan PCM sebagai secondary refrigerant pada sistem chilled water, penggunaan Micro-encapsulation PCM (ME-PCM) pada dinding bangunan, serta penggunaan campuran refrigeran komersial serta senyawa-senyawa PCM sebagai tipe refrigeran baru. Penelitian-penelitian ini ditujukan untuk menurunkan beban kompresor, serta mencari tiper refrigeran berkapasitas panas yang tinggi.

Tentang ASHRAE-ITB SB

ASHRAE-ITB SB merupakan suatu platform bagi mahasiswa yang tertarik dengan bidang pemanasan, refrigerasi, dan pengondisian temperatur untuk mengembangkan ide serta memberikan kontribusi nyata untuk memberi perubahan yang lebih baik pada lingkungan sekitar dengan slogan "Shaping Tomorrow's Built Environment Today." Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan ASHRAE-ITB SB diantaranya buletin ASHRAE Times, HVACR class, serta ekskursi.


scan for download