Technology-Based Business Demo Day: Pintu Gerbang Entrepreneur Muda ITB

Oleh Yasmin Aruni

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Kemajuan sebuah bangsa dapat dinilai dari beberapa aspek penting , diantaranya kecanggihan teknologi dan jumlah entrepreneur yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Kombinasi dari keduanya dinamakan technopreneur. Indonesia dengan potensi sumber daya manusia yang besar tentunya dapat menghasilkan bibit technopreneur yang berkualitas dalam kuantitas yang besar pula. Guna mengeskalasi potensi tersebut, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB) bekerja sama PT Kibar Kreasi Indonesia kembali mengadakan sebuah acara sekaligus sebagai penilaian tugas akhir dari mata kuliah Tech-Based Business (TBB) pada Jumat (13/05/16) di Aula Timur ITB.

Acara yang terbuka bagi kaum akademisi ITB ini terdiri dari 3 sesi yang dibuka dengan kata sambutan dan presentasi dari Dr. H. Dudi Sudrajad Abdurachim, M.T. selaku Kepala Dinas KUMKM Jawa Barat. Sesi pertama berupa diskusi panel yang bertema "Enhancing Ecosystem for Techonopreneurship" dengan mengundang pembicara diantaranya Dudi, Puja Pramudya (Co-founder & Technology Director dari Radyalabs), Wawan Dhewanto, Ph.D yang merupakan Ketua Program Studi Kewirausahaan SBM ITB dan Dimas Satrio (Community Leader, FOWAB). Diskusi yang membahas mengenai perkembangan technopreneurship di Indonesia ini berhasil menarik perhatian para hadirin di acara tersebut.

Sesi kedua yaitu pitching dari peserta TBB yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok. Dalam sesi ini, tiap kelompok mempresentasikan karya dari perusahaan rintisan (start-up) masing-masing kelompok. Mulai dari latar belakang sampai target pencapaian start-up, semua dijelaskan secara rinci. Pada akhir presentasi, para hadirin diberi kesempatan untuk memberi komentar dan pertanyaan pada tiap kelompok. Berlanjut pada sesi yang ketiga berupa sesi berbagi dengan mengundang dua pembicara, yaitu M. Sena Luphdika (Co-founder dari Meridian.id) sebagai alumni TBB angkatan pertama dan Gilang Agustiar (Founder dari Metagraf) sebagai alumni TBB angkatan kedua. Kedua pembicara memiliki harapan agar mahasiswa ITB saling berkolaborasi dalam menghasilkan sebuah karya karena engineering tidak bisa berdiri sendiri.

Pada akhir acara, panitia mengumumkan pemenang sesi pitching. Adapun ketujuh start-up tersebut adalah Berorganik, Mupuk, Preve, Towa, Mlaku, Charenji dan Tutti. Dengan persaingan yang cukup ketat dan penilaian yang tidaklah mudah, akhirnya panitia mendapatkan dua pemenang dengan kategori The Most Favorite Start-Up yang jatuh kepada Tutti yang menghadirkan sebuah aplikasi untuk membantu para musisi lokal agar mendapat kesempatan terkoneksi dengan musisi lain serta mempromosikan dirinya sendiri. Penghargaan kategori Judges Choice diberikan kepada Berorganik yang menghasilkan karya berupa aplikasi untuk menemukan produsen produk organik dalam bentuk katalog. Meskipun hanya dua pemenang, ketujuh start-up karya mahasiswa ITB ini telah berhasil memukau para pengunjung dalam acara tersebut dengan ide yang brilian serta hasrat yang kuat dalam memajukan bangsa Indonesia.

ITB Journalist Apprentice 2016

Raymond Napitupulu (Teknik Geofisika 2013)


scan for download