MBA ITB 2016: Brand Imaging Exhibition of CCE 54

Oleh Yasmin Aruni

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir semester mata kuliah Design Thinking, mahasiswa Master of Business Administration (MBA) ITB mengadakan pameran bertajuk Brand Imaging Exhibition of CCE 54. Pameran tersebut diadakan di Perpusatakaan Pusat ITB pada Selasa-Kamis (19-21/04/16). Dengan mengangkat tema Visual Identity in a Brand, 50 mahasiswa MBA ITB dengan latar belakang pendidikan yang berbeda memamerkan idenya dalam membuat sebuah produk bisnis milik mereka sendiri. Walaupun rata-rata merupakan start-up business,  tapi tidak sedikit pula bisnis yang memang sudah berjalan beberapa tahun dan meraup omzet yang lumayan besar. Bagi mahasiswa yang baru mempunyai ide pun diperbolehkan untuk membuat prototype produk terlebih dahulu.

Kurang lebih terdapat 50 stand dengan produk yang berbeda, mulai dari makanan, minuman, pakaian, software, jasa, dan lain-lain. Para mahasiswa bebas memilih tema untuk produk bisnisnya, namun yang terpenting bisnis tersebut realistis dan dapat dijalankan. Dengan begitu, mahasiswa dapat berinovasi dan berkreasi lebih dalam. Uniknya, rata-rata mahasiswa MBA ITB merupakan Chief Excecutive Officer (CEO) dari produk bisnis yang mereka buat. Untuk produk baru yang belum berjalan sebelumnya, pengerjaan produk bisnis ini rata-rata memakan waktu sebulan dengan modal sendiri. Sedangkan untuk produk yang memang sudah berjalan, modal didapatkan dari investor, bank, ataupun business pitching.

MBA ITB menjadi fasilitator dalam proses pembuatan produk bisnis ini, yaitu dengan memberikan program mentoring dan business pitching. Di sini, para mahasiswa difasilitasi seorang mentor yang berpengalaman dalam bidangnya untuk berbagi dan berdiskusi mengenai produk yang akan mereka buat dan jalankan. Sedangkan business pitching adalah program yang memungkinkan para mahasiswanya untuk mempresentasikan produk bisnis mereka di depan investor. Taufik dan Qika, salah satu peserta pameran, menuturkan bahwa kesulitan terbesar dalam membuat produk bisnis sendiri adalah bagaimana cara mem-branding produk dan membangun paradigma tentang produk tersebut di masyarakat. "Branding tidak harus luxury, tapi branding kita dapat menentukan positioning di market kita itu bagaimana." ujar Qika. Qika pun menambahkan bahwa yang terpenting dalam membuat bisnis adalah mental yang kuat. "Jika bisnis terus dijalani, maka suatu hari pasti akan sukses. Kebanyakan, bisnis yang baru berjalan beberapa bulan sudah ganti produk atau berhenti." tambahnya.

 

Cindy Meilita

ITB Journalist Apprentice 2016


scan for download