ITB Gelorakan Semangat Maritim dalam Peringatan 95 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Sudah menjadi tradisi bagi Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memperingati hari lahir Technische Hogeschool (TH) atau sekolah tinggi teknik di Bandung pada 1920 silam. Peringatan ini bukan hanya mengenai internal TH Bandung, yang sekarang telah berkembang menjadi ITB, melainkan juga sebagai peringatan akan adanya Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI). Jumat (03/07/15), ITB melangsungkan Sidang Terbuka dalam rangka memperingati hari jadi PTTI ke-95 yang merupakan momen historis bagi bangsa ini. Sidang yang digelar di Aula Barat ITB ini menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. D. Indroyono Soesilo, M.Sc., untuk menyampaikan sebuah orasi ilmiah.

Sebelum terbentuknya TH Bandung, Indonesia telah memiliki berbagai bentuk teknologi non-modern, seperti pangan, obat dan sandang, bangunan permukiman, peralatan produksi, perkapalan, dan lain sebagainya. Bahkan, kerajaan-kerajaan besar yang dahulu sempat ada di Indonesia menjadi kekuatan maritim yang besar karena teknologi perkapalan, seperti Sriwijaya, Majapahit, dan Kesultanan Aceh. ''Dengan berdirinya TH Bandung pada tahun 1920, kebudayaan Indonesia memasuki suatu era baru dimana kebudayaan-kebudayaan tradisional bertemu dengan kebudayaan modern,'' ujar Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi (Rektor ITB) dalam sambutannya pada sidang tersebut.

Jaringan Inovasi Nasional Justru Melalui Laut

Kadarsah juga memaparkan kondisi setelah usainya Perang Dingin, yaitu meluasnya Liberalisasi Perdagangan Global serta tantangan dalam penguatan daya saing industrial. Bangsa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berperan dalam globalisasi serta diperhitungkan dalam pergaulan global. Indonesia kaya akan sumber daya alam, baik dalam bentuk sumber daya mineral, maupun sumber daya hayati. Gagasan yang digulirkan pemerintahan Presiden Jokowi mengenai Poros Maritim merupakan hal yang strategis untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi pelaku penting dalam globalisasi.

Menanggapi permasalahan itu, Prof. Dr. Ir. D. Indroyono Soesilo, M.Sc. pun menghadirkan orasi ilmiah yang berjudul 'Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Pembangunan Kemaritiman Indonesia'. Lulusan Teknik Geologi ITB ini memaparkan proses bangsa Indonesia dalam mengusahakan kedaulatan Indonesia atas wilayah lautnya yang dikenal sebagai The Archipelagic State Concept, yaitu konsep negara kepulauan yang diperkenalkan oleh Ir. H. Djuanda pada 1957 yang terus diperjuangkan oleh para diplomat dan ahli hukum Indonesia hingga luas wilayah laut Indonesia ditetapkan dan diakui internasional dalam UNCLOS 1982.

''Tanpa Iptek, laut hanyalah hamparan air yang berwarna biru. Namun, dengan Iptek dan inovasi, maka melalui wahana laut dapat dibangunkan sistem transportasi modern, dapat dikembangkan industri perikanan dengan sistem rantai dingin yang mutakhir, dikembangkan pula industri biofarmakologi laut, dibangun energi baru dan terbarukan dari laut, dikembangkan sistem pertahanan dan keamanan laut mutakhir serta dikembangkan sistem pemantauan laut modern guna mengantisipasi perubahan iklim global,'' tutup Indroyono.

Setelah orasi ilmiah, terdapat pemberian penghargaan ITB kepada kepada 25 orang yang telah berjasa atau berprestasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan IPTEKS maupun pengembangan ITB dan kepada 23 orang pimpinan badan-badan utama ITB yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama, yaitu penghargaan yang diberikan kepada pejabat pemerintah yang telah menunjukkan jasa dan pengabdian yang luar biasa selama menjabat sebagai Menteri atau Wakil Menteri sehingga bermakna bagi ITB, diberikan kepada Prof. Dr. Ir. D. Indroyono Soesilo, M.Sc. (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia ke-3) dan Ir. Susilo Siswoutomo (Wakil Menteri ESDM Indonesia ke-4).


scan for download