UPT K3L ITB Selenggarakan Pengenalan Keselamatan Kerja Laboratorium dan Simulasi Pemadaman Kebakaran

Oleh Bangkit Dana Setiawan

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id - Keselamatan adalah faktor utama dalam melakukan sebuah pekerjaan. ITB merupakan salah satu perguruan tinggi yang mayoritasnya fokus kepada sains dan teknologi. Oleh karena itu kesadaran akan keselamatan kerja sangatlah penting untuk dimiliki oleh seluruh civitas academica ITB. Sehubungan dengan ini Unit Pelaksana Teknis Keamanan, Kesehatan, Keselamtan Kerja, dan Lingkungan (UPT K3L) ITB mengadakan kegiatan safety induction pada  Rabu(25/03/15) dan bertempat di Ruang Auditorium CC Timur.

Yogi Wibisono Budhi selaku  ketua K3L-ITB menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk dilakasanakan secara rutin di ITB. Ditambah lagi dengan kejadian kecelakaan di laboratorium yang baru-baru ini dialami oleh salah satu universitas di Indonesia  turut melatarbelakangi adanya kegiatan ini. Kali ini yang menjadi peserta adalah seluruh asisten praktikum laboratorium dari beberapa program studi di ITB.

Sebelum mulai menjelaskan mengenai keselamatan kerja, Yogi terlebih dahulu menyampaikan mengenai jalur evakuasi yang bisa digunakan apabila terjadi kecelakaan di Ruang Auditorium CC Timur. Yogi menerangkan bahwa penyampaian jalur evakuasi ini sangat penting dilakukan di awal dan memang harus selalu disampaikan sebelum memulai acara apapun. Hal ini dilaksanakan untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan dan tentu saja meminimalisir efek dari kecelakaan tersebut.

Selama ini kecelakaan yang terjadi penyebabnya 80-90% dikarenakan perilaku yang tidak aman, sedangkan sisanya baru disebabkan oleh karena kondisi yang memang tidak aman. "Perilaku tidak aman yang paling sering ditemukan pada mahasiswa adalah seringnya bekerja tanpa izin diluar jam kerja, tanpa menghiraukan keselamatan, menggunakan peralatan yang tidak standar, dan sebagainya," jelas Yogi. Oleh karena itu sangat perlu untuk dibentuk suatu sistem keselamatan yang baik dan secara otomatis akan mengubah perilaku manusianya.

Kegiatan safety induction lebih ditekankan kepada keselamatan kerja di dalam laboratorium. Peraturan mengenai keselamatan kerja di laboratorium ini sudah mulai harus dipatuhi sebelum memasuki hingga saat sebelum meninggalkan laboratorium. Sebelum memasuki ruangan laboratorium, praktikan maupun asisten diwajibkan untuk memaikai alat pelindung diri, seperti jas lab, goggle, masker sarung tangan dan sebagainya. Selain itu praktikan juga harus sudah memahami penanganan bahan kimia maupun alat yang akan digunakan. "Semua yang akan melakukan praktikum harus sudah membaca Material Safety Data Sheet (MSDS), Hazard Operability (HAZOP), Job Safety Analysis (JSA), Work Instruction (WI) guna mengetahui penanganan yang dilakukan terhadap bahan kimia maupun alat selama percobaan," jelas Yogi.

"Tidak jarang terjadi kejadian praktikan pingsan di dalam Laboratorium. Yang harus dilakukan adalah jangan panik dan gegabah untuk menolong korban," himbau Yogi. Terdapat beberapa ketentuan untuk menolong korban pingsan dalam laboratorium, yakni penyebab pingsannya korban harus diketahui terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban, karena apabila penyebanya adalah kebocoran gas beracun, penolong yang tidak berpengalaman akan berpotensi terancuni juga. Oleh karena itu sebaiknya hubungi petugas untuk menolong.

Selain menjelaskan mengenai keselamatan kerja di Laboratorium, K3L juga mengadakan simulasi pemadaman kebakaran dalam rangkaian safety induction ini. Dalam melakukan usaha pemadaman kebakaran, yang harus diketahui terlebih dahulu adalah api penyebab kebakaran tersebut. Api diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, yakni kelas A berasal dari kayu, kertas, plastik; Kelas B disebabkan oleh bahan bakar seperti bensin, minyak tanah; Kelas C akibat dari adanya hubungan pendek arus listrik, dan kelas D dikarenakan oleh logam-logam yang mudah terbakar. Pengetahuan mengenai kelas api ini akan digunakan untuk menentukan jenis penggunaan jenis pemadam kebakaran.

Simulasi pemadaman kebakaran ini dilangsungkan di Lapangan CC Timur ITB dan alat pemadam yang digunakan adalah karung goni yang dibasahi air dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Disini peserta safety induction bukan hanya sebagai penonton, melainkan berkesempatan untuk mencoba sendiri memadamkan api secara langsung, baik dengan karung goni basah maupun dengan APAR.
"Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memadamkan api adalah jenis pemadam api yang digunakan, tanggal kadaluarsa, pemadaman api harus dilakukan di pusat api bukan di lidah api, dan kita harus memadamkan api sesuai dengan arah angin, jangan sekali-kali melawan arah angin karena akan membahayakan diri kita sendiri," himbau salah satu petugas K3L saat medemonstrasikan proses pemadaman kebakaran.

Safety ini diutamakan guna melindungi tiga aspek penting perguruan tinggi, yakni manusia sebagai bibit unggul generasi penerus bangsa, karya ilmiah disertasi, tesis, dan sebagainya, serta bangunan seperti lab, fasilitas riset, perpustakaan, dan lain-lain. "Sekarang ini ITB sedang berusaha untuk membangun budaya keselamatan kerja, karena budaya keselamatan kerja ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus terus dipupuk dan dibiasakan dari awal," jelas Yogi.


scan for download