Pasar Seni ITB 2014: Antara Aku, Kita, dan Semesta

Oleh Annisa Mienda

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id-Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB kembali mengadakan pegelaran seni terbersar se-Asia Tenggara, Pasar Seni ITB 2014 pada (23/11/14). Acara yang berlangsung pukul 08.00-16.00 tersebut digelar di Kampus ITB dan sepanjang Jalan Ganeca. Tampak antusiasme warga yang sangat besar pada event yang dilaksanakan empat tahun sekali tersebut, terlihat dari hadirnya ribuan pengunjung baik dari dalam maupun luar kota Bandung. 

Tabuhan gong sebanyak sebelas kali oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan, membuka pasar Seni ITB 2014. Pada sesi pembukaan tersebut, disampaikan pula sambutan oleh Ketua Pelaksana Pasar Seni 2014, Ignatius Gerry Apriyan dan A.D. Pirous, seniman profesional lulusan FSRD ITB yang telah berkiprah di dunia seni selama puluhan tahun. Selama kegiatan berlangsung, terdapat enam wahana unik dan kreatif yang sarat akan makna, diantaranya Museum satu, Kotak Kontak, Fast At, Tak Kenal Maka Tak Sayang, Semestarium, dan Kompleks Karya Raya. Tak hanya kesenian, pada wahana Museum Satu dipamerkan pula hasil karya mahasiswa ITB dari berbagai jurusan. Sebanyak 347 stand produk, seni, dan kuliner juga turut berpartisipasi meramaikan Pasar Seni. Acara ini juga semakin dimeriahkan oleh suguhan alunan lagu dari para pemusik di beberapa panggung yang tersebar di area Pasar Seni.

Pasar Seni kali ini mengangkat tema "Antara Aku, Kita, dan Semesta". Ini merupakan Pasar Seni yang ke-11 kalinya dilaksanakan oleh FSRD ITB, setelah pasar Seni pertama dilaksanakan pada tahun 1972. Hal yang hendak disampaikan pada pasar seni kali ini adalah fenomena sosial, terutama mengenai porsi individu dalam bermasyarakat. Hal ini diangkat atas dasar kekhawatiran terhadap perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang telah membuat manusia terpecah ke dalam segmen-segmen yang semakin eksklusif. Diharapkan dengan melalui tema tersebut, manusia dapat melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri dan menyadari bahwa pada hakikatnya, dirinya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Seperti pasar seni sebelumnya, Pasar Seni 2014 membebaskan seluruh lapisan masyarakat untuk berkunjung ke setiap bagian pasar seni secara gratis. Pasar Seni yang dilaksanakan di ruang public memungkinkan terbukanya akses terhadap berbagai karya seni bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui pertemuan antara insane kreatif dan masyarakat di Pasar Seni, diharapkan karya dan seni rupa dapat semakin termasyarakatkan.

Sampai jumpa di Pasar Seni selanjutnya! 
Dokumentasi dari berbagai sumber

scan for download