Rekayasa Kehutanan ITB 2013: Mempelajari Karakter Tumbuhan Hutan Dataran Tinggi di TBMK

Oleh Nida Nurul Huda

Editor -

BANDUNG, itb.ac.id- Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan, program studi Rekayasa Kehutanan ITB  mengadakan kuliah lapangan di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK). Kuliah Lapangan tersebut dilaksanakan selama dua hari pada Sabtu-Minggu, (25-26/10-2014). Kuliah lapangan ini merupakan kuliah lapangan perdana bagi mahasiswa Rekayasa Kehutanan ITB 2013. Adanya kuliah lapangan bertujuan untuk memahami materi-materi praktikum yang telah diajarkan sebelumnya, dimana mahasiswa dapat melihat secara langsung objek yang tidak dapat disediakan di dalam praktikum.

Mengenal Karakteristik Tumbuhan Tingkat Tinggi

Tumbuhan merupakan komponen utama yang menyusun hutan. Oleh karena itu, pemahaman dalam mengetahui karakter-karakter morfologi untuk mengidentifikasi tumbuhan menjadi penting untuk dipelajari. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui  berbagai potensi dalam pengembangan kehutanan di masa yang akan datang. TBMK merupakan salah satu kawasan konservasi yang representatif untuk menggambarkan hutan dataran tinggi atau pegunungan.


Dalam kuliah lapangan ini mahasiswa diajak dalam berbagai kegiatan, seperti trekking dan mengidentifikasi berbagai tumbuhan sepanjang jalur trek, mencari jenis tumbuhan sesuai karakter dan deskripsi yang telah diberikan, dan me-review jenis tumbuhan dan karakternya secara lisan sepanjang jalur trek. Mahasiswa diberikan lembar pengamatan yang berisi nama spesies, nama lokal, dan karakternya. Setiap tumbuhan yang ditemui dicatat dalam lembar pengamatan. Selanjutnya, hasil yang didapat menjadi data inventarisasi tumbuhan di TBMK.


Selain itu, mahasiswa juga mengambil beberapa sampel tumbuhan untuk dibuat herbarium (awetan tumbuhan) dan dideskripsikan karakternya. Mahasiswa juga dituntut mengetahui  karakter khas tumbuhan seperti tanaman Puspa (Shima walichii) yang memiliki karakter daun muda berwarna merah dan bunganya yang khas berwarna putih dan wangi. Sampel-sampel tersebut terdiri dari famili jenis yang telah ditentukan sebelumnya setiap kelompok. Kegiatan-kegiatan ini tak lain agar mahasiswa memiliki kompetensi untuk mengidentifikasi tumbuhan di dalam hutan, yang kelak akan menjadi skill yang penting dalam dunia kerja nanti.


"Dengan adanya kuliah lapangan, saya dapat mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari dalam praktikum dan menjadi mudah untuk mengidentifikasi tumbuhan melalui karakter morfologi yang terlihat. Kuliah lapangan juga didesain dengan metode menarik sehingga lebih menyenangkan", komentar Muhammad Adi Rini (Rekayasa Kehutana ITB 2013).


Sekilas Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK)

Selain mempelajari karakter-karakter tumbuhan hutan dataran tinggi, kuliah lapangan perdana ini juga bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa pada kawasan konservasi. Kawasan konservasi merupakan salah satu objek penting bagi mahasiswa rekayasa kehutanan dalam pengelolaan hutan Indonesia.


Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi termasuk ke dalam kawasan pelestarian alam yang fungsi kawasannya ditujukan terutama untuk kepentingan rekreasi dan wisata berburu. Kawasan yang memiliki luas sekitar 12.000 ha  merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk yang juga menjadi penyangga bagi sungai Citarum, sungai terbesar di Jawa Barat. Selain sebagai kawasan penyangga, kawasan ini menjadi kawasan pengawetan bagi  populasi Owa jawa (Hylobates moloch) dan Kukang jawa (Nycticebus javanicus), juga sebagai tempat pengembangan pemulihan satwa buru, seperti rusa.

sumber foto: dokumentasi pribadi


scan for download